Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
MENJADI atlet dengan sederet prestasi internasional tentu membuat Eko Yuli Irawan mapan dengan berbagai bonus yang didapatkannya. Meski begitu, atlet angkat besi asal Lampung ini mengaku selalu berupaya menjalani hidup hemat agar apa yang didapatkannya tidak habis sia-sia.
Lelaki berusia 32 tahun ini mengungkapkan, selama hidup, ia selalu berusaha menghindari sistem pembayaran kredit untuk berbagai keperluannya. Ia lebih suka menabung lebih dulu dibandingkan memaksakan diri mengajukan kredit.
“Misalnya mau beli rumah, kalau saya ya tunggu ada dulu ada uangnya daripada maksain kredit,” ujar Eko kepada Media Indonesia, Rabu (28/7).
Baca juga: Yosozumi Sabet Medali Emas Skateboard Park Putri
Eko mengatakan perjalanan hidup yang tidak mudah dan bukan dari keluarga berada membuatnya lebih menghargai setaip hasil jerih payah yang ia dapatkan. Hal itu juga yang selalu ia sarankan untuk dilakukan oleh orang-orang terdekatnya.
“Buat junior-junior atlet juga yang mungkin lagi mulai dapat bonus-bonus, mungkin bisa pintar-pintar menggunakannya,” pesan Eko.
Selain kebiasaan hidup apa adanya sejak kecil, bijaksana dalam menggunakan uang dikatakan Eko juga sangat dibutuhkan untuknya yang berprofesi sebagai atlet. Pasalnya, perjalanan karier seorang atlet umumnya tidak bisa ditebak, membutuhkan pemeliharaan tinggi, dan juga berisiko.
Eko, yang telah berkenalan dengan olahraga angkat besi sejak usia 12 tahun, mengaku juga sangat mempertimbangkan kebahagiaan orangtuanya.
Kedua orangtua Eko merupakan salah satu alasan ia terus termotivasi meraih prestasi di dunia olahraga.
“Dulu kan pokoknya mikirnya gimana caranya bisa menang supaya dapat bonus dan bisa bangun rumah untuk orangtua. Karena, sebelumnya, orangtua saya tinggal di tanah orang. Kalau tiba-tiba diusir bagaimana? mau tinggal di mana?” ujar Eko.
Meski tidak mudah, Eko mengaku bersyukur, saat ini, perjalanan hidupnya sudah jauh lebih baik.
Ia juga semakin bersinar dengan panen medali di berbagai ajang internasional. Baik di single event kejuaraan angkat besi maupun di acara multievent olahraga seperti Asian Games dan Olimpiade.
Terbaru, Eko kembali membuat harum nama Indonesia dengan meraih medali perak di Olimpiade Tokyo 2020.
Meski begitu, Eko mengaku belum sepenuhnya merasa puas karena belum berhasil meraih medali emas di pesta olahraga sejagad itu. (OL-1)
KOMITE Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) resmi mengesahkan enam cabang olahraga sebagai anggota baru. Pengesahan tersebut dilakukan pada Rapat Anggota Luar Biasa, Rabu (16/7).
Pemerintah akan terus mendukung olahraga potensial di ajang Olimpiade.
Punya rencana liburan yang berbeda dari biasanya? Mengunjungi museum olahraga di berbagai penjuru dunia bisa jadi pilihan liburan yang tak hanya menghibur, tetapi juga penuh dengan sejarah.
KOI juga telah mendaftarkan atlet snowboarding berusia 13 tahun, Zazi Betari Landman, sebagai wakil pertama Indonesia yang masuk dalam sistem FIS.
Kehadiran atlet murni adalah langkah maju dalam perkembangan MMA di Tanah Air.
Presiden IOC Thomas Bach akan secara resmi menyerahkan jabatan presiden kepada Presiden terpilih Kirsty Coventry dalam upacara serah terima khusus di Olympic House di Lausanne, Swiss.
Regulasi baru IWF menghapus sejumlah kelas lama di cabang olahraga angkat besi dan menggantinya dengan kategori baru.
Lokasi Pelatnas yang berada di lingkungan militer turut mendukung pengawasan terhadap para atlet secara intensif selama 24 jam.
Lifter Eko Yuli Irawan mendukung kehadiran Program Indonesian Student Athlete yang memperjuangkan pendidikan ramah untuk atlet di Indonesia.
Di angkat besi, latihan harus kontinu dan tidak boleh terputus. Program sudah dirancang sehingga atlet memang tidak pulang saat Lebaran.
Selama berpuasa, porsi latihan lifter Rizki Juniansyah dalam satu hari berkurang dari sebelumnya dua kali (pagi dan sore) menjadi hanya satu kali.
Sebanyak 16 atlet yang masuk pelatnas 2024 masih fokus berlatih intensif di Pelatnas Kwini Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved