Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
JONAS Vingegaard finis di urutan kedua di etape 20, yang berupa individual time trial, di ajang Tour de France sehingga di ambang menjuarai balap sepeda bergengsi di dunia ini.
Kini, dia hanya perlu menyelesaikan etape terakhir dengan melewati garis finis Champs-Elysees di Paris pada Minggu (24/7) guna memastikan tetap mengenakan jersey kuning yang membuatnya menjadi juara Tour de France edisi 2022.
Pembalap tim Jumbo-Visma itu memuncaki klasemen keseluruhan dengan unggul 3 menit 34 detik di depan juara bertahan Tadej Pogacar, sementara Geraint Thomas dari tim Ineos Grenadiers, yang menjuarai edisi 2018, menempati urutan ketiga dengan selisih waktu 8 menit 13 detik.
Baca juga: Tim Jumbo-Visma Semakin Mendominasi Tour de France
Pembalap sepeda Prancis David Gaudu dari tim FDJ dan Aleksandr Vlasov dari tim Bora melengkapi lima besar menjelang etape Minggu (24/7) menuju Paris yang biasanya merupakan rute seremonial.
"Saya tetap bangga kepada diri sendiri. Saya sudah melakukan apa yang saya bisa, dan paling tidak saya menguasai jersey putih (U-25 terbaik)," kata Pogacar usai finis seperti dikutip AFP, Sabtu (23/7).
Etape time-trial pada Sabtu (24/7) sendiri dijuarai Wout van Aert, yang finis di depan rekan setimnya dari Denmark, Vingegaard, yang mengartikan tim Jumbo menjuarai enam etape, menguasai jersey kuning, jersey hijau untuk sprint, dan jersey polka dot untuk kampiun tanjakan.
Van Aert juga menjadi favorit memenangkan etape hari terakhir di sekitar Champs-Elysees sebelum para pemenang jersey dimahkotai di podium di Arc de Triomphe.
Dua tahun lalu, Pogacar secara heroik membalikkan defisit 57 detik di etape terakhir time trial di La Planche des Belles Filles guna merampas kemenangan dari Primoz Roglic.
Tetapi, pada Sabtu (23/7), Vingegaard melesat melepaskan diri dari rombongan 139 pebalap sepeda dan terus berada di depan dengan konstan mengayuh dalam kecepatan tinggi tanpa henti melalui jalan-jalan pedesaan. Ini artinya pertempuran menegangkan melawan Pogacar sama sekali tidak terjadi.
Pembalap sepeda Denmark itu delapan detik lebih cepat dari pesaing terberatnya itu. Pogacar sendiri terlihat kecewa setelah melewati garis finis.
Sikapnya yang pantang menyerah membuat Tour de France edisi ke-109 ini berlangsung menegangkan.
Kedua pembalap bertarung satu sama lain sejak awal sampai akhir balapan ini. Vingegaard menggulingkan juara dua kali itu dengan tampil cemerlang di etape rute pegunungan.
Pogacar unggul lebih dulu berkat mentalitas serigalanya dan pelan tapi pasti mencengkeram posisi teratas di etape keenam berkat penampilannya yang tidak tertandingi lawan.
Tetapi keberuntungan menjauhi Pogacar ketika dia kehilangan rekan setimnya karena covid-19 dan cedera. Dia juga dikenal sebagai pembalap yang tidak menyukai panas yang menyengat.
Vingegaard lalu merebut jersey kuning dari Pogacar di etape ke-11. Pembalap sepeda dari tim UEA yang pantang menyerah itu akhirnya semakin kehilangan pijakan pada etape 18.
Pertarungan heroik mereka dibungkus oleh momen sportif ketika Pogacar terjatuh. Vingegaard terlihat menunggu sang lawan untuk bangkit guna mengejarnya.
Kedua pembalap bersalaman sejenak yang diabadikan dalam foto tidak terlupakan dalam salah satu edisi modern Tour de France terbaik ini. (Ant/OL-1)
Bernal hanya harus mampu mempertahankan keunggulannya di klasemen di etape ke-20 yang menempuh jarak 59 km dari Albertville.
Dia menjadi pembalap Kolombia pertama yang menjuarai balapan sepeda paling bergengsi di dunia itu, sekaligus menjadi juara paling muda dalam kurun satu abad terakhir.
Semua opsi telah dipertimbangkan, termasuk penundaan atau pembatalan TdF yang telah bergulir sejak 1903 tersebut.
Tour de France, yang dijadwalkan start di Nice pada 27 Juni, masih sesuai jadwal.
Semula, ajang balap sepeda itu dijadwalkan digelar 27 Juni hingga 19 Juli 2020.
Tour yang seharusnya digelar mulai 27 Juni itu terpaksa ditunda karena pandemi virus korona.
Dalam klasemen keseluruhan, Vingegaard memimpin Bardet dengan selisih 2 menit 16 detik dan 2 menit 22 detik dari Pogacar yang kini menduduki posisi ketiga.
"Ini salah satu pengalaman terbaik dalam hidup saya," kata Pidcock, debutan di Tour de France, setelah menyelesaikan etape 12 sepanjang 165,1 km dari Briancon.
Vingegaard memperoleh bonus waktu enam detik untuk finis urutan kedua sehingga dia masih memimpin di atas pembalap Slovenia itu dalam selisih waktu dua menit 18 detik.
Vingegaard hampir dipastikan akan dinyatakan sebagai juara Tour de France di Paris, Minggu (24/7) ketika dia mengamankan kaus kuning (pemuncak klasemen) dan kaus polka-dot (raja tanjakan).
Mantan pekerja pasar ikan berusia 25 tahun itu memenangkan gelar Tour de France pertamanya, setahun setelah dia finis runner-up di belakang Pogacar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved