Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KEPALA Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati menyebut negara-negara pesisir Samudra Hindia harus terus meningkatkan dan memperkuat Sistem Mitigasi dan Peringatan Dini Tsunami. Menurutnya, hal tersebut sangat penting guna mereduksi risiko bencana tsunami, utamanya dalam meminimalisir jumlah korban.
Dwikorita menyebut bahwa Samudra Hindia merupakan salah satu wilayah di dunia yang sangat rawan terhadap tsunami. Samudra Hindia terdiri dari dua zona subduksi yang dapat menyebabkan tsunami di seluruh samudra.
“Ancaman tersebut harus diantisipasi dengan membangun kapasitas seluruh negara anggota agar dapat merespon peringatan dini tsunami secara cepat, tepat, dan akurat,” ungkap Dwikorita dalam kegiatan Steering Group Meeting inter-governmental Coordination Group on Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System (ICG/IOTWMS) yang dilaksanakan di Hyderabad, India, selama 5 hingga 7 Februari.
Baca juga : Dampak Siklon Tropis Anggrek dan Bibit Siklon ke Indonesia
Peringatan Dini Tsunami secara cepat, tepat dan akurat dilakukan sebagai upaya dalam peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat, serta peningkatan keterjangkauan informasi kepada masyarakat. Salah satu cara untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman tsunami, tambah dia, yakni dengan membentuk Tsunami Ready Community yakni program peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman tsunami berbasis pada 12 indikator aspek penilaian potensi bahaya, kesiapsiagaan, dan respon yang telah ditetapkan UNESCO-IOC
"Saat ini telah terdapat 12 Komunitas Tsunami Ready di Samudra Hindia yang diakui Unesco, dimana 10 diantaranya merupakan Komunitas Tsunami Ready dari Indonesia, dan 2 komunitas lainnya dari India. Saya berharap jumlahnya akan semakin bertambah dari negara-negara lain," ujarnya.
Lebih lanjut, Dwikorita juga menyampaikan bahwa ICG/IOTWMS yang dipimpinnya, secara aktif memberikan pendampingan kepada seluruh negara yang memiliki potensi tsunami di Samudra Hindia untuk membangun dan meningkatkan Sistem Peringatan Dini dan Mitigasi Tsunami di negaranya. Oman, Seychelles dan Timor Leste adalah contoh dari negara yang mendapatkan dampingan penguatan kapasitas melalui Training Tsunami Ready.
Baca juga : Kepulauan Mentawai Diguncang Gempa M5,2, tidak Potensi Tsunami
Peristiwa Tsunami Aceh, Tsunami Palu serta Tsunami Selat Sunda, lanjut Dwikorita, menunjukkan bahwa selain membangun sistem peringatan dini yang cepat, tepat, dan akurat, juga dibutuhkan kesiapan masyarakat dalam merespon peringatan dini tersebut. Maka dari itu, BMKG terus gencar mengkampanyekan “Early Warning, Early Action” guna semakin meminimalisir risiko yang mungkin ditimbulkan.
Dalam Steering Group Meeting tersebut, yang diselenggarakan di Indian National Centre for Ocean Information Services (INCOIS), dibahas berbagai Progress capaian dan rencana aksi untuk memperkuat Sistem Mitigasi dan Peringatan Dini Tsunami di Samudra Hindia.
Sejalan dengan mandat Sekjen PBB bahwa 100% komunitas rawan Tsunami harus siap dan diperkuat dengan Peringatan Dini yang handal, beberapa isu dan tantangan dibahas dalam pertemuan ini.
Baca juga : Gempa Magnitudo 5,9 Guncang Banten, Getaran Terasa sampai Bandung
Diantaranya, perlunya segera dikembangkan teknologi untuk memberikan Peringatan Dini Tsunami Non-seismik. Saat ini banyak negara di dunia masih belum terlindungi dengan Peringatan Dini Tsunami non seismik, karena memang belum ditemukan teknologi yg mumpuni dan benar-benar sudah teruji untuk non seismik Tsunami.
Dengan masih adanya keterbatasan teknologi untuk mitigasi dan peringatan dini Tsunami, kearifan lokal dan kapasitas komunitas masyarakat pantai rawan Tsunami harus terus ditingkatkan dan diperkuat, antara lain melalui Program Tsunami Ready (UNESCO), serta Destana (Desa Siaga Bencana) dan Katana (Keluarga Siaga Bencana) yg dicanangkan Pemerintah Indonesia (BNPB).
Selain itu, dibahas pula pentingnya terus digalakkan penguatan Kapasitas negara-negara anggota ICG/IOTWMS, serta penerapan Program dan Aksi Tsunami Ready untuk infrastruktur kritis dan pertukaran data monitoring untuk Peringatan Dini. (Z-8)
SEJAK tsunami Pangandaran pada 2006, tim peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN menyimpulkan bahwa tsunami raksasa di selatan Jawa memang pernah terjadi berulang. R
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah pesisir untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa dan tsunami yang dapat terjadi kapan saja.
KEKHAWATIRAN akan tsunami besar di wilayah Pasifik mulai mereda pada Rabu (30/7), setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,8 mengguncang wilayah terpencil di Semenanjung Kamchatka, Rusia.
Pemerintah Jepang hingga saat ini masih belum mengakhiri peringatan tsunami imbas gempa Rusia dengan magnitudo 8,8 yang terjadi pada Rabu, 30 Juli 2025.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada Rabu (30/7) malam, resmi mengakhiri peringatan tsunami yang sebelumnya dikeluarkan pascagempa Kamchatka di Rusia.
GEMPA bumi yang terjadi di Kamchatka, Rusia sebesar Magnitudo 8,7 dapat meminimalisir jumlah korban didukung karena sistem peringatan dini yang sangat baik.
Foto satelit menampilkan pemandangan 10 “pusaran gelap” yang berputar di atas sebuah pulau vulkanik tak berpenghuni di Samudra Hindia.
Wahana antariksa Kosmos 482 milik Uni Soviet jatuh ke Bumi pada 10 Mei 2025 setelah lebih dari 50 tahun mengorbit.
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) secara resmi menyatakan Siklon Tropis Freddy sebagai siklon tropis terpanjang yang pernah tercatat dalam sejarah. Fenomena itu berlangsung selama 36 hari.
Basarnas melakukan pencarian Kapal Ikan KM Maju Jaya 7 dengan 10 anak buah kapal (ABK) yang hilang kontak di Samudra Hindia setelah adanya cuaca ekstrem
Siklon Tropis Anggrek berpotensi memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia dalam 24 jam mendatang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved