Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PENDAKI asal Brasil, Juliana Marins, diperkirakan meninggal dunia sekitar 20 menit setelah mengalami luka berat akibat jatuh dari jurang di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kesimpulan ini diungkap berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan di RS Bali Mandara, Denpasar.
Dokter Spesialis Forensik RS Bali Mandara, dr. Ida Bagus Putu Alit, menjelaskan bahwa penyebab utama kematian Juliana adalah luka berat akibat benturan benda tumpul, terutama di bagian punggung. Benturan keras tersebut memicu pendarahan hebat, khususnya di rongga dada.
"Kalau kita perkirakan 20 menit (setelah luka benturan)," kata Putu Alit, Jumat (27/6).
Alit menjelaskan luka di kepala korban disebut belum menimbulkan herniasi pada otak, kemudian luka di bagian dada dan perut mengalami pendarahan cukup banyak dan tidak ada organ yang mengkerut. Sementara itu, pendarahan paling banyak terjadi di rongga dada korban.
Mengenai dugaan bahwa Juliana masih sempat bergerak setelah jatuh, Alit menolak berspekulasi. Ia menegaskan hanya menyampaikan fakta medis dari hasil autopsi.
"Kamidari fakta-fakta saja,," katanya.
Dalam pemeriksaan, tim dokter menemukan sejumlah tulang patah di bagian dada, tulang belakang, punggung, dan paha. Luka paling serius terletak di area punggung. Patah tulang ini menyebabkan kerusakan pada organ dalam dan memicu perdarahan hebat.
"Dari patah-patah tulang inilah terjadi kerusakan organ dalam dan pendarahan," ungkapnya. (Ant/P-4)
Hasil autopsi menunjukkan banyak luka di tubuh Juliana Marins, terutama luka lecet geser yang menandakan korban terbentur benda-benda tumpul saat terjatuh di Cemara Nunggal, Gunung Rinjani
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved