Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Mimpikan Jalan Mulus tak Kunjung Terwujud, Warga di Cianjur Uruk 'Kolam' dengan Kerikil

Cahya Mulyana
11/5/2025 08:19
Mimpikan Jalan Mulus tak Kunjung Terwujud, Warga di Cianjur Uruk 'Kolam' dengan Kerikil
Warga Kampung Cibuntu, Desa Ciharashas, Cianjur, Jawa Barat, menutup kubangan di jalan dengan kerikil.(dok.istimewa)

PEMIMPIN bangsa silih berganti, begitu pula dengan pejabat daerah. Namun warga Kampung Cibuntu, Desa Ciharashas, Cianjur, Jawa Barat, tak kunjung merasakan denyut pembangunan.

Pasalnya, jalan utama yang menghubungkan antardesa di kampung itu seakan tidak tersentuh buah dari pembayaran pajak yang mereka bayarkan dari kendaraan dan kewajiban rakyat lainnya. Sisa aspal yang ada dari pengaspalan sekitar 2010 pun sudah tidak tersisa lagi.

Tak ayal, infrastruktur utama yang dilalui mereka setiap hari tak ubahnya sungai kering. Bahkan akses vital warga Kampung Cibuntu ke pasar dan pusat kota itu sudah banyak menjadi 'kolam'.

"Setiap ganti presiden, gubernur dan pejabat lain yang dipilih, kita selalu berharap infrastruktur ini diperbaiki. Minimal diaspal kalau tidak dikehendaki seperti kampung lain dengan dicor. Tapi hingga jalan ini banyak lubang bak kolam ikan itu tak tersentuh pembangunan juga," kata warga Cibuntu, M Ridho (30), di sela dirinya dan warga lain menutupi lubang besar bak kolam ikan itu dengan kerikil, Minggu (12/4).

Harapan Warga?

Menurut Ridho, aspirasi kampungnya itu sudah sering disuarakan dalam berbagai kesempatan politik, formal juga platform media sosial. Tujuannya, supaya jalan itu mendapat perhatian pemerintah.

"Ikhtiar sudah sering, termasuk hari ini kita secara swadaya meratakan jalan dengan kerikil yang ada. Semoga ini didengar dan dilihat pemerintah. Termasuk oleh Bapak Aing (Bapak saya) Kang Dedi Mulyadi (Gubernur Jawa Barat)," tegasnya.

Warga lainnya, Saefur (42) menambahkan bahwa menutup 'kolam' di jalan tersebut dengan kerikil pun membutuhkan perjuangan yang panjang. Selain harus ada kerikilnya, perlu juga tenaga untuk mengerjakannya.

"Kami hanya bisa berusaha sebisanya dengan harapan tidak banyak orang jatuh atau terpeleset di kubangan kolam ini. Ingin kami, jalan ini segera diaspal, lebih bagus lagi dicor. Namun hal itu masih seperti mimpi karena belum terwujud," pungkasnya. (Cah/P-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya