Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

Sekolah di Talaud Diliburkan Imbas Ancaman Tsunami dari Gempa Rusia

 Lina Herlina
30/7/2025 12:20
Sekolah di Talaud Diliburkan Imbas Ancaman Tsunami dari Gempa Rusia
Ilustrasi(Antara)

AKTIVITAS belajar mengajar di sejumlah sekolah di Kabupaten Kepulauan Talaud, Rabu (30/7) diliburkan menyusul peringatan dini tsunami yang dipicu gempa dahsyat bermagnitudo 8,8 di pesisir timur Kamchatka, Rusia, pagi tadi.

Langkah cepat tersebut diambil oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Talaud sebagai bentuk kewaspadaan. Kepala BPBD Talaud, Ordik Rampah, menyampaikan bahwa kebijakan ini diambil untuk menghindari kepanikan serta memastikan keselamatan anak-anak yang berada di wilayah pesisir.

"Langsung kami informasikan dan keluarkan surat edaran peringatan dini. Anak-anak sekolah kami liburkan, apalagi masyarakat di sini sudah cukup terbiasa dengan situasi seperti ini, jadi tidak terlalu panil," ujar Ordik.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), merilis gempa terjadi pada pukul 06.24 WIB dengan pusat gempa di koordinat 52,51° LU dan 160,26° BT di kedalaman 18 km, akibat aktivitas subduksi lempeng di Palung Kurile-Kamchatka.

BMKG mengeluarkan peringatan status Waspada untuk potensi tsunami dengan ketinggian gelombang di bawah 0,5 meter, yang bisa berdampak di beberapa wilayah Indonesia bagian timur, termasuk Kepulauan Talaud, Gorontalo, Halmahera Utara, hingga Jayapura.

Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengingatkan bahwa masyarakat di pesisir harus menjauhi pantai hingga waktu yang ditentukan, dan tidak tergoda untuk kembali ke pantai sebelum benar-benar aman.

“Gelombang pertama bukan selalu yang terbesar. Durasi tsunami lintas samudra bisa berlangsung hingga 3 jam,” tegas Daryono.

Deputi Basarnas, Ribut Eko Sulistyo, menyatakan bahwa pihaknya sudah mengarahkan peningkatan kesiapsiagaan di kantor-kantor SAR di lima provinsi terdampak: Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.

Kepala BPBD Sulawesi Utara, Adolf Tamengkel, mengatakan bahwa koordinasi lintas sektor dilakukan sejak dini. Di Talaud, evakuasi ke lokasi aman telah dilakukan bahkan satu jam sebelum gelombang diperkirakan tiba.

Sementara itu, BPBD Gorontalo juga langsung berkoordinasi lintas wilayah sejak menerima rilis BMKG. Kepala BPBD Gorontalo, Bambang Trihandoko, memastikan kesiapan pihaknya, termasuk dengan penyebaran informasi ke seluruh lapisan masyarakat dan ASN.

“Kami pastikan masyarakat sudah mendapatkan informasi yang benar dan siap mengantisipasi. Gubernur juga telah mengeluarkan imbauan resmi,” kata Bambang.

Kepala Badan Pusat Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB, Abdul Muhari, mengingatkan masyarakat agar tidak meremehkan potensi tsunami meskipun ketinggiannya tergolong kecil. Ia mencontohkan tsunami Jepang 2011 yang menyebabkan korban jiwa di Papua akibat amplifikasi gelombang di wilayah teluk.

“Kita tidak boleh lengah. Untuk keselamatan, semua daerah pantai yang masuk ETA (estimated time of arrival/estimasi waktu tiba) harus dikosongkan sementara waktu,” tegasnya.

Masyarakat diimbau tetap tenang, mengikuti arahan petugas, dan hanya mengakses informasi resmi dari BMKG dan BNPB. (LN/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya