IOC Tolak Atlet Diprioritaskan Dapat Vaksin Covid-19

Basuki Eka Purnama
28/1/2021 06:06
IOC Tolak Atlet Diprioritaskan Dapat Vaksin Covid-19
Presiden IOC Thomas Bach(AFP/Fabrice COFFRINI )

KOMITE Olimpiade Internasional (IOC) tidak mendukung atlet 'melompati antrean' untuk mendapatkan vaksin covid-19. Hal itu ditegaskan Presiden IOC Thomas Bach, merespon kabar bahwa beberapa Komite-komite Olimpiade Nasional (NOC) mengungkapkan rencana memvaksinasi atlet-atlet mereka sebelum Olimpiade Tokyo.

Bach, Rabu (27/1), menambahkan bahwa dia menyerahkan kepada NOC untuk berkoordinasi dengan pemerintah masing-masing terkait akses vaksin untuk para atlet.

Komite Olimpiade Israel mengatakan mereka telah menginokulasi setengah dari delegasi Olimpiade dan akan menyelesaikan prosesnya pada akhir Mei.

Baca juga: Florida Tawarkan Diri Gantikan Tokyo Sebagai Tuan Rumah Olimpiade

Israel, saat ini, tercatat sebagai yang tertinggi di dunia dalam vaksinasi per kapita, setelah menginokulasi sekitar 30% dari 9 juta penduduk dengan setidaknya satu dosis.

"Kami selalu menegaskan bahwa kami tidak mendukung atlet yang melompati antrean," kata Bach pada konferensi pers virtual setelah pertemuan dewan eksekutif pertama tahun ini.

"Di baris pertama harus ada kelompok berisiko tinggi, petugas kesehatan, dan orang-orang yang menjaga masyarakat kita tetap hidup. Itu adalah prioritas pertama dan ini adalah prinsip yang telah kita tetapkan."

"Untuk realitasnya terserah kepada masing-masing pemerintah untuk memutuskan tentang vaksinasi dan akses ke vaksinasi. Itu sebabnya kami telah meminta NOC untuk menghubungi pemerintah masing-masing," lanjutnya.

NOC Hungaria berencana mulai memvaksinasi atlet Olimpiade dalam beberapa minggu, sementara chef de mission Denmark berharap kontingen negara yang terdiri dari sekitar 150 atlet dan 200 ofisial itu akan diinokulasi penuh pada 1 Juli.

Kasus covid-19 telah melampaui 100 juta secara global, Rabu (27/1), ketika negara-negara di seluruh dunia berjuang dengan varian virus baru dan kekurangan vaksin.

Sebagian besar Jepang berada dalam keadaan darurat karena gelombang ketiga infeksi, tetapi Bach menegaskan kembali komitmen IOC untuk
Olimpiade, yang akan dibuka pada 23 Juli setelah ditunda selama setahun karena pandemi.

Beberapa negara, seperti Yunani dan Belgia, sedang menunggu izin pemerintah untuk melanjutkan vaksinasi bagi para atlet.

Komite Olimpiade Belgia telah meminta 400 hingga 500 vaksin untuk delegasi Olimpiade, sementara presiden Komite Olimpiade Yunani Spyros Capralos telah meminta pemerintah untuk memprioritaskan atlet setelah staf medis dan orang tua.

"(Kami) akan terus menekan pemerintah Yunani agar semua atlet divaksinasi," kata seorang juru bicara.

Beberapa negara masih ragu untuk memprioritaskan atlet daripada mereka yang lebih membutuhkan vaksin.

NOC Jerman mengatakan mereka akan mengantre dan tidak mengganggu rencana vaksinasi nasional. Sementara Asosiasi Olimpiade Inggris
mengatakan prioritasnya adalah orang-orang yang rentan, lanjut usia dan pekerja garis depan.

Komite Olimpiade dan Paralimpiade Amerika Serikat (USOPC) belum mengeluarkan kebijakan resmi, tetapi kepala medisnya mengatakan atlet AS
tidak akan melompati antrean apa pun untuk mendapatkan suntikan, meskipun USOPC mungkin mempertimbangkan untuk membeli vaksin ketika tersedia untuk masyarakat umum. .

Bach telah mengatakan sebelumnya bahwa vaksinasi tidak akan diwajibkan bagi para atlet dan staf di Olimpiade. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya