Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
BENCANA hidrometeorologi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Kamis (6/3) malam, menelan korban jiwa. Lima orang warga dilaporkan meninggal dunia serta empat orang hilang dan enam orang luka-luka.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat hingga Sabtu (8/2), kelima orang warga yang meninggal dunia yaitu Eneng Santi, 40, warga Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Siti Nurul Awalia, 8, warga Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Nendi Saputra, 7, warga Desa Kertajaya Kecamatan Simpenan, Ooy, 69, warga Desa Cidadap Kecamatan Simpenan, dan Yayar, 70, warga Desa Kertajaya Kecamatan Simpenan.
"Korban meninggal dunia bertambah jadi lima orang. Pada Sabtu (8/3) ada satu orang yang kembali ditemukan atas nama Ooy. Korban sebelumnya tidak terdata. Korban ditemukan meninggal dunia tertimbun tanah longsor," kata Koordinator Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, melalui keterangannya pada Sabtu malam (8/3).
Saat ini tim SAR gabungan masih melakukan pencarian warga yang dilaporkan hilang. Mereka adalah Darjat, 60, warga Desa Langkapjaya Kecamatan Lengkong, Siti Maryam, 35, warga Desa Langkapjaya Kecamatan Lengkong, Ahyar Fauzi, 9, warga Desa Langkapjaya Kecamatan Lengkong, dan Mondi (9), warga Desa Kertajaya Kecamatan Simpenan.
"Dari empat orang itu, tiga orang warga Kecamatan Lengkong dan satu orang warga Kecamatan Simpenan. Terdapat juga korban luka sebanyak enam orang," jelasnya.
Bencana tanah longsor dan banjir di Kabupaten Sukabumi disebabkan cuaca ekstrem dan hujan deras. Kejadiannya berlangsung dalam waktu cukup lama.
"Tanah longsor terjadi di enam titik dan banjir di lima titik lokasi," ujarnya.
Bencana mengakibatkan 59 kepala keluarga atau 59 jiwa terdampak. Sedangkan 79 kepala keluarga atau 188 jiwa mengungsi.
Bencana juga menyebabkan puluhan rumah warga mengalami kerusakan. Rinciannya, 42 unit rumah warga rusak berat dan 51 rumah rusak ringan.
Sarana lain yang terdampak yakni 5 bangunan jembatan dan 1 saluran air. Termasuk 1 bangunan sekolah serta 16 titik ruas jalan dan 184 hektare lahan sawah. (H-2)
KOTA Sukabumi, Jawa Barat, kembali diterjang bencana hidrometeorologi, Sabtu (9/8) malam.
PERMUKIMAN warga di dua wilayah di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terendam banjir akibat meluapnya aliran Sungai Cicatih, Minggu (3/8) malam.
PEMERINTAH Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terus mendata secara detail jumlah warga terdampak bencana hidrometeorologi. Sebab, dikhawatirkan ada warga yang terlewat menerima bantuan.
BNPB mengatakan bahwa jumlah rumah rusak tercatat ratusan unit dengan skala kerusakan sedang hingga berat.
BNPB menyatakan lima orang meninggal dunia dan empat lainnya masih dalam pencarian akibat banjir disertai tanah longsor di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.
Ke-65 titik itu tersebar di 28 desa/kelurahan yang ada di 11 kecamatan. 33 di antaranya adalah bencana banjir, 15 bencana longsor dan 17 titik bencana angin kencang.
BMKG mengimbau warga di sembilan kabupaten/kota di Sulawesi Utara mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi hingga 12 Agustus 2025.
KOTA Sukabumi, Jawa Barat, kembali diterjang bencana hidrometeorologi, Sabtu (9/8) malam.
BNPB mengimbau BPBD agar memantau kondisi muka air sungai dan wilayah tebing curam di saat hujan intentitas tinggi atau berlangsung lebih dari 1 jam.
Solar maksimum merupakan fase siklus 11 tahun aktivitas bintik (sunspot) pada matahari yang diperkirakan terjadi pada Juli ini.
DARI semua kabupaten yang dilanda bencana hidrometeorologi di Sulawesi Selatan, Kabupaten Sinjai, yang terparah, lantaran dikepung angin puting beliung, longsor, dan banjir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved