Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
JENAZAH Juliana Marins pendaki asal Brasil yang jatuh di jurang Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), akan diserahkan ke keluarganya setelah proses autopsi selesai. Autopsi dilakukan di Rumah Sakit (RS) Bali Mandara Bali, Jumat (27/6) malam. Penyerahan jenazah ke pihak keluarga dilakukan di RS Bali Mandara dan disaksikan langsung oleh keluarga, tim dokter, pihak kepolisian dari Polda NTB dan Polda Bali.
"Menurut informasi, jenazah bule asal Brazil tersebut akan diterbangkan ke Brasil pada Minggu besok (29/6)," ujar Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Ariasandy saat dijumpai dalam acara HUT Bhayangkara, Sabtu siang (28/6).
Menurut Ariasandy, jenazah Juliana Marins telah diserahkan secara resmi kepada pihak keluarga dan perwakilan konsulat pada Jumat malam (27/6). Meski demikian, kepastian jadwal penerbangan jenazah dari Bali ke Brasil masih menunggu konfirmasi maskapai penerbangan.
"Kalau informasi laporan dari Bid Dokkes Polda Bali, semalam sudah diserahkan kepada pihak keluarga. Rencana besok (Minggu) diterbangkan ke negara asal. Kita belum tahu waktunya karena masih menunggu jadwal penerbangan,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa semula jenazah direncanakan dipulangkan hari ini, Sabtu (28/6), namun tertunda karena tidak ada penerbangan yang tersedia.
“Rencananya hari ini dipulangkan, tapi tidak bisa karena tidak ada penerbangan. Jadi kemungkinan besok dan akan diantar menggunakan ambulans dari Polda Bali,” imbuh Ariasandy.
“Pihak kepolisian dan pihak RS, dalam hal ini diwakili dokter forensik, telah bertemu dengan keluarga untuk serah terima dokumen dan jenazah,” ungkap salah seorang perwakilan rumah sakit Bali Mandara.
Terhadap jenazah Juliana Marins dilakukan autopsi di RSUD Bali Mandara, Kamis (26/6). Dokter ahli forensik, dr. Ida Bagus Putu Alit, Sp.FM (K), DFM, menjelaskan bahwa penyebab kematian jenazaj ialah patah tulang di beberapa bagian tubuh serta kerusakan organ dalam yang memicu perdarahan hebat.
“Kematian disebabkan oleh kekerasan (terbentut) benda tumpul. Banyak ditemukan luka lecet geser di punggung, anggota gerak atas dan bawah, serta kepala. Yang paling parah di area dada bagian belakang yang merusak sistem pernapasan,” ujar dr. Alit, didampingi Direktur RS Bali Mandara, dr. I Gusti Ngurah Putra Dharma Jaya.
Dari pemeriksaan, imbuh dia, ditemukan banyak tulang yang patah terutama pada dada bagian belakang, tulang punggung, dan paha. Cedera-cedera tersebut menimbulkan kerusakan pada organ-organ vital korban dan mengakibatkan perdarahan internal masif. (H-4)
KEMENTERIA Pariwisata menegaskan kembali pentingnya kepatuhan terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) pendakian menyusul l musibah yang merenggut nyawa Juliana Marins
Pendaki asal Malaysia bernama Nazril, 47, mengalami kecelakaan saat melakukan pendakian di kawasan Gunung Rinjani
PAUL Farrell, seorang pendaki asal Irlandia, nyaris kehilangan nyawa setelah terjatuh sejauh 200 meter saat mendaki Gunung Rinjani. Insiden itu disebut mirip dengan kejadian Juliana Marina
ANGGOTA DPR RI dari NTB Mori Hanafi, mengatakan, peristiwa meninggalnya pendaki WNA Brasil, Juliana Maris, di Gunung Rinjani harus menjadi momen pembenahan dan evaluasi.
KOMISI V DPR RI akan memanggil Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) terkait proses evakuasi turis Brasil, Juliana Marins (27), yang jatuh ke jurang Gunung Rinjani.
Pendaki asal Brasil, Juliana Marins, diperkirakan meninggal dunia sekitar 20 menit setelah mengalami luka berat akibat jatuh dari jurang di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Hasil autopsi menunjukkan banyak luka di tubuh Juliana Marins, terutama luka lecet geser yang menandakan korban terbentur benda-benda tumpul saat terjatuh di Cemara Nunggal, Gunung Rinjani
PAUL Farrell, seorang pendaki asal Irlandia, nyaris kehilangan nyawa setelah terjatuh sejauh 200 meter saat mendaki Gunung Rinjani. Insiden itu disebut mirip dengan kejadian Juliana Marina
ANGGOTA DPR RI dari NTB Mori Hanafi, mengatakan, peristiwa meninggalnya pendaki WNA Brasil, Juliana Maris, di Gunung Rinjani harus menjadi momen pembenahan dan evaluasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved