Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMKAB Banyumas, Jawa Tengah, terus menggalakkan program ketahanan pangan nasional dengan mengambil bagian dalam Gerakan Menanam Padi Serentak di 14 Provinsi bersama Presiden Prabowo Subianto. Meski demikian, sektor pertanian di wilayah ini menghadapi tantangan serius, terutama minimnya keterlibatan generasi muda dalam dunia pertanian.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan-KP) Banyumas, Jaka Budi Santosa, mengungkapkan bahwa keterbatasan tenaga kerja muda mendorong pemerintah daerah untuk mempercepat transformasi pertanian berbasis teknologi.
“Tenaga muda di sektor pertanian sangat terbatas. Maka kami arahkan pada sistem mekanisasi dan meninggalkan pola tradisional menuju pertanian cerdas (smart farming),” ujar Jaka usai mengikuti penanaman padi serentak yang dipusatkan di Desa Tambaksari, Kecamatan Kembaran, Rabu (23/4).
Ia menambahkan, langkah ini menjadi peluang emas bagi generasi muda untuk menjadi petani milenial yang mengedepankan efisiensi dan nilai ekonomi tinggi. Pemerintah daerah siap mendukung dengan penyediaan alat seperti transplanter dan mesin panen (combine harvester).
Selain itu, Dinpertan-KP juga akan mengembangkan pertanian pintar dengan fokus pada komoditas bernilai jual tinggi. Dalam rangka mendukung program swasembada pangan nasional, Kementerian Pertanian menetapkan target luas tanam (LTT) di Banyumas tahun 2025 sebesar 75.731 hektare.
“Untuk April, target tanam 12.935 hektare dan hingga hari ini baru terealisasi 6.362 hektare. Mei nanti ditargetkan seluas 10.000 hektare, sementara untuk musim tanam kedua yang berlangsung April hingga September, diperkirakan bisa mencapai 30.000 hektare,” jelas Jaka.
Ia menyebut, hingga akhir April, masih terdapat sekitar 2.000 hingga 3.000 hektare sawah yang sedang dalam masa panen. Karena itu, petani yang telah memanen diminta segera mengolah lahan guna mempercepat musim tanam berikutnya, khususnya di area sawah tadah hujan.
“Saat ini ada sekitar 6.000 hektare sawah tadah hujan. Dengan cuaca yang masih mendukung, kami optimistis percepatan tanam bisa terealisasi,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Banyumas, Dwi Asih Lintarti, berharap gerakan tanam serentak ini menjadi pendorong utama tercapainya ketahanan pangan nasional. Ia menilai kegiatan tersebut juga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian.
“Ini gerakan positif yang memotivasi petani, tidak hanya di Banyumas tapi juga di daerah lain. Bertani adalah profesi yang menjanjikan, apalagi dengan harga gabah yang semakin baik dan kepastian pasar yang tersedia,” kata Dwi Asih.
Ia mengakui, menurunnya jumlah petani menjadi tantangan tersendiri bagi sektor pertanian, sebab tenaga kerja untuk menanam dan merawat sawah makin sulit dicari.
“Bukan hanya di sini, di banyak daerah juga mengalami hal serupa. Harapan kami, lewat gerakan seperti ini, anak-anak muda mulai melirik kembali profesi petani,” tambahnya. (LD/E-4)
senjata tradisional Jawa Tengah sebagai warisan perjuangan bernilai filosofi tinggi dan kini masih bisa ditemukan di kalangan masyarakat Jawa
Pada hari biasa, perahu beroperasi dari pukul 09.00-14.00 WIB. Pada akhir pekan, termasuk libur Nataru akan ditambah hingga pukul 18.00 WIB.
DI tepi jalan provinsi di Desa Jatisaba, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, puluhan perempuan berkumpul dengan menenteng beberapa botol minuman kapucino cincau.
KEGIATAN Ramadan yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Banyumas, Jawa Tengah, cukup semarak.
Pemilihan Bupati (Pilbup) Banyumas, Jawa Tengah, dipastikan hanya akan diikuti satu pasangan calon.
Calon pemimpin (sebenarnya) tidak peduli terhadap isu kelompok marginal. Yang mereka pikirkan hanyalah kemenangan saja.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) berkomitmen terus membantu pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pangan lokal.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Program ketahanan pangan Kostrad sudah dilaksanakan dan berjalan di beberapa daerah seperti di Bogor, Karawang, Sukabumi, Tasikmalaya, Garut, Ciamis dan Pangandaran.
Lokasi ketahanan pangan Kostrad di Gudang Ketahanan Pangan berada di Desa/Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi,
Produksi beras Kabupaten Cianjur mencapai 860 ribu ton lebih. Produksinya terbilang melebihi dari kebutuhan konsumsi rata-rata masyarakat.
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon berkolaborasi dengan PT Pos Indonesia dan Bulog Cirebon memberikan bantuan pangan berupa beras sebanyak 10 kilogram
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved