Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Transformasi Pengelolaan Organisasi di Daerah Pascabencana dan Pascakonflik: Studi Kasus Yayasan dan Sekolah Sukma Bangsa

Lestari Moerdijat
04/9/2021 00:03
Transformasi Pengelolaan Organisasi di Daerah Pascabencana dan Pascakonflik: Studi Kasus Yayasan dan Sekolah Sukma Bangsa
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat(Dok MI)

PENELITIAN ini memiliki kebaruan dan mengisi kekosongan penelitian dalam pengelolaan organisasi pada situasi pascabencana dan pascakonflik yang belum pernah dilakukan di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat mengisi academic and practical gap serta memberikan pembelajaran bagi organisasi yang beroperasi di wilayah yang serupa. Penelitian ini kiranya dapat mendorong adanya penelitian lain khususnya yang berhubungan dengan perkembangan teori organisasi dan manajemen perubahan. 

Secara teoritis, Learning Organization adalah tempat bagi individu untuk terus mengembangkan diri, mencapai kapasitas yang dikehendaki, dan memiliki ruang untuk terus menerus belajar termasuk mengembangkan pola pikir yang baru. Knowledge Creation adalah interaksi sosial antar individu untuk menciptakan pengetahuan melalui pola socialization, externalization, combination, dan internalization. Dynamic Capabilities adalah kemampuan untuk merasakan peluang dan ancaman, menyelesaikan permasalahan dan mengkonfigurasi ulang sumber daya yang dimiliki. 

Adaptive Resilience adalah kemampuan untuk menyesuaikan perubahan secara berkelanjutan agar dapat keluar dari krisis yang terjadi. Innovation Capacity adalah kemampuan untuk belajar dan mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan prestasi. Secara metodologis, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif eksplanatori  dengan studi kasus jamak yang melekat (embedded multiple case study) (Yin, 2018). Kasus yang digunakan adalah Yayasan Sukma yang berkantor di Jakarta dan Tiga Sekolah Sukma Bangsa di Pidie, Bireun dan Lhokseumawe. Periode observasi penelitian dimulai 25 Februari 2005 sampai dengan 29 Februari 2020. 

Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, focus group discussion (FGD) dan menyebarkan pertanyaan melalui googleform. Pengumpulan data dilakukan terhadap 16 informan kunci, 39 narasumber, dan 151 partisipan. 

Analisis disertasi ini, menggunakan explanation building, memakai software Nvivo dengan visual display cluster analysis melalui word similarity dan coding similarity. Analisis kluster dibuat menjadi empat periode baik dalam tahapan periodisasi dan transformasi. Kerangka konseptual awal menghubungkan Learning Organization, Knowledge Creation, Dynamic Capabilities, Adapative Resilience, dan Innovation Capacity, dalam studi kasus berganda (jamak) yang menjelaskan keberadaan Yayasan Sukma dan tiga Sekolah Sukma Bangsa sebagai bagian dari organisasi yang integratif, menghasilkan munculnya konsep baru. Hal itu terlihat pada Kerangka Teori Akhir (Final Theoretical Framework), bahwa dengan adanya keterhubungan Learning Organization, Knowledge Creation, Dynamic Capabilities, dan Adapative Resilience, serta ditemukan dua konsep baru yaitu Spiritual Belief (SB) dan Funding Commitment (FC) menghasilkan Innovation Capacity. 

Empat periodisasi perjalanan Yayasan dan Sekolah sebagai sebuah organisasi memperlihatkan elaborasi kelima konsep yang diperkuat dengan spiritual belief dan funding commitment, terjadi baik dalam keterkaitan secara parsial, dan/atau keterkaitan secara komprehensif. Penelitian ini menemukan keterkaitan antara learning organization, knowledge creation, dynamic capability, adaptive resilience, dan innovation capacity serta temuan baru spiritual belief, dan funding commitment secara dinamis, sirkular dan integratif sehingga diformulasikan sebagai model yang oleh peneliti dinamakan sebagai transformasi pengelolaan organisasi dinamis. 

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa secara keseluruhan model transformasi pengelolaan organisasi dinamis memiliki 21 faktor yang terdiri dari Learning Organization dengan faktor ((1) system thinking, (2) personal mastery, (3) mental model, (4) shared vision, (5) team learning); Dynamic Capabilities dengan faktor ((6) sensing, (7) seizing, (8) transforming), Knowledge Creation dengan faktor ((9) socialization, (10) internalization, (11) combination, (12) externalization);, Adapative Resilience dengan faktor ((13) leadership top middle-level, (14) learning from experience, (15) collaboration: internal-external, (16) staff well-being and engagement), Innovation Capacity dengan faktor ((17) learning, (18) resources, (19) management), serta ditemukan dua faktor baru yaitu (20) funding commitment, dan (21) spiritual belief.

Temuan 21 faktor ini sejalan dengan model McKinsey yang memiliki tujuh faktor (7S), yakni strategi, struktur bisnis, sistem, management gaya/style, nilai bersama/budaya perusahaan/share value, sumber daya manusia/staff, dan kemampuan/skill (Ravanfar, 2015). Model transformasi pengelolaan organisasi dinamis dapat direplikasi oleh organisasi dalam melakukan kegiatan baik di kondisi homogen maupun heterogen dengan adaptasi sesuai ekosistem setempat. Penelitian ini memperlihatkan bahwa model transformasi pengelolaan organisasi dinamis terjadi karena adanya interaksi unsur korporasi, akademisi/masyarakat sipil, birokrasi, media, dan politisi.  

Interaksi unsur pentahelix ini menjadikan organisasi sebagai “dialectic being” yang melakukan sintesa terus menerus, sebagai daya dorong terjadinya evolusi dan transformasi di Yayasan Sukma dan tiga Sekolah Sukma Bangsa. Kesimpulan penelitian ini, transformasi pengelolaan organisasi dinamis menciptakan organisasi yang hidup, dan melalui dialektika memiliki kemampuan untuk mendorong terjadinya evolusi dan transformasi. Learning organization yang dinyatakan sebagai satu-satunya faktor ternyata tidak dapat berdiri sendiri dan memerlukan sejumlah faktor lain sebagai daya dorong untuk jalannya organisasi.

Dalam kurun waktu lima belas tahun, Yayasan yang memulai kegiatan dengan membangun sekolah dan mendapatkan penolakan dari masyarakat, berhasil melembagakan peacebuilding school yang inklusif, mengembangkan model manajemen konflik berbasis sekolah, menerbitkan jurnal pendidikan dengan akreditasi SINTA 4, menerbitkan puluhan buku karya guru dan siswa, mengasuh kolom tetap di harian nasional, menghasilkan 30 guru bergelar Master in Teaching Education dari Finland University, menjadi teacher training center bagi sekolah-sekolah lain, hingga kegiatan di luar pendidikan seperti membebaskan sandera Abu Sayaff dan menyelenggarakan kenduri kebangsaan sebagai rekonsiliasi pascapemilu 2019.

Sense of belonging masyarakat pada Sekolah Sukma Bangsa yang terbentuk membuat perjanjian serah terima sekolah kepada pemerintah daerah yang sedianya dilakukan di 2018 mengalami perubahan. Atas permintaan stakeholder, dibuat addendum dimana Yayasan Sukma tetap menjadi pengelola sekolah sampai batas waktu yang akan disepakati kemudian.
 
Hasil penelitian ini perlu dikembangkan dan diuji kembali dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Kemudian perlu ada penelitian serupa di daerah lain yang memiliki latar belakang geografis, dinamika sosial, politik, serta budaya berbeda. 

Implikasi praktisnya, bagi organisasi yang berhadapan dengan situasi kompleks, dibutuhkan kepemimpinan yang kuat dan penuh kasih (compassionate leadership) baik di tingkat menengah hingga atas, untuk dapat memobilisasi sumber daya, serta meneguhkan nilai-nilai yang dibangun dalam organisasi. 

Manajemen organisasi selain mengaplikasikan organisasi belajar, penciptaan pengetahuan, kapasitas dinamis, daya tahan tangguh, dan kapasitas inovasi juga harus mampu menganalisis dan mengevaluasi situasi yang terjadi dalam rangka menciptakan budaya baru yang menggabungkan modernitas dan kearifan lokal.

Bagi organisasi atau korporasi yang hendak/telah melakukan hal serupa (replikasi) harus memahami bahwa kecepatan respon, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, inovasi, serta komitmen termasuk komitmen finansial dan keyakinan (spiritual belief) menjadi syarat keberlangsungan kegiatan dalam jangka panjang. 

Bagi pemerintah daerah agar dapat mereduksi birokrasi yang memperlambat pengambilan keputusan, mempermudah proses administrasi dan pelayanan publik, dan melaksanakan monitoring. Penelitian ini juga menemukan kondisi bahwa ternyata Yayasan Sukma belum memiliki perencanaan pembiayaan secara mandiri dan berkelanjutan. Yayasan sepenuhnya bergantung pada sumbangan korporasi. Sebagai kritik dan masukan, sebaiknya Yayasan harus sudah mulai memikirkan dan merencanakan pembiayaan mandiri yang keberlanjutan, tanpa meninggalkan visi dan misi organisasi.

Sebelum menghakhiri presentasi, izinkan saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Yang Terhormat:

Prof. Dr. Hendrawan Supratikno, MBA selaku promotor; Dra. Gracia Shinta S. Ugut., MBA, Ph.D.; Dr. Khoiruddin Bashori, M.Si. 
Dr. Ir. Rudy Pramono, M.Si. selaku Ko-Promotor yang dengan sabar telah membimbing, memberikan masukan dan motivasi, sehingga saya dapat menyelesaikan Disertasi ini. 

Terima kasih saya sampaikan kepada Ketua Sidang  Bapak Rektor UPH, Dr. (Hon) Jonathan L. Parapak, M.Eng. Sc. 
Dan para Opponen Ahli:
Pro. Dr. Komaruddin Hidayat
Prof. Dr. Bachtiar Aly, MA.
Prof. Badri Munir Sukoco, MBA, Ph.D

Yang telah meluangkan waktu dan bersedia menjadi penguji pada hari ini. 

Yang Terhormat Bapak Surya Paloh dan seluruh jajaran Media Group, Yayasan dan Sekolah Sukma Bangsa, terima kasih atas kesempatan serta dukungan yang diberikan.

Tanpa mengurangi rasa hormat, ucapan terima kasih yang sama saya sampaikan kepada para narasumber, sahabat, rekan dan kolega serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Kepada suami, anak-anak, ayah serta adik-adik terima kasih atas doa dan cintanya yang menjadi penguat bagi saya untuk menyelesaikan disertasi ini.
Sebagai penutup izinkan saya mengutip catatan Sukma Bangsa 

“Tidak ada Indonesia tanpa Aceh dan Papua.”

“Timur tak selalu sebuah permulaan, dan Barat tak melulu sebagai kesudahan. Keduanya adalah pilar yang menyatukan niat, harapan kebangsaan dan wujud cinta tanah air sebagai bagian dari NKRI.”

Demikian, Assalammuailaikum Wr. Wb., Om Shanti Shanti Om, Salam Sehat dan Terima kasih. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya