Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
KEKALAHAN yang dialami petenis peringkat dua dunia Daniil Medvedev di babak final Australian Open 2022, Minggu, tak lepas dari kurangnya dukungan penonton sehingga berimbas pada tingkat kepercayaan dirinya yang terpuruk.
Saat meladeni bintang tenis Spanyol Rafael Nadal, Medvedev kalah setelah berjuang hampir lima setengah jam dan sempat mengunci keunggulan di dua set awal 6-2, 7-6, 4-6, 4-6, 5-7.
"Sebelum Rafa melakukan servis hingga set kelima, akan ada seseorang yang berteriak 'Ayo, Daniil'. Tapi yang ada justru lebih banyak orang yang bersuara 'Tsss, tsss, tsss'. Itu tidak sopan. Itu membuat saya tidak yakin apakah harus bermain tenis," kata Medvedev, hari ini.
Petenis Rusia ini melihat banyak penonton yang tidak berpihak padanya dan lebih mendambakan kemenangan Grand Slam ke-21 bagi Nadal di lapangan keras Melbourne Park.
Baca juga: Federer Ucapkan Selamat atas Rekor Baru Nadal
Kekalahan ini tampak berbeda dari laga yang terjadi di US Open 2019. Saat itu, Medvedev juga kalah dari Nadal dengan lima set. Namun juara US Open 2021 itu lebih kebal terhadap sorotan buruk dari penonton dan bisa mengembangkan permainannya.
Kondisi di babak final di Melbourne terlihat berbeda, bahkan sikap para penggemar dianggap kontroversial dan diperdebatkan secara luas.
Petenis berusia 25 tahun ini pun kini memahami posisi peringkat satu dunia Novak Djokovic kala menghadapi Roger Federer atau Nadal. Baik Medvedev maupun Djokovic sama-sama mengeluhkan sedikit atau absennya dukungan bagi mereka karena hampir semua penonton lebih menggemari duo bintang tenis itu.
"Penonton menyukai seorang pahlawan, dan para petenis hebat yang telah ada (bermain) lebih lama akan selalu mendapatkan dukungan dari mereka," ungkap Medvedev.
Meski begitu, Nadal menyatakan simpati kepada lawannya. Ia yakin Medvedev akan menambah jumlah gelarnya di Grand Slam pada masa mendatang.
"Ini malam yang gila bagi saya. Tapi saya benar-benar percaya bahwa dia punya masa depan yang hebat nantinya. Dia akan merasakan cinta dari orang banyak di masa depan, karena dia pantas mendapatkannya," ujar Nadal. (Ant/OL-4)
Terakhir kali Medvedev mengalami dua kekalahan beruntun di putaran pertama Grand Slam terjadi pada 2017, saat menjalani debut di Melbourne Park dan kemudian di Roland Garros.
Dannil Medvedev kemudian mengidentifikasi kemenangannya di final Amerika Serikat (AS) Terbuka 2021 atas Novak Djokovic sebagai kemenangan yang jelas dan membekas.
Daniil Medvedev mengalahkan Adrian Mannarino di Libema Terbuka dengan skor 7-6 (6) dan 6-4.
Daniil Medvedev tersingkir di putaran pertama Prancis Terbuka usai kalah lewat pertarungan lima set 7-5, 6-3, 4-6, 1-6, dan 7-5 dari Cameron Norrie.
Lorenzo Mussetti hampir menang pada kedudukan 7-5, 5-4, 30/30, atas Daniil Medvedev sebelum hujan turun di ibu kota Italia.
Casper Ruud menepis serangan kuat Daniil Medvedev dengan penampilannya yang percaya diri untuk menang 6-3 dan 7-5 untuk mencapai semifinal Madrid Terbuka.
Rafael Nadal membungkuk untuk terakhir kali di lapangan Philippe-Chatrier, tempat petenis Spanyol itu memenangkan gelar Prancis Terbuka sebanyak 14 kali.
Ruang tersebut berisi 14 Coupe des Mousquetaires milik petenis Spanyol itu serta raket dan bandana Nike yang digunakan Rafael Nadal untuk bermain di Prancis Terbuka.
Rafael Nadal memenangi 92 gelar dan meraih 1.080 kemenangan pertandingan tingkat tur dalam kariernya yang gemilang, menurut Indeks Menang/Kalah ATP.
Kejuaraan balap perahu listrik E1 menarik perhatian dunia dengan deretan pemilik timnya yang terdiri dari bintang olahraga dan hiburan seperti Will Smith, Tom Brady, dan Rafael Nadal.
Rafael Nadal mengakhiri kariernya sebagai petenis profesional pada November, saat membela negaranya di ajang Piala Davis.
Novak Djokovic, peraih 24 gelar Grand Slam, mengungkapkan hubungan "naik turun" dengan sesama bintang tenis, Roger Federer dan Rafael Nadal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved