Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Tadej Pogacar Sebut Gelar Tour de France Kali Ini Sangat Istimewa

Khoerun Nadif Rahmat
28/7/2025 09:59
Tadej Pogacar Sebut Gelar Tour de France Kali Ini Sangat Istimewa
Pembalap UAE Team Emirates - XRG Tadej Pogacar (tengah) keluar sebagai juara umum Tour de France.(AFP/MARCO BERTORELLO)

TADEJ Pogacar menahbiskan dominasinya di ajang balap sepeda terbesar dunia dengan meraih gelar juara Tour de France keempat kalinya, setelah menuntaskan etape pamungkas di Paris yang diguyur hujan, Minggu (27/7) waktu setempat.

Meski Wout van Aert menjadi yang tercepat dalam etape terakhir yang menanjak di kawasan Montmartre, tidak ada yang bisa menggoyahkan posisi Pogacar di puncak klasemen umum setelah panitia memutuskan menetralkan pencatatan waktu akibat kondisi jalan berbatu yang licin.

“Saya sangat senang waktu GC dinetralkan,” ujar Pogacar dikutip dari AFP. 

“Balapan jadi lebih santai, dan tinggal soal siapa yang punya kaki terbaik untuk berada di depan. Saya mencoba, tapi salut untuk Wout, dia sangat kuat. Ini balapan yang sangat menyenangkan,” lanjutnya.

Pebalap asal Slovenia itu kini telah mengoleksi empat gelar juara dalam enam partisipasinya di Tour de France, ditambah dua kali menjadi runner-up. 

“Enam tahun berturut-turut naik podium, dan yang ini terasa sangat istimewa,” katanya.

Jonas Vingegaard, yang finis di posisi kedua, kembali gagal menyaingi Pogacar, namun sang juara tetap menyampaikan penghargaan terhadap rival utamanya itu. 

“Saya berbicara dengan Jonas hari ini. Kami sudah saling berkompetisi selama lima tahun, dan kami saling mendorong untuk menjadi lebih baik,” ucapnya.

Meskipun cuaca tidak bersahabat, puluhan ribu penonton tetap memadati jalanan sempit Montmartre hingga Champs-Elysées untuk menyaksikan parade terakhir Pogacar. Ia sempat memimpin rombongan pebalap di sekitar area Moulin Rouge sebelum Van Aert melakukan serangan krusial di tanjakan terakhir.

Pogacar finis di posisi keempat dalam etape itu, namun gelar-gelar sebelumnya pada 2020, 2021, dan 2024 cukup membuktikan statusnya sebagai penguasa Tour de France saat ini. 

Vingegaard, yang menjuarai edisi 2022 dan 2023, harus puas di posisi kedua dengan selisih waktu 4 menit 24 detik. 

“Saya mengalami beberapa hari terburuk dan terbaik di sini,” kata Vingegaard, yang kini membidik sukses di Tour of Spain.

Posisi ketiga klasemen umum menjadi milik pendatang baru asal Jerman, Florian Lipowitz (24), yang tampil impresif di debutnya, meski tertinggal 11 menit dari Pogacar.

Dominasi Sejak Awal

Mengawali lomba dari Lille sebagai unggulan utama, Pogacar langsung menggebrak dengan merebut empat kemenangan etape. Dua di antaranya terjadi di pekan pertama, yakni saat etape bergelombang menuju Rouen dan tanjakan Mur de Bretagne.

Puncak dominasinya terjadi di pekan kedua saat melahap pegunungan Pyrenees. Vingegaard mulai kehilangan ritme sejak etape kelima saat kalah di uji waktu, dan kembali limbung saat mendaki Hautacam, membuatnya terpaut jauh dari Pogacar.

Di Alpen, Pogacar menunjukkan kedewasaan strategi dengan terus menguntit Vingegaard sebelum memastikan gelar juara. 

“Sekarang saya bisa benar-benar rileks,” katanya dengan senyum lebar. “Setiap orang punya cara merayakan masing-masing. Saya ingin kedamaian, cuaca yang indah, dan menikmati hari-hari tenang di rumah.”

Bintang-bintang Baru

Edisi 2025 juga menghadirkan sederet bintang muda yang mencuri perhatian. Florian Lipowitz sempat mendapat tekanan dari pebalap muda Skotlandia, Oscar Onley, 22, yang tampil konsisten dan finis di posisi keempat. Keduanya juga bersaing ketat memperebutkan white jersey bagi pebalap terbaik di bawah usia 26 tahun.

Pembalap Irlandia, Ben Healy, juga menyita perhatian setelah menang di salah satu etape dan sempat mengenakan yellow jersey selama dua hari. Penampilan agresifnya di Mont Ventoux—meski gagal menang—membuatnya diganjar penghargaan most combative rider pilihan publik.

Di sisi lain, kembalinya Dave Brailsford ke skuad Ineos Grenadiers setelah tugas di Manchester United tak sepenuhnya mulus. Bintang mereka, Filippo Ganna, harus mundur di etape pertama karena gegar otak. Namun tim tetap mampu bersinar lewat pendaki Belanda, Thymen Arensman, yang merebut dua etape di Pyrenees dan Alpen.

Kemenangan tunggal tuan rumah Prancis datang secara mengejutkan melalui Valentin Paret-Peintre, yang mengalahkan Healy dalam duel ketat di puncak Mont Ventoux.

Kendati demikian, Tour de France 2025 akan selalu dikenang sebagai panggung mutlak milik Pogacar. (Z-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya