Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BELASAN siswa SDN Dukuh 3 Sukoharjo, Jawa Tengah, menderita mual, pusing, dan kemudian muntah usai menyantap menu makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kejadian itu berlangsung hari ini, Kamis (16/1).
Penyebab mual yang berlanjut muntah itu dari pengakuan para siswa akibat menyantap menu ayam tepung yang rasanya aneh.
Hal itu disampaikan oleh Kepala SDN Dukuh 03 Sukoharjo, Lilik K. Tidak hanya rasa, Lilik menyebut siswa yang mengalami gejala sakit menuturkan ayam tepung itu juga beraroma kurang sedap.
“Jadi anak-anak mual itu usai menyantap ayam, ada aroma yang tidak fresh. Anak-anak, terutama kelas 2 dan kelas 5, lalu merasa mual, sakit perut, dan kemudian muntah,” imbuh dia.
Sedikitnya, ada 200 paket makan program MBG yang dibagikan kepada para siswa SDN Dukuh 03 Sukoharjo. Kunari menyatakan tidak ada siswa yang mengalami gejala serius dari efek keracunan tersebut. Seluruh siswa yang keracunan sudah sembuh setelah diberi obat oleh petugas medis dari puskesmas.
“Alhamdulillah semua tidak apa-apa. Bu Bidan dan Bu Dokter langsung datang ke sekolah, memberikan obat, dan memastikan kondisi anak-anak. Tidak ada yang dirawat dan langsung dipulangkan,” ujar Lilik.
Peristiwa belasan siswa mengalami mual, pusing, dan muntah itu terjadi secara berurutan sejak pukul 10.00 WIB atau satu jam setelah menyantap paket MBG yang didistribusikan dari dapur TNI setempat. Kepala Puskesmas Sukoharjo Kunari menduga keracunan makanan disebabkan ada menu makanan yang belum matang.
"Dan ayam tidak matang itu juga sudah diakui pihak Kodim," ungkapnya.
Pihak sekolah dengan cepat meminta bantuan puskesmas yang dengan segera mengirimkan tim medis untuk mengobati. Gerak cepat ini terbukti sangat membantu, karena dengan obat yang diberikan mampu menolong dan tidak satu pun siswa yang mengalami keracunan dilarikan ke rumah sakit.
"Intinya semua sudah kita tangani, obati dan hasilnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kami berikan 50 obat untuk mereka yang keracunan. Semoga tidak ada tambahan yang sakit dari program MBG ini," Kunari.
Ahli gizi juga didatangkan untuk meneliti penyebab pasti dari paket MBG yang didistribusikan pada hari ini. (WJ/J-3)
Pemilik dapur MBG Serengan, Yuli Retnowati mengungkapkan kepada wartawan, akibat aksi maling ini, maka sejumlah peralatan seperti piring dan kompos gas hilang.
Pengamat menyebut sekolah gratis dan pemenuhan gizi yang baik lewat MBG sama-sama hak warga negara yang harus dipenuhi oleh pemerintah.
Mantan Wali Kota Solo FX Rudy mengusulkan anggaran makan bergizi gratis atau MBG dialihkan untuk membiayai sekolah dasar gratis. JPPI menilai usulan itu konkret
KETERLIBATAN pengusaha lokal untuk memaksimalkan jalannya program Makan Bergizi Gratis (MBG) perlu terus didorong dan didukung.
KEPALA Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Taruna Ikrar mengatakan terdapat 12 langkah pencegahan keracunan MBG.
Makanan siap saji yang dimasak dalam jumlah besar memiliki tingkat risiko tinggi terhadap kontaminasi, terutama oleh mikroorganisme patogen.
MENU pada Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang telah menyebabkan ratusan siswa di SMP Negeri 35 Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) mengalami keracunan massal.
(KPAI) Jasra Putra pemda lebih aktif untuk mengawal program MBG. Ia juga menekankan pentingnya antisipasi apabila terjadi kejadian luar biasa (KLB) keracunan
Peristiwa keracunan makanan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyebabkan dinas kesehatan menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di wilayah Bogor.
BADAN Pemeriksa Obat dan Makanan (Badan POM) mencatatkan kasus keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sampai saat ini mencapai 17 kejadian di 10 provinsi.
Pemeriksaan yang diilakukan selama kurang lebih 4 hari terakhir, menunjukkan bahwa beberapa bahan itu ternyata mengandung bakteri e.coli dan salmonella.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved