Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PDI Perjuangan Jumat (21/4) siang akhirnya resmi mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024. Pencalonannya sebagai presiden pada kontestasi Pilpres 2024 tampaknya bakal mulus, apalagi ingatan rata-rata orang Indonesia pendek.
Artinya, begitu Jumat siang itu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumumkan nama Ganjar, sebagian besar masyarakat kita, terutama pendukungnya, Jumat sore, esok dan seterusnya langsung lupa bahwa sebelumnya mereka pernah misuh-misuh Gubernur Jawa Tengah itu terkait dengan Piala Dunia U-20 yang membuat Indonesia gagal menjadi tuan rumah hajatan bergengsi tersebut.
Saya tidak tahu persis, masyarakat kita memiliki ingatan pendek atau pemaaf sehingga begitu gampang melupakan peristiwa yang sudah-sudah. Jangankan kasus Piala Dunia U-20 yang peristiwanya belum sebulan, kasus KTP elektronik yang pernah ramai lebih dari 10 tahun lalu (nama Ganjar disebut), masyarakat pasti sudah lupa sama sekali. Ibarat laporan keuangan perusahaan, kasus tersebut sudah tutup buku.
Tapi, ya sudahlah, demi kontestasi Pilpres 2024, saya juga oke-oke saja jika kasus-kasus itu ditutupbukukan saja. Buat apa melawan lupa? Saatnya kita melihat ke depan.
Seperti yang diyakini para pendukungnya, Ganjar adalah representasi Jokowi meskipun sebelumnya berembus bisik-bisik Jokowi sudah tidak sreg dengan Ganjar setelah kasus Piala Dunia U-20. Di Koalisi Besar- di sini ada Prabowo Subianto- bahkan menyatakan Jokowi sudah berada di kubu koalisi ini.
Sejak itu kita menduga, Prabowo akan diusung koalisi ini sebagai capres. Kita maklum, sebab sebagai ketua umum Partai Gerindra, dia harus ditempatkan di posisi nomor satu. Cawapresnya bisa siapa saja. Namun, begitu PDIP mencapreskan Ganjar, kita bertanya-tanya, mungkinkah Prabowo ditempatkan sebagai cawapres mendampingi Ganjar?
Semula ketika pencalonan Ganjar oleh PDIP dilakukan di Batutulis, saya menduga Prabowo hadir dan akan dicawapreskan. Sebab lebih dari 10 tahun silam, Megawati pernah membuat perjanjian di Batutulis bahwa pada saatnya Prabowo akan diuwongke sebagai capres atau cawapres oleh Megawati.
Dugaan saya rupanya meleset. Namun, bahwa Ganjar akan dicapreskan PDIP, saya sudah perkirakan jauh-jauh hari. Bahwa Megawati atau PDIP terkesan tidak 'menyukai' Ganjar, saya menganggap ini hanya pura-pura atau sandiwara politik belaka.
Untuk sementara ini, jika Koalisi Perubahan (Partai NasDem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera) tidak pecah kongsi, sudah ada capres yang posisinya sudah jelas untuk berkontestasi pada 2024, yaitu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Lalu bagaimana dengan Prabowo Subianto yang dalam survei selalu menempati posisi nomor dua, bahkan belakangan nomor satu setelah Ganjar terkena kasus Piala Dunia U-20? Jika perjanjian Batutulis dianggap sudah masa lalu atau kadaluarsa, sangat mungkin Prabowo akan diusung sebagai capres oleh Koalisi Besar.
Jika ini yang terjadi, Pilpres 2024 dapat dipastikan akan terjadi dua putaran. Peristiwa demokrasi yang sangat melelahkan karena selain menghabiskan energi, juga biaya. Rakyat sendiri tampaknya juga tidak suka jika ini terjadi. Capek. Ogah mengikuti putaran kedua.
Sebagai rakyat biasa, saya berharap kalau bisa Pilpres 2024 hanya satu putaran. Lalu siapa akan berhadapan dengan siapa? Meskipun ini 'tidak mungkin', saya berharap Prabowo bisa tampil sebagai capres di kubu Koalisi Perubahan.
Lho ke mana dan bagaimana dengan Anies? Saya percaya Anies siap dicawapreskan mendampingi Prabowo jika memang Koalisi Perubahan memintanya dengan alasan demi persatuan bangsa. Ini sekaligus sebagai upaya menepis stigma yang selama ini sengaja diembuskan oleh mereka yang tidak suka kepada Anies bahwa mantan gubernur DKI Jakarta ini ambisius dan prokhilafah.
Tudingan yang menurut saya superlebay. Bagaimana Koalisi Perubahan akan bersikap dan berperilaku anti-NKRI jika di sana ada partai nasionalis seperti Partai NasDem dan Partai Demokrat? Maaf, saya cuma bisa berangan-angan dan berharap. Jika Ganjar dan Prabowo yang bertanding di Pilpres 2024, NKRI-lah yang menang. Ganjar dan Prabowo sama-sama punya peluang menang.
Lain soal kalau perjanjian Batutulis dihidupkan lagi oleh PDIP dalam rangka menguatkan posisi Prabowo. Siapa tahu Probowo legawa menjadi cawapres mendampingi Ganjar seperti halnya ketika ia legawa mau duduk sebagai menteri di kabinetnya Jokowi padahal sebelumnya ia adalah 'lawan' Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019.
Politik di Indonesia sangat dinamis. Kita masih menunggu keputusan tim kecil yang dibentuk Megawati, siapa yang akan dicawapreskan PDIP untuk mendampingi Ganjar?
KETUA DPP PDI Perjuangan Said Abdullah meminta pemerintah Indonesia mendesak Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menjatuhkan sanksi kepada Israel.
ANGGOTA Komisi III DPR RI Stevano Rizki Adranacus mengapresiasi keputusan Presiden Prabowo Subianto yang resmi menaikkan gaji hakim.
"PDI-P punya kecondongan untuk merapat atas nama relasi personal yang baik antara Ibu Mega dan Pak Prabowo, atas nama kondisi PDI-P yang sedang babak belur, PDIP ingin menjadi mitra strategis,"
Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Said Abdullah mengatakan pihaknya menyalurkan 403 ekor sapi pada Hari Raya Idul Adha tahun ini.
Dia pun mengaku datang membawa pesan dari Prabowo dan pulang membawa jawaban dari Megawati.
Wakil Ketua DPR itu meminta agar tak dikaitkan terkait koalisi ketika Prabowo dan Megawati bertemu.
Indonesia telah memiliki pemimpin nasional dari berbagai latar belakang, mulai dari militer (TNI) hingga sipil, tetapi belum ada yang berasal dari korps kepolisian.
Pria yang akrab disapa Romy tersebut mengatakan bahwa PPP masih menunggu hasil muktamar partai yang rencananya digelar pada September mendatang.
Wakil Ketua Partai NasDem, Saan Mustopa mengatakan pihaknya tidak akan terburu-buru dalam mendeklariskan pencalonan Prabowo sebagai capres di pemilu selanjutnya.
Ray Rangkuti menilai keputusan Partai Gerindra dalam mengusung kembali Prabowo Subianto untuk menjadi calon presiden 2029 terlalu cepat.
Indonesia yang memiliki keragaman etnis dan budaya, rentan terhadap perpecahan jika tidak dikelola dengan baik.
Cak Imin enggan menanggapi lebih jauh ihwal kemungkinan memajukan dirinya. Ia menilai pesta demokrasi 2029 masih lama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved