Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KETUA Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari mendorong adanya penyegaran dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) diminta menerapkan sistem promosi-degradasi dalam penetapan cabang olahraga prioritas DBON.
Hal itu disampaikan Okto saat Kongres KOI di Jakarta, Jumat (30/6). Menurutnya, ada sejumlah cabang nomor olimpiade yang tidak masuk dalam DBON memiliki potensi berprestasi di ajang internasional.
Okto mencontohkan cabang gulat yang meraih prestasi saat SEA Games 2023 Kamboja dengan memenangi enam medali emas, enam medali perak, dan dua medali perunggu. Selain itu, 14 atlet yang dikirim seluruhnya meraih medali.
Baca juga : Lifter Merah Putih Matangkan Strategi Jelang Olimpiade 2024
"Promosi dan degradasi perlu dilakukan. Jika melihat cabor (unggulan DBON) tidak berprestasi gantikan sama cabang yang memiliki potensi besar," kata Okto.
DBON disahkan dalam Peraturan Presiden pada 9 September 2021 atau bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional ke-38. Dalam peta jalan olahraga nasional itu, Kemenpora menetapkan 14 cabang prioritas yang mengandalkan teknik dan akurasi yaitu bulu tangkis, angkat besi, panjat tebing, panahan, menembak, wushu, karate, taekwondo, balap sepeda, atletik, renang, senam artistik, dayung dan pencak silat. Selain itu ada tiga cabang lain termasuk dalam pengembangan industri olahraga, yakni sepak bola, bola basket, dan bola voli.
DBON merupakan program pembangunan olahraga jangka panjang 2021-2045 yang mencakup olahraga pendidikan, olahraga masyarakat, dan olahraga prestasi. Salah satu target dari DBON yakni Indonesia mampu meraih prestasi terbaik di Olimpiade.
Baca juga : Ketua KOI Sebut Hasil Asian Games Jadi Bahan Evaluasi untuk Olimpiade Paris 2024
Okto menyatakan sebanyak 36 federasi yang turun di SEA Games 2023 Kamboja, hanya 36% di antaranya yang merupakan cabang yang masuk dalam DBON.
Sementara, 40% dari cabang non-DBON mencetak sejarah, 34% cabang non-DBON menorehkan rekor baru, dan 25% cabang non-DBON keluar sebagai juara umum di pesta olahraga terbesar di kawasan Asia Tenggara tersebut.
Okto mengatakan, cabang non-DBON tidak boleh luput dari perhatian. Semua cabang harus mendapatkan perlakuan yang adil sesuai proporsinya. Sebab, semua cabang memiliki beban moral prestasi dan tantangan masing-masing.
Baca juga : Komite Olimpiade Indonesia Serukan Kampanye #StandforIndonesianSport
"Campur tangan pemerintah diperlukan. Banyak cabang olahraga yang mengadakan turnamen internasional membutuhkan dukungan," jelas Okto.
Okto memahami Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan untuk olahraga masih sangat kecil, kurang dari 0,1%. Tentu angka yang ada saat ini masih jauh dari ideal untuk pembinaan alokasi olahraga.
"Sementara negara-negara lain, contoh sederhana seperti Singapura sudah berani mengalokasikan 4% anggarannya untuk olahraga," jelas Okto.
Baca juga : PP PTMSI Kukuh 6 Atletnya yang Ikut SEA Games Kamboja
Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo menyambut baik usulan KOI soal penyegaran DBON. Dito setuju dengan usulan bahwa perlu segera ada penyegaran DBON terkait promosi dan degradasi.
"DBON sangat membantu dalam peningkatan prestasi. Tapi kita memang harus fleksibel melihat dinamikanya. Kami bersama dengan KOI, KONI, kita formulasikan bagaimana DBON yang sudah sangat baik ini bisa lebih baik lagi. Kami akan duduk bersama untuk review agar kita modifikasi," kata Dito.
"Cabor non-DBON kalau memiliki kapasitas, target skala internasional, pemerintah akan memiliki perhatian khusus," lanjutnya.
Pada bagian lain, Okto meminta momentum kongres harus dimanfaatkan seluruh federasi olahraga Indonesia untuk bersama-sama meningkatkan prestasi di kancah tertinggi termasuk Olimpiade. (Z-5)
Nama pengusaha asal Indonesia, Raja Sapta Oktohari belakangan ini disebut sebagai orang yang menyediakan dana untuk membeli Derby County.
KOI bersama 67 anggota cabang olahraga menegaskan memegang teguh Piagam Olimpiade yang tidak memberi ruang untuk diskriminasi dalam olahraga terkait polemik penolakan Timnas Israel
"Yang ada itu sanksi, jangan merasa ringan. Sanksi ya sanksi, artinya sekarang waktunya kita berbenah, sekarang waktunya kita introspeksi."
KOMITE Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) menaruh harapan tim sepak bola Indonesia U-23 terus melaju di Piala Asia U-23 2024 Qatar.
Setelah kalah di semifinal Piala Asia U-23, timnas Indonesia masih memiliki dua jalur lagi untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024.
PERAIH medali emas penentu kontingen Indonesia untuk gelar juara umum SEA Games 1991 Maria Lawalata ditahan di Polres Jakarta Utara karena terlilit hutang.
TIM U-24 Indonesia memiliki motivasi tinggi di babak 16 besar Asian Games 2022 Hangzhou, Tiongkok melawan Uzbekistan, Kamis (28/9). Hal itu diutarakan skuad Garuda Muda
Dalam UU tersebut ditegaskan bahwa posisi KOI terafiliasi dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan memiliki aturan Piagam Olimpiade sebagai landasan utama.
Keterlibatan Okto di balap sepeda dimulai dari komunitas. Ia salah satu penggagas bike to work.
“Mereka concern untuk memberikan atlet-atlet kita pengalaman dan pelatihan di cabor judo dan gulat. Seperti kita ketahui, kedua cabor ini juga merupakan kategori olympic sport."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved