Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PUTUSAN Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 65/PUU-XXI/2023 yang memperbolehkan lembaga pendidikan dijadikan sebagai tempat untuk berkampanye mengundang pro dan kontra. Sebenarnya keputusan itu tidak perlu mengundang pro-kontra karena seharusnya siswa sudah diberikan pendidikan politik secara baik dan benar. Bukan seperti sekarang, hanya dimanfaatkan ketika menjelang pemilu. Itu yang tidak benar.
Pendidikan modern seharusnya tidak hanya berfokus pada penghafalan fakta semata, tetapi juga mengintegrasikan berbagai aspek yang lebih luas, termasuk nilai-nilai demokrasi, keterampilan sosial, pemikiran kritis, dan partisipasi aktif dalam masyarakat, termasuk politik. Sebangun dengan itu, salah satu keterampilan yang paling penting bagi siswa, selain keterampilan sosial dan moral, ialah keterampilan berdemokrasi.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kemendukbud-Ristek, Anindito Aditomo (30 Juli 2021), menyatakan bahwa pendidikan untuk mengenalkan, mempelajari, dan menanamkan prinsip dan nilai-nilai demokrasi adalah salah satu fungsi paling penting dan esensial dari cita-cita kemerdekaan untuk menjadi bangsa yang demokratis. Oleh karena itu, demokrasi didorong untuk dapat diimplementasikan di sekolah (kemdikbud.go.id).
Keterampilan berdemokrasi
Lantas, apa itu keterampilan berdemokrasi? Keterampilan berdemokrasi adalah kumpulan kemampuan dan sikap yang diperlukan untuk berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dalam sistem demokrasi. Jika dilihat dalam pengertian luas, Demokrasi dapat dipahami sebagai cara hidup, seperti sikap toleran, juga kesediaan mendengar dan menerima pendapat orang lain (Print, Orstrom dan Nielson: 2002).
Dengan demikian, keterampilan berdemokrasi dapat dikatakan sebagai sebuah cara hidup yang melibatkan pemahaman, penghargaan, dan penggunaan prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan sekolah, masyarakat, maupun politik.
Keterampilan berdemokrasi memainkan peran penting dalam pendidikan siswa karena mereka adalah generasi masa depan yang harus menghadapi tantangan kompleks dan mengatasi perbedaan pandangan yang ada dalam masyarakat. Mempersiapkan siswa dengan keterampilan berdemokrasi yang kuat ialah langkah yang sangat penting untuk memastikan bahwa mereka bisa menjadi warga negara yang aktif, sadar, dan dapat berkontribusi secara positif dalam membangun masyarakat yang demokratis.
Salah satu alasan mengapa keterampilan berdemokrasi itu penting, karena memberikan siswa pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip demokrasi, seperti kebebasan berbicara, kebebasan berpendapat, dan menghormati hak asasi manusia.
Dengan memahami nilai-nilai tersebut, siswa dapat menerima perbedaan pendapat dan belajar bekerja sama dengan orang-orang yang memiliki pandangan yang berbeda. Keterampilan berdemokrasi membantu siswa melihat masyarakat sebagai entitas lebih besar daripada individu, dan belajar cara berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang bertujuan untuk kepentingan bersama.
Selain itu, keterampilan berdemokrasi juga membantu siswa memahami pentingnya partisipasi politik dalam mencapai perubahan yang diinginkan. Mereka belajar bagaimana cara terlibat dalam pemilihan, melibatkan diri dalam kegiatan lokal, serta memengaruhi kebijakan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis. Dengan merasa terlibat dan memiliki suara dalam proses ini, siswa dapat merasakan dampak nyata dari partisipasi politik mereka, yang dapat mendorong mereka untuk terlibat lebih lanjut dalam pengambilan keputusan di lingkungan masyarakat mereka.
Secara general, keterampilan berdemokrasi adalah hal penting bagi siswa karena dapat membantu mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang pluralistik dan majemuk. Dengan memahami nilai-nilai dasar demokrasi, siswa dapat mengembangkan sikap yang lebih inklusif dan toleran terhadap keberagaman pandangan dan pemikiran.
Mereka juga dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses pengambilan keputusan yang berdampak pada masyarakat. Karena itu, menanamkan keterampilan berdemokrasi tidak boleh diabaikan sebagai investasi penting untuk masa depan masyarakat yang demokratis. Guru harus mampu mendorong siswa untuk belajar menjadi pemimpin serta pengambil keputusan yang bijaksana dan adil.
Pengembangan keterampilan berdemokrasi
Salah satu metode untuk mengembangkan keterampilan berdemokrasi pada siswa dalam lingkungan Sekolah Sukma Bangsa dan juga sekolah lain ialah melalui penyelenggaraan pemilihan ketua kelas atau OSIS yang bersifat demokratis, yakni dipilih oleh siswa, berasal dari siswa, dan untuk kepentingan siswa. Melalui proses pemilihan ini, siswa akan memahami cara melakukan pemilihan dengan bijak serta menghargai hak individu lain untuk memiliki pendapat yang berbeda.
Dengan terlibat dalam proses pemilihan, siswa juga akan belajar tentang tanggung jawab dan akuntabilitas. Terutama, siswa yang bertanggung jawab sebagai anggota panitia seleksi memiliki peran yang penting dalam mempersiapkan dan menyelenggarakan proses demokratis di tingkat kelas mereka.
Selain itu, debat, forum, dan diskusi di dalam kelas dapat berfungsi sebagai sarana untuk merangsang pemikiran kritis dan mendukung kebebasan berpendapat. Dalam konteks ini, penting untuk mengajak siswa menyatakan gagasan mereka dengan menghormati sudut pandang orang lain.
Hal itu akan mendorong mereka untuk menjadi lebih terbuka, toleran, dan menyadari bahwa setiap individu memiliki perspektif yang beragam. Terutama di Indonesia, negeri dengan keragaman suku, agama, dan kelompok, sikap-sikap seperti itu sangat membantu dalam memelihara kesatuan NKRI Keragaman Indonesia tecermin dalam jumlah suku yang mencapai 1.331, dengan 719 bahasa daerah, serta pengakuan resmi terhadap 6 agama yang berbeda hingga saat ini.
Untuk menciptakan lingkungan sekolah yang demokratis, melibatkan siswa dalam proses pengambilan keputusan menjadi hal yang sangat penting. Siswa harus diberi kesempatan untuk memberikan masukan dan terlibat secara aktif dalam proses pengambilan keputusan yang mencakup kepentingan mereka. Tindakan ini dapat mengedukasi mereka tentang prinsip-prinsip dasar demokrasi, seperti transparansi, keadilan, dan penghargaan terhadap pandangan orang lain.
Dengan demikian, pengembangan demokrasi di lingkungan sekolah sangat penting dalam membentuk karakter, keterampilan sosial, dan moral siswa. Melalui partisipasi aktif, pengambilan keputusan yang demokratis, dan keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan, siswa akan menjadi individu yang lebih toleran, bijaksana, dan berpikiran kritis.
Di samping itu, dengan adanya pengembangan keterampilan berdemokrasi pada siswa, maka peningkatan keterampilan sosial lainnya juga meningkat, seperti kemampuan berkomunikasi yang efektif, kompromi, pemecahan masalah, dan kerja sama dalam kelompok. Ini juga mempersiapkan mereka untuk berinteraksi secara efektif dalam lingkungan yang beragam dan mendorong pemikiran kritis serta keberanian dalam mengutarakan pendapat mereka sendiri. Dengan keterampilan berdemokrasi yang kuat, siswa akan memiliki dasar yang solid untuk berperan dalam menciptakan perubahan positif dalam masyarakat mereka.
KETUA DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah proaktif dan menyiapkan strategi menghadapi fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) yang semakin mengkhawatirkan
Rocky Gerung mengatakan bahwa momentum 27 tahun Reformasi bukan sekadar untuk diperingati, melainkan untuk diulangi dalam konteks perombakan struktur politik dan ekonomi Indonesia.
Platform Bijak Memantau resmi diluncurkan pada Selasa (20/5). Platform terseubut dimaksudkan sebagai ruang untuk menavigasi isu kebijakan, dan memantau proses legislasi.
Reformasi yang sudah susah payah dicapai Indonesia pasca 32 tahun Soeharto berkuasa, kini dipaksa putar balik kembali.
DUKUNGAN untuk meningkatkan keterwakilan perempuan pada sektor politik harus konsisten diperkuat demi mewujudkan nilai-nilai kesetaraan dalam setiap kebijakan yang diterapkan.
Kunjungan Didit Prabowo ke kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat Hari Raya Idul Fitri 2025, Senin (31/3), merupakan potret dari politik silaturahmi.
Kenduri Buku yang digelar pada bulan Mei memiliki makna penting bagi dunia pendidikan dan literasi di Indonesia.
Menurut Syamsir, tanpa kerja keras dan kerja sama, semua kegiatan yang terlaksana itu tidak akan memberikan hasil sesuai yang diharapkan.
IMAJINASI merupakan cermin pikiran anak-anak yang muncul secara spontan dan penuh rasa ingin tahu.
PEMERINTAH kembali mengubah haluan kebijakan pendidikan.
DALAM buku Tractatus Logico Philosophicus, Ludwig Wittgenstein menulis, “Tentang apa yang tidak dapat kita bicarakan, kita harus berdiam diri.”
Kesetaraan gender dalam pendidikan bukan hanya soal keadilan, tetapi juga tentang kualitas pembelajaran itu sendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved