Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Usai Kasus Simbol Dewa Siwa, Atlas Bali Gelar Upacara Guru Piduka

Arnoldus Dhae
08/2/2025 15:17
Usai Kasus Simbol Dewa Siwa, Atlas Bali Gelar Upacara Guru Piduka
MANAJEMEN PT. Kreasi Bali Prima yang menaungi Atlas Super Club, Bali, Indonesia, menggelar upacara Guru Piduka di Pura Desa Lan Puseh Desa Adat Berawa, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (8/2).(MI/ Arnoldus Dhae)

MANAJEMEN PT. Kreasi Bali Prima yang menaungi Atlas Super Club, Bali, Indonesia, menggelar upacara Guru Piduka di Pura Desa Lan Puseh Desa Adat Berawa, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (8/2). Upacara itu sebagai bentuk permohonan maaf secara niskala kepada dewa atau leluhur atas kasus pelecehan simbol Dewa Siwa sebagai latar saat pertunjukan musik elektronik pada 31 Januari 2025.

 

Upacara Guru Piduka dilaksanakan dengan sarana sesajen lengkap yang disiapkan oleh para pemangku dan penglinsir pura setempat. Lebih dari 500 orang karyawan Atlas ikut berpartisipasi dalam upacara permohonan maaf secara Niskala tersebut.

 

Kepala Humas Atlas, Tommy Dimas, mengatakan bahwa Upacara Guru Piduka diniatkan agar dapat berjalan bersamaan dengan Hari Raya Saraswati. Upacara itu sebagai wujud toleransi dan penghargaan terhadap kepercayaan masyarakat Hindu Bali. Sebelumnya, sejumlah elemen masyarakat berdemo ke kantor DPRD Bali, menuntut penutupan Atlas.

 

Pada Rabu (5/2) manajemen Atlas telah mengakui keteledoran penggunaan gambar Dewa Siwa pada pertunjukan musik di tempat yang digadang-gadang merupakan klub pantai terbesar di Bali itu. Pengacara kondang Hotman Paris, yang merupakan pemegang saham PT. Kreasi Bali Prima juga meminta maaf melalui akun instagram @hotmanparisofficial.

 

Manajemen Atlas juga menjelaskan bahwa sudah memenuhi dan merespon Surat Teguran dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali dan LBH Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) untuk melakukan permohonan maaf secara terbuka, serta menyelenggarakan Upacara Guru Piduka. Selain itu, Atlas juga sudah melakukan pertemuan dengan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Bali, PHDI Bali, DPRD Bali, DPRD Badung, Satpol PP dan pihak kepolisian.

 

Salah seorang warga Desa Adat Berawa, Made Sandra, berharap keadaan akan kembali tenang dan kondusif usai Upacara Guru Piduka. Semua pihak diharapkan dalam menerima permohonan maaf Atlas Bali. “Tujuan utamanya mari kita saling memaafkan,” katanya.

 

I Made Kamajaya Perbekel Desa Tibubeneng menambahkan bahwa ribuan orang menggantungkan hidupnya dari Atlas. Hal ini perlu menjadi pertimbangan mengingat pentingnya keberlangsungan ekonomi masyarakat Bali. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya