PETENIS Ukraina Lesia Tsurenko, Senin (13/3), mengungkapkan alasan pengunduran dirinya dari turnamen Indian Wells Masters adalah karena serangan panik beberapa saat sebelum dia harus berhadapan dengan petenis Belarus Aryna Sabalenka.
Tsurenko, dalam wawancara dengan protal Big Tennis of Ukraine, mengatakan bahwa dirinya menjadi emosional setelah berbicara dengan Eksekutif Kepala WTA Steve Simon terkait invasi Rusia ke Ukraina.
"Alasan saya menolak bertanding adalah serangan panik," ungkap Tsurenko ketika ditanya mengapa dia tidak tampil di laga putaran ketiga Indian Wells Masters.
Baca juga: Aldila/Kato Lolos ke Babak Kedua Indian Wells
"Secara resmi, mereka menyebutnya alasan pribadi. Namun, faktanya adalah saya tidak bisa bernafas dan Anda bisa menyebut saya histeris," lanjutnya.
Selama lebih dari setahun Rusia, yang didukung Belarus, melancarkan invasi ke Ukraina, dunia tenis masih kesulitan menghadapi pengaruh invasi itu.
Petenis Rusia dan Belarus dilarang bertanding di bawah bendera mereka di laga WTA dan ATP namun mereka masih diizinkan bertanding melawan petenis Ukraina.
Baca juga: Pegula Harus Berjuang Keras untuk Melaju ke Putaran Ketiga Indian Wells
"Beberapa hari lalu, saya berbicara dengan CEO WTA Steve Simon dan saya terkejut dengan pernyataannya. Dia mengatakan kepada saya bahwa secara pribadi dia tidak mendukung invasi Rusia ke Ukraina. Namun, jika petenis Rusia atau Belarus mendukung, itu adalah pandangan mereka. Dia meminta pandangan orang lain tidak mempengaruhi saya," papar Tsurenko.
Tsurenko menyebut pernyataan Simon itu membuat dirinya dan petenis Ukraina lainnya mempertanyakan posisi Simon dan meminta bisa berbicara dengan Dewan Direktur WTA.
Tsurenko yang telah melakukan WO di sembilan dari 18 turnamen yang diikutinya sejak Indian Wells Masters tahun lalu, mengatakan dirinya dan petenis Ukraina lainnya mempertanyakan bagaimana seorang seperti Simon bisa diizinkan memimpoin WTA.
WTA menanggpi pernyataan Tsurenko itu, Senin (13/3).
"Pertama dan utama, kami menyadari emosi yang dialami Lesia dan petenis Ukraina lainnya pada periode yang sulit ini," ungkap WTA.
"Kita menyaksikan perang yang mengerikan itu terus terjadi dan mempengaruhi dunia, termasuk WTA dan para anggotanya."
"WTA secara konsisten menunjukkan dukungan kepada Ukraina dan dengan ekras mengecam aksi yang dilakukan pemerintah Rusia."
"Meski begitu, WTA tetap berpegangan pada prinsip dasar yang memastikan petenis bisa berlaga di event internasional berdasarkan kemampuan mereka tanpa diskriminasi dan tidak dihukum karena ulah pemimpin negara mereka," pungkas organisasi tenis putri itu. (AFP/Z-1)