Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Belajar MIKiR Di Madrasah

Roihanun, Kepala Madrasah MTs N 1Balikpapan, Fasilitator Program Pintar Tanoto Foundation 
04/3/2021 10:35
Belajar MIKiR Di Madrasah
Roihanun(Dok pribadi)

MENITI hari saat pandemi covid-19 masih mewabah di sekitar kita, menuntut kreativitas yang lebih masif. Semua lini telah berubah, sistem dan tatanan tak lagi sama seperti sebelumnya sehingga tidak dapat berdiam diri lagi. Dunia pendidikan pun terguncang, karena tidak menyangka waktu yang harus dilalui sedemikian panjang gara-gara virus mematikan ini.

Kita tak tahu kapan pandemi akan usai walau sekarang sudah mulai dilakukan vaksinasi. Satu pukulan telak yang menyedihkan ketika seorang pendidik harus mengajar tanpa bertemu peserta didiknya. Hal ini sangat dirasakan sekali termasuk madrasah yang bernaung di bawah Kementerian Agama. Kreativitas perlu dilakukan agar peserta didik tak bosan ketika lama tak berjumpa guru dan kawan-kawan.

Pendidik di madrasah menyikapi pandemi ini adalah cara Allah menguji hambaNya agar mampu mengatasi keadaan dengan kompetensi yang dimilikinya. Rasanya kita diuji untuk melakukan perubahan secara masif berupa kreativitas dan inovasi. Oleh karena itu, sejak awal madrasah telah memiliki aplikasi e-Learning Madrasah yang wajib digunakan dalam pembelajaran sebelum familiar dengan aplikasi lainnya. Fitur-fitur dalam e-learning cukup mumpuni dan memadai untuk melakukan pembelajaran jarak jauh, khususnya di Madrasah tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Balikpapan, Kalimantan Timur.

Penggunaan e-Learning Madrasah yang di-upgrade dan berkolaborasi dengan buku digitalQu merupakan inovasi yang dilakukan agar lebih menyenangkan. Pendidik dan peserta didik dapat melakukan aktivitas pembelajaran sebagaimana pembelajaran tatap muka. Ketertiban administrasi, penggunaan video conference (vicon), dan penilaian computer based test (CBT) dapat digunakan dalam e-Learning Madrasah. Buku digitalQu merupakan bentuk kolaborasi penambahan bahan ajar, materi, dan referensi  yang terdapat di dalam e-Learning Madrasah untuk memudahkan pendidik dan peserta didik. 
    
Satu lagi, metode yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) tetap MIKiR di madrasah, sebagai salah satu mitra Tanoto Foundation. MTsN 1 Balikpapan berupaya komit menggunakan metode ini dalam pembelajaran. Sebelum masa pandemi pada saat tatap muka maupun pada masa pandemi saat ini. Terlebih rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) satu lembar sangat mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode MIKiR (mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi).
 
Kegiatan yang berawal dari penayangan gambar atau video, agar peserta didik mengalami dan menemukan konsep yang diharapkan dengan berinteraksi antara pendidik dan peserta didik. Bahkan ada yang melibatkan orang tua untuk mendampingi anaknya dalam pembelajaran. Mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD) menjadi sesuatu yang menyenangkan dan menarik ketika ketiga personel terlibat. Terlebih ada karya yang diciptakan dari penyelesaian LKPD tersebut. 

Kendala 

Peserta didik akan bangga mempresentasikan hasil karyanya yang merupakan bagian mengomunikasikan. Dengan metode MIKiR di setiap pembelajaran akan menyenangkan, karena peserta didik merasa pintar, mudah menyerap, dan memahami materi yang diberikan pendidik. Penanaman konsep ditemukan sendiri oleh peserta didik dan tujuan pembelajara tercapai. Supervisi virtual yang dilakukan oleh kepala marasah dapat menjadi tolok ukur bahwa penggunaan metode ini dalam PJJ sangat menyenangkan. 

Meskipun demikian, adanya perubahan sitem ini tetap menuai kendala di sisi tertentu. Segala fasilitas yang disediakan untuk memudahkan PJJ bukan berarti sempurna melaksanakannya. Beberapa kendala tetap ditemui dan diupayakan menemui solusi agar tidak berkelanjutan. Pertama, pendidik yang gaptek (gagap teknologi). Kedua, pendidik yang enggan mengikuti perkembangan zaman dengan perubahan sistem yang ada. Ketiga, tidak semua peserta didik memiliki kuota yang diharapkan. Keempat, kurangnya disiplin pada waktu pembelajaran. 

Untuk pendidik yang gaptek disiapkan pendampingan atau tutor sebaya. Pendampingan ini dilakukan oleh pendidik serumpun mata pelajarannya atau yang dapat berkomunikasi dengan mudah terhadap pendidik yang gaptek. Pendidik yang sudah merasa berada di zona aman dan nyaman sehingga enggan belajar mengikuti perkembangan zaman, diberi pemahaman dan dipaksa untuk mengikuti. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan dengan pembinaan yang tercatat, mengadakan bimbingan teknis pembelajaran, melakukan supervisi akademik langsung dari kepala madrasah dengan menggunakan pembelajaran vicon.

Untuk permasalahan kuota bagi peserta didik perlu pendataan bagi yang memang kesulitan sehingga pemberian bantuan tepat pada sasarannya. Peserta didik yang kurang disiplin perlu dilihat penyebabnya sehingga pelaku penanganannya dapat efektif. Dalam hal ini kerja sama antara guru mata pelajaran, wali kelas, guru bimbingan konseling, dan wakil kepala madrasah bagian kesiswaan diperlukan. Oleh karena itu, bila penyebab diketahui penanganan dapat mudah dilakukan. 

Masa pandemi telah memberi pembelajaran bagi warga madrasah. Ada kesulitan, namun ada pula kemudahan yang dapat dilakukan untuk tetap berkarya dan berinovasi, khususnya dalam pembelajaran. Melalui virtual semakin banyak yang dapat dilakukan. Menjelajah dunia dengan tidak perlu kemana-mana. Tetap berkarya sesuai semboyan Madrasah Hebat Bermartabat dan Berkelas Dunia.  
    
    
Roihanun, Peserta Peningkatan Skill Menulis bagi Tenaga Pengajar Se-Indonesia

 
    
  
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya