Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Batik Thomas Cup Jadi Saksi Pertama Kalinya Indonesia Juara

Kevino Dwi Velrahga
20/10/2021 20:00
Batik Thomas Cup Jadi Saksi Pertama Kalinya Indonesia Juara
Batik Thomas Cup.(Ist)

BATIK adalah hasil karya bangsa Indonesia perpaduan antara seni dan teknologi yang diciptakan oleh leluhur kita. Tak hanya untuk memperindah penampilan ataupun sebagai dekorasi, batik juga digunakan untuk merekam cerita dan peristiwa seperti batik Thomas Cup yang diproduksi di Jakarta awal 1960-an lalu. 

Waktu itu, Indonesia berhasil memenangkan turnamen bulu tangkis internasional Thomas Cup untuk yang pertama kalinya pada tahun 1958. Atlet Indonesia yang menjadi juara turnamen tersebut adalah Tan Joe Hok, Ferry Sonneville, dkk.

Baca juga: Atasi Nets, Bucks Rebut Kemenangan Perdana di NBA 2021/2022

Indonesia tahun itu masih sangat diremehkan di dunia bulu tangkis. Selain karena minim juara, fasilitas latihan yang kita punya pun sangatlah minim dibandingkan negara kompetitor. Adalah Malaya, negara jajahan Inggris masa itu yang menjadi momok menakutkan di turnamen Thomas Cup karena berhasil memenangkannya tiga kali berturut-turut mulai tahun 1949.

Dengan semangat pantang menyerah dan doa dari seluruh masyarakat tanah air, atlet bulu tangkis Indonesia dalam turnamen tersebut berhasil mengalahkan Malaya dengan sekor total 6-3. Tan Joe Hok yang baru berumur 21 tahun menjadi bintang di sana.

Selepas itu, Indonesia lantas dilanda demam bulu tangkis. Saking gembiranya, ketika para atlet tersebut kembali ke tanah air, masyarakat langsung mengarak para juara tersebut keliling kota. Hal itu pula yang menjadi inspirasi dari The Tjoen Tjoe atau T.T.T., seorang pembuat batik yang tinggal di Karet, Jakarta Selatan, untuk membuat batik bermotifkan gambar piala Thomas Cup, raket, dan shuttlecock bulu tangkis.

“Batik itu dibuat untuk menandai keberhasilan tim Indonesia memenangi turnamen bulu tangkis internasional Thomas Cup pertama kalinya tahun 1958. Waktu itu, kan, atlet Tan Joe Hok diarak di Sudirman,” ujar Hartono Sumarsono, seorang kolektor batik dalam buku Seri Batik: Cerita Batik di Tanah Betawi.

Hartono bercerita bahwa batik-batik yang diproduksi di Jakarta pada masa lalu tidak memiliki motif atau ciri khas tertentu yang mencerminkan identitas kebetawian. Motif batik yang dibuat berdasarkan “motif ekonomi”, apa yang disukai pasar, itulah yang dibuat. 

Kebetulan pada masa tersebut, fenomena bulu tangkis sedang ramai-ramainya, maka tercetus batik Thomas Cup ini sebagai bentuk apresiasi atas prestasi yang diraih atlet bulu tangkis Indonesia serta menyesuaikan dengan minat masyarakat saat itu. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya