Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Yuk Mengenal Sistem Pengapian Konvensional dan Cara Kerjanya

Meilani Teniwut
04/4/2023 13:30
Yuk Mengenal Sistem Pengapian Konvensional dan Cara Kerjanya
Ilustrasi - sistem pengapian konvensional pada kendaraan ringan.(medcom/ekawan raharja)

PENGAPIAN konvensional adalah salah satu sistem kelistrikan pada kendaraan ringan. Pengapian ini berfungsi membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar melalui percikan bunga api dari bus. 

Untuk mendukung kerja dari sistem ini maka dibutuhkan komponen-komponen sistem pengapian yaitu: baterai, kontak, fuse, coil, distributor dan busi. Kerusakan pada salah satu komponen ini dapat mengganggu kinerja dari sistem pengapian.

Fungsi Sistem Pengapaian Konvensional

Baca juga: Komunitas Toyota Calya Indonesia Deklarasi Logo Baru dan Santunan Ramadan

  1. Untuk menciptakan loncatan bunga api pada busi di waktu yang tepat. Waktunya adalah untuk menciptakan pembakaran antara udara dan bahan bakar bensin.
  2. Untuk menciptakan loncatan bunga api dibutuhkan tegangan listrik yang tinggi. Tegangan tersebut akan menaikkan tegangan baterai sehingga menjadi tegangan tinggi coil melalui hubungan singkat arus primer oleh platina.

Baca juga: AstraPay Dukung Kenyamanan Pemudik dengan Program Menarik

Sistem ini berbeda dengan sistem pengapian CDI yang justru menganut prinsip pengosongan arus pada kapasitor supaya terdapat tegangan pada coil. Berbeda juga dengan sistem pengapian transistor yang tak lagi menggunakan platina.

Setiap sistem pengapian memiliki komponen yang berbeda-beda tergantung bagaimana caranya bekerja. Masing-masing komponen ini memiliki fungsi dan tugas berbeda, namun saling berhubungan untuk menciptakan percikan api.

Komponen dalam Sistem Pengapian Konvensional

Jadi busi tidak bekerja sendiri dalam sebuah kendaraan motor atau mobil untuk bisa menciptakan percikan api. Secara umum ada tiga komponen utama yang penting yaitu Nok, Ignition Coil dan Distributor. 

Berikut ini komponen sistem pengapian konvensional  yang digunakan. 

Baterai

Baterai di sini fungsi utamanya menyediakan arus listrik dengan voltase rendah, yaitu sekitar 12 volt. Selain untuk sistem pengapian, baterai juga memiliki fungsi kelistrikan pada bagian lainnya. 

Contohnya suplai listrik menyalakan klakson, sistem pengisian, dan komponen yang membutuhkan kelistrikan lainnya. Baterai ini lebih sering disebut dengan aki di mana fungsinya sangat penting untuk kelistrikan kendaraan. 

Ignition Coil

Komponen inilah yang berperan besar untuk menaikkan daya dari baterai yang tadinya hanya 12 volt. Daya bisa dinaikan 10 KV bahkan lebih, seperti yang dijelaskan bahwa untuk menciptakan percikan api dibutuhkan tegangan listrik yang tinggi. 

Ignition coil ini memiliki dua jenis kumparan yang masing-masing dililitkan pada bagian inti besi. Di mana kumparan yang pertama disebut kumparan primer, yang akan menerima arus dari baterai dan diputus breaker point atau platina. 

Kumparan kedua atau kumparan sekunder akan menciptakan induksi elektromagnetik ketika arus listrik diputus oleh platina, sehingga bisa membangkitkan tegangan sampai 10 KV bahkan lebih. 

Kumparan primer biasanya menggunakan kawat tembaga yang ukurannya 0,5 hingga 1,0 mm bahkan lebih besar dan gulungannya sedikit. Sedangkan kumparan sekunder lebih kecil dan jumlah gulungannya lebih banyak. 

Distributor

Komponen distributor ini terdiri dari banyak komponen. Di mana fungsi utamanya adalah mendistribusikan tegangan listrik yang sudah dibangkitkan ignition coil ke setiap silinder. Berikut ini macam-macam bagian dari distributor.

Nok

Disebut juga dengan Cam, komponen ini akan membuka platina di sudut poros engkol dengan tepat bagi masing-masing silinder. Nok sendiri terhubung dengan poros distributor dan akan digerakkan poros nok. 

Platina

Pada sistem pengapian konvensional fungsi platina adalah untuk memutuskan arus listrik yang mengalir ke kumparan primer dalam ignition coil. Tujuannya agar ignition coil mampu menciptakan tegangan listrik yang lebih tinggi dari baterai. 

Kondensor 

Sesuai dengan namanya, komponen distributor ini memiliki fungsi utama untuk menyerap loncatan bunga api pada platina. Penyerapan berlangsung ketika terjadi pembukaan yang bertujuan untuk menaikkan tegangan pada coil sekunder. 

Centrifugal Governor Advancer

Fungsi dari komponen ini adalah untuk memajukan pada saat pengapian yang disesuaikan dengan putaran dari mesin. 

Vakum Advancer

Komponen ini dipasang pada bagian distributor dan dihubungkan ke backing plate atau dudukan platina. Bentuknya sendiri seperti piringan yang memiliki dua selang dan dihubungkan ke karburator dan intake manifold. 

Pada saat komponen ini menyala maka akan menggeser backing plate dan menciptakan buka tutup platina. Fungsinya adalah memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin. 

Rotor

Komponen sistem pengapian konvensional ini memiliki fungsi untuk membagikan arus listrik tegangan tinggi yang sudah dihasilkan ignition coil ke busi. 

Distributor Cap

Fungsi distributor ini adalah untuk membagikan arus listrik dari rotor ke kabel tegangan listrik sehingga setiap busi bisa menghasilkan percikan api. 

Busi

Busi merupakan bagian dari distributor yang fungsinya adalah menciptakan percikan bunga api dari elektroda yang sudah didapatkan melalui kabel tegangan tinggi. 

Kabel Tegangan Tinggi 

Komponen dari sistem pengapian konvensional ini memiliki fungsi untuk mengalirkan arus dengan tegangan sangat tinggi ke busi dari ignition coil. 

Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional

Barulah pada saat flywheel diputar sistem starter, maka sistem pengapian akan mengalami pemutusan arus. Rangkaian pengapian ini terhubung dengan crankshaft mesin, jadi saat mesin berputar maka putaran akan menyesuaikan RPM mesin. 

Nok pada distributor jumlahnya sama dengan silinder mesin, di mana pada saat berputar maka akan menyentuh kaki platina dan terjadilah kontak point yang menyebabkan arus primer terputus. 

Pada saat arus di kumparan primer terputus, maka medan magnet yang tadinya terbentuk juga akan padam. Namun medan magnet tersebut akan bergerak ke kumparan sekunder di mana arus tegangan listrik akan meningkat. 

Pergerakan dari pemutusan arus hingga meningkat terjadi dalam waktu yang singkat. Supaya prosesnya berjalan maka dibutuhkan platina yang bisa memutuskan dan menghubungkan arus pada kumparan primer dan sekunder. 

Selanjutnya tegangan listrik yang tinggi tinggal dialirkan ke busi untuk menciptakan percikan api sehingga terjadilah pembakaran dan mesin akan menyala. 

Inilah sistem pengapian konvensional di mana ada beberapa rangkaian penting yang bekerja dengan sangat singkat pada kendaraan Anda. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya