Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
DALAM dunia akademik dan profesi kesehatan, sering kali terjadi kebingungan antara gelar "doktor" dan "dokter". Meskipun kedua istilah ini terdengar mirip, keduanya memiliki arti dan peran yang sangat berbeda.
Banyak yang mengira keduanya merujuk pada profesi medis, padahal "doktor" adalah gelar akademik tertinggi yang bisa diraih dalam berbagai bidang, sementara "dokter" merujuk pada profesi medis.
Lantas, apa sebenarnya perbedaan antara gelar doktor dan profesi dokter.
Gelar doktor merupakan gelar akademik tertinggi yang dapat diraih seseorang di berbagai disiplin ilmu. Gelar ini diberikan setelah seseorang berhasil menyelesaikan program studi doktoral (S3) dan melakukan penelitian independen yang memberikan kontribusi baru dalam bidang ilmunya. Penelitian ini biasanya harus dipublikasikan dalam jurnal ilmiah terkemuka dan diakui secara internasional.
Seorang doktor dapat berasal dari berbagai latar belakang ilmu, seperti hukum, ekonomi, ilmu sosial, bahkan kedokteran. Jika seseorang menyelesaikan pendidikan doktoral di bidang kedokteran, ia akan memperoleh gelar "Dr." di depan namanya, seperti "Dr. Budi", namun ini tidak selalu berarti ia berprofesi sebagai dokter yang merawat pasien.
Dokter adalah gelar profesional yang diberikan kepada seseorang yang menyelesaikan pendidikan kedokteran (S1 Kedokteran dan Program Profesi Dokter). Seorang dokter berhak memberikan layanan medis, termasuk melakukan diagnosis, pengobatan, dan perawatan kesehatan. Gelar ini ditulis sebagai "dr." di depan nama seseorang, seperti "dr. Budi", untuk menunjukkan ia adalah seorang praktisi medis yang sah.
Berbeda dengan gelar doktor yang bisa dicapai di berbagai bidang ilmu, gelar dokter hanya diberikan kepada individu yang terlatih dalam bidang medis dan memiliki lisensi untuk menjalankan praktik medis, baik di rumah sakit, klinik, maupun layanan kesehatan lainnya.
Gelar doktor dicapai melalui studi lanjutan tingkat doktoral (S3) setelah seseorang menyelesaikan pendidikan sarjana dan magister, biasanya di bidang penelitian akademik. Sementara itu, gelar dokter diperoleh melalui pendidikan sarjana kedokteran (S1) dan program profesi yang spesifik untuk praktik medis.
Doktor berfokus pada penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang tertentu. Misalnya, seorang doktor dalam ilmu kedokteran mungkin tidak terlibat langsung dalam merawat pasien, tetapi lebih fokus pada penelitian medis. Sedangkan dokter berperan dalam praktik klinis, memberikan perawatan langsung kepada pasien.
Penulisan gelar juga berbeda. Gelar doktor ditulis sebagai "Dr." di depan nama, tanpa titik di beberapa negara, seperti dalam Doctor of Philosophy (Ph.D.). Di Indonesia, gelar ini ditulis dengan titik: "Dr." Sementara itu, gelar dokter medis ditulis "dr." (dengan huruf kecil) untuk menandai profesi medis.
Salah satu kesalahan umum yang sering terjadi adalah penggunaan istilah "doktor" untuk merujuk pada seorang dokter medis, atau sebaliknya. Meskipun kedua gelar ini terdengar mirip, penggunaannya harus sesuai dengan konteks. Misalnya, seorang doktor dalam bidang hukum tidak bisa memberikan layanan medis karena ia bukan seorang dokter, meskipun gelarnya adalah "Dr.".
Kebingungan ini bisa berakibat serius, terutama dalam konteks medis, di mana kejelasan gelar sangat penting untuk memastikan kredibilitas dan keamanan pasien. Oleh karena itu, memahami perbedaan ini menjadi penting untuk menghindari kesalahpahaman, baik dalam komunikasi profesional maupun publik.
Secara singkat, gelar "doktor" merujuk pada pencapaian akademik tertinggi di berbagai bidang ilmu, sementara "dokter" adalah gelar profesi yang khusus diberikan kepada individu yang terlatih dalam bidang medis dan memiliki lisensi untuk memberikan perawatan kesehatan. Keduanya memiliki peran dan fungsi yang berbeda, serta mengikuti jalur pendidikan yang berbeda pula. (Z-3)
Rendahnya literasi kesehatan di masyarakat juga menjadi faktor penyebab. Banyak warga tidak memahami siapa saja yang memiliki kewenangan legal untuk memberikan layanan medis.
Kesiapan tenaga kesehatan perlu dilakukan lebih dulu sebelum implementasi teknologi kesehatan.
Durian ternyata mengandung nutrisi penting untuk ibu hamil seperti zat besi, folat, dan vitamin C yang baik untuk perkembangan janin.
Studi ini mengukur gejala seperti heartburn, nyeri dada, naiknya asam lambung, dan mual menggunakan kuesioner penilaian mandiri (GERD-Q, skor 0–18).
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Paboi dan YOI untuk memperluas akses edukasi kesehatan ortopedi serta memperkuat pelayanan medis bagi masyarakat di wilayah Indonesia Timur.
Secretome adalah sekumpulan zat bioaktif yang dilepaskan oleh stem cell, isinya ada protein, exosome, sampai RNA. Zat ini bisa bantu regenerasi jaringan.
Menurut Khofifah, penguatan sumber daya manusia (SDM) tersebut akan menjadi penguatan NU di Jawa Timur untuk menjemput Indonesia Emas Tahun 2045.
Penulisan gelar doktor, baik di Indonesia maupun secara internasional, memiliki aturan khusus yang harus diikuti. Ini aturannya.
Masa studi Bahlil sesuai dengan Peraturan Rektor UI Nomor 16 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program Doktor di UI.
Bahlil Lahadalia menyelesaikan studi doktoralnya dalam waktu kurang dari dua tahun, yang sangat mencolok jika dibandingkan dengan standar waktu yang ditetapkan oleh Peraturan Rektor.
"Maka saya kagum sekali pada Pak Bahlil, kuliahnya di Universitas Indonesia (UI) hanya 2 tahun, cumlaude."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved