ATLET legendaris Dick Fosbury, yang merevolusi nomor lompat tinggi di cabang olahraga atletik lewat gaya melompat yang diberi nama Fosbury Flop, meninggal dunia di usia 76 tahun. Hal itu diungkapkan agen atlet itu, Senin (13/3).
Agen Fosbury, Ray Schulte, dalam sebuah pernyataan mengatakan pemenang medali emas Olimpiade 1968 itu meninggal dunia saat tidur pada Minggau (12/3) setelah lama didiagnosa menderita lymphoma.
"Dick akan dirindukan oleh teman dan penggemarnya di dunia. Dia adalah seorang legenda," ungkap Schulte.
Baca juga: Lompat Tinggi dari Sejarah hingga Teknik Dasar
Lahir di Portland, Oregon pada 1947, Fosbury menjadi salah satu atlet paling berpengaruh dalam sejarah atletik karena menciptakan teknik lompat tinggi yang mengubah cabang olahraga itu pada 1960-an.
Sebelum kehadiran Fosbury, atlet lompat tinggi berusaha melompati tiang penghalang menggunakan straddle technique yaitu melompat dengan menghadap ke depan kemudian memutar badan di tengah lompatan.
Namun, Fosbury melakukan yang kembalikan dengan gaya lompatannya yang kemudian dikenal sebagai Fosbury Flop, yang menjadi standar bagi atlet lompat tinggi hingga hari ini.
Baca juga: Ini Hal Utama yang Harus Dikuasai Pelari Jarak Pendek
Ketimbang melompat dengan menghadap ke depan, Fosbury melompat ke arah belakang dengan punggungnya melewati mistar.
"Sangat sedikit atlet yang melakukan hal unik seperti Dick Fosbury," ungkap mantan pelatih lompat tinggi John Tansley pada 1980. "Dia benar-benar membuat nomor atletik ini berubah total."
Awalnya
Fosbury mulai bereksperimen dengan gaya baru melompatnya saat masih duduk di bangku sekolah pada 1963 setelah mencapai lompatan tertinggi 1,65 meter menggunakan cara melompat konvensional.
"Mereka kemudian menaikkan ketinggian mistar dan saya tahu saya harus mencoba cara lain agar bisa melewatinya," ungkap Fosbury dalam wawancara dengan Athletics Weekly pada 2011.
"Saya tahu saya harus mengangkat pinggul saya dan untuk melakukan itu saya harus memastikan bahu saya tidak menghalangi. Haislnya sukses. Saya bisa mencapai loncatan setinggi 1,77 meter atau lebih tinggi 15 cm dari catatan terbaik saya," lanjutnya.
Namun, teknik baru Fosbury itu baru menarik perhatian global pada 1968.
Saat tampil di Olimpiade di Mexico City, Fosbury sukses memenangkan medali emas setelah melompat setinggi 2,24 meter di uoaya ketiganya, mencetak rekor Olimpiade dan rekor nasional Amerika Serikat (AS).
Penampilan Fosbury di Olimpiade 1968 itu menarik perhatian para penonton. Para penonton Meksiko menyambut meriah aksi Fosbury.
"Tidak pernah ada atlet atletik di Olimpiade yang memicu teriakan kaget dan gembira dari penonton yang lebih banyak ketimbang Dick Fosbury, pencipta lompatan akrobatik yang kini dikenal sebagai Fosbury Flop," tulis New York Times kala itu.
Fosbury mengaku tidak pernah menyangka gaya melompatnya akan menjadi teknik standar bagi atlet lompat tinggi.
"Saya diberkati dengan keberuntungan sehingga bisa berkontribusi pada olahraga ini. Namun, itu sama sekali tidak saya rencanakan," ungkap Fosbury kepada Athletics Weekly.
"Saya tidak pernah berencana mengubah nomor atletik ini. Saya menggunakan teknik ini karena cocok untuk saya," imbuhnya.
Pada Olimpiade 1968, Fosbury adalah satu-satunya atlet yang menggunakan teknik Fosbury Flop namun pada Olimpiade 1972 di Muenchen, 28 darn 40 atlet yang bertanding menggunakan teknik tersebut. (AFP/Z-1)