Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
WAKIL Direktur Penunjang RS Bali Mandara I Wayan Sukrata mengatakan hasil autopsi terhadap Juliana Marins, warga negara Brasil yang jatuh ketika mendaki di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat, berjalan lancar.
"Autopsi berjalan lancar. Autopsi dilakukan sejak tiba di RS Bali Mandara tadi malam dan selesai sekitar pukul 01.00 WITA. Otopsi ditangani oleh seluruh tim forensik di RS Bali Mandara," ujarnya, Jum'at (27/6).
Dokter Spesialis Forensik RS Bali Mandara, Ida Bagus Putu Alit, mengungkapkan bahwa hasil autopsi menunjukkan banyak luka di tubuh Juliana, terutama luka lecet geser yang menandakan tubuh korban terbentur benda-benda tumpul saat terjatuh di kawasan Cemara Nunggal, jalur pendakian menuju puncak Rinjani,
Penyebab Kematian Akibat Benturan Keras
Ia mengungkapkan penyebab kematian Juliana yakni karena benturan benda tumpul. "Penyebab kematian karena kekerasan tumpul yang menyebabkan kerusakan," katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, ditemukan sejumlah tulang patah di bagian dada, tulang belakang, punggung, dan paha. Luka paling serius berada di area punggung. Kerusakan organ dalam dan pendarahan hebat diyakini terjadi akibat tulang-tulang yang patah tersebut.
"Dari patah-patah tulang inilah terjadi kerusakan organ dalam dan pendarahan," ungkapnya.
Alit menjelaskan luka di kepala korban disebut belum menimbulkan herniasi pada otak, kemudian luka di bagian dada dan perut mengalami pendarahan cukup banyak dan tidak ada organ yang mengkerut. Sementara itu, pendarahan paling banyak terjadi di rongga dada korban.
Atas dasar pemeriksaan medis tersebut, Alit menyimpulkan tidak ditemukan tanda-tanda bahwa kematian terjadi dalam waktu lama setelah luka muncul. Ia menegaskan korban meninggal dalam waktu yang sangat singkat setelah mengalami luka.
"Kami tidak menemukan bukti-bukti bahwa kematian itu terjadi dalam jangka waktu yang lama dari luka terjadi," katanya.
Tim forensik juga masih menunggu hasil pemeriksaan toksikologi. Terkait dugaan kematian akibat hipotermia, Alit menyatakan pihaknya tidak dapat memastikan hal tersebut karena jenazah sudah berada dalam kondisi termanipulasi akibat penyimpanan di dalam freezer.
"Penyebab kematian karena kekerasan tumpul yang menyebabkan patah tulang dan kerusakan organ dalam. Untuk sementara begitu karena harus menunggu hasil pemeriksaan toksikologi," pungkas Alit.
Pemeriksaan luar jenazah dilakukan pada Kamis (26/6) malam sekitar pukul 22.05 WITA, sebelum kemudian dilanjutkan dengan proses autopsi. (Ant/P-5)
Pendaki asal Brasil, Juliana Marins, diperkirakan meninggal dunia sekitar 20 menit setelah mengalami luka berat akibat jatuh dari jurang di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Pendaki asal Brasil, Juliana Marins, diperkirakan meninggal dunia sekitar 20 menit setelah mengalami luka berat akibat jatuh dari jurang di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
PAUL Farrell, seorang pendaki asal Irlandia, nyaris kehilangan nyawa setelah terjatuh sejauh 200 meter saat mendaki Gunung Rinjani. Insiden itu disebut mirip dengan kejadian Juliana Marina
ANGGOTA DPR RI dari NTB Mori Hanafi, mengatakan, peristiwa meninggalnya pendaki WNA Brasil, Juliana Maris, di Gunung Rinjani harus menjadi momen pembenahan dan evaluasi.
KOMISI V DPR RI akan memanggil Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) terkait proses evakuasi turis Brasil, Juliana Marins (27), yang jatuh ke jurang Gunung Rinjani.
Berkaca dari kasus meninggalnya pendaki saal Brasil di Gunung Rinjani, berikut ini adalah langkah-langkah penting yang bisa dilakukan saat kelelahan di tengah pendakian:
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved