Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Mahuchikh: Tidak ada Tempat Bagi “Pembunuh” Rusia

Mesakh Ananta Dachi
14/7/2022 15:47
Mahuchikh: Tidak ada Tempat Bagi “Pembunuh” Rusia
Atlet Lompat Tinggi Ukraina Yaroslava Mahuchikh(AFP/Andrej Isakovic)

YAROSLAVA Mahuchikh dari Ukraina, atlet dunia cabang olahraga lompat tinggi, bukan hanya menjadi rival sengit Mariya Lasitskene dari Rusia, tetapi juga sahabat dalam rivalitas tersebut.

Namun, hal itu berubah usai invasi yang dilakukan Rusia pada negaranya hingga kini. Mahuchikh tidak menyatakan rasa ibanya bagi Lasitskene, yang absen di kejuaraan Dunia Atletik di Eugene, Oregon. Dia mengungkapkan, tidak ada tempat bagi "pembunuh" dari Rusia.

Wanita 20 tahun itu menjadi terkenal ketika berhasil memenangkan emas di kejuaraan lompat tinggi dunia di Belgrade, Serbia, bulan Maret.

Untuk sampai kesana, wanita berusia 20 tahun itu melarikan diri dari kota asalnya di Dnipro, Ukraina Timur, dengan menggunakan mobil. Baginya, hal tersebut merupakan ketegangan luar biasa dan keselamatannya sebagai hal yang dikorbankan.

"Tiga hari di dalam mobil tersebut, adalah tiga hari terlama dalam hidup saya," kata Mahuchikh kepada wartawan di Eugene, Oregon, AS, Rabu (14/7).

Penampilan menakjubkan di Belgrade, ibu kota Serbia tersebut, berhasil membawanya menyabet medali emas. Bukan hanya itu, prestasi dan pengorbanannya juga membuat Presiden Atletik Dunia, Sebastian Coe, menyampaikan rasa bangga kepada Mahuchikh.

"Dengan ucapan terima kasih dan kekaguman," ucap Sebastian Coe saat menyerahkan medali emas.

Mahuchikh adalah juara lompat tinggi dalam ruangan di Benua Eropa, tetapi dia harus puas dengan perunggu Olimpiade di Tokyo musim panas lalu, dan perak dunia luar ruangan di Doha, Qatar, pada 2019, dalam kompetisi yang dimenangkan oleh saingan beratnya, Lasitskene.

Meskipun berhasil memenangkan kejuaraan dunia dan olimpiade, Lasitskene dilarang untuk berpartisipasi di kejuaraan lompat tinggi wanita dunia yang diadakan di Eugene. Pelarangan ini juga tidak luput oleh protes yang dilayangkan oleh Komite Olimpiade Internasional.

Setelah invasi ke Ukraina pada bulan Februari, Komite Olimpiade Internasional menyatakan larangan partisipasi bagi atlet Rusia dan Belarusia untuk berkompetisi di kancah internasional. Hal itu merupakan sanksi atas tindakan invasi di negara Ukraina. Tindakan ini juga didukung oleh sebagian besar federasi yang tergabung.

Lasitskene menuduh presiden Komite Olimpiade Internasional, Thomas Bach, telah menciptakan sebuah "perang baru" dengan melarang atlet Rusia mengikuti kompetisi internasional.

"Dalam lompat tinggi, pesaing utama saya adalah orang Ukraina," kata Lasitskene.

"Saya tidak tahu bagaimana cara menatap mata mereka, atau apa yang harus saya katakan kepada mereka. Mereka dan keluarga mereka mengalami apa yang seharusnya tidak dialami manusia," imbuhnya mengutarakan rasa simpati.

Baca juga: Lasitskene Cetak Hattrick Juara Lompat Tinggi

Tapi, pernyataan itu tidak berarti apa-apa bagi Mahuchikh.

"Sebelum 24 Februari kami memiliki hubungan yang baik, kami berbicara dan mengobrol," kata Mahuchikh mengacu pada hari sebelum Rusia menginvasi Ukraina.

"Tapi, semua ini telah mengubah segalanya. Karena dia (Lasitskene) tidak menulis apapun untuk atlet kami. Kemudian dia menulis surat kepada Thomas Bach, agar dia bisa bersaing mewakili Rusia. Orang-orang kami mati, karena merupakan orang Ukraina," tuturnya.

Mahuchikh melanjutkan: "Saya tidak ingin melihat pembunuh di trek ini, karena perang ini telah banyak membunuh olahragawan".

Beralih ke ambisinya sendiri di Eugene, Mahuchikh bersikeras kompetisi telah memberinya lebih banyak motivasi untuk menunjukkan hasil yang baik.

"Jadi mudah-mudahan ini akan menjadi kabar baik bagi rakyat Ukraina," ucapnya.

"Ini sulit secara mental, tetapi saya yakin kami akan menang dan kembali ke hidup kami dengan selalu mengingat periode ini".(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya