Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Jelang Peringatan 20 Tahun Tsunami, Perairan Laut di Aceh tak Tenang

Amiruddin Abdullah Reubee
25/12/2024 11:34
Jelang Peringatan 20 Tahun Tsunami, Perairan Laut di Aceh tak Tenang
Nelayan pulang melaut di perairan Selat Malaka, kawasan Kecamatan Kembang Tanjung, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.(MI/Amiruddin Abdullah Reubee)

JELANG Peringatan 20 tahun tsunami pada 26 Desember mendatang, perairan laut di Aceh tak tenang. Tinggi gelombang berkisar 2 hingga 4 meter.

Sesuai data diperoleh Media Indonesia, Rabu (25/12) dari Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) misalnya, ketinggian gelombang laut di kawasan perairan Sabang, wilayah barat selatan Aceh, dan Samudera Hindia mencapai 2 hingga 4 meter. Kondisi ini bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Kepada mereka yang beraktivitas di laut seperti nelayan atau lainnya diharapkan selalu mewaspadai gelomnang tinggi. Terutama mereka yang berlayar di perairan utara Kota Sabang dan wilayah Kabupaten Aceh Barat, Aceh Selatan, dan Singkil, perlu mewaspadai potensi gelombang 4 meter.

Adapun di perairan Selat Malaka yang meliputi Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, Kota Langsa hingga Kabupaten Aceh Timur, ketinggian gelombang laut berkisar 0,5 hingga 0,25 meter.

Sementara untuk cuaca diperkirakan lebih sering hujan ringan dan kecepatan angin 2 hingga 15 knot dari arah Timur Laut ke Timur.

Forecaster On Duty BMKG Malikussaleh, Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Khahendra Muiz, mengimbau kepada nelayan untuk mewaspadai terhadap potensi gelombang tinggi. Apalagi itu dapat berakibat buruk terhadap keamanan pelayaran.

"Selalu membawa peralatan keselamatan seperti pelampung. Tidak mamasakan diri kalau gelombang di lokasi penangkapan ikan mulai tidak kondusif," tutur Khahendra.

Sementara itu, masyarakat Aceh bersama Pemerintah Indonesia hingga dunia internasional akan memperingati atau mengenang peristiwa tsunami Aceh yang bermula pada gempa bumi yang berpusat di Samudera Hindia yang terjadi pada Kamis, 26 Desember 2024.

Itu merupakan renungan atau muhasabah agar tidak melupakan fenomena alam yang menjadi tonggak sejarah peristiwa besar yang meluluh lantakkan wilayah pesisir Aceh dan enam negara lainnya. Sehari menjelang peringatan gempa bumi dan tsunami Aceh itu, laksana ada pesan alam kepada anak manusia. Di antara banyak yang tidak terbaca, satu paling penting, yaitu tingginya gelombang di laut perairan laut Samudera Hindia dan Selat Malaka.

Pesisir Samudera Hindia dan Selat Malaka merupakan kawasan provinsi Aceh paling parah diterjang tsunami pada 26 Desember 2004 atau 20 tahun lalu.

Selain Aceh ada juga enam negara lainnya luluh lantak akibat gelombang dahsyat yang diawali gempa bumi sekitar 9,3 pada skala Richter (SR) kala itu. Sekitar 250 ribu jiwa diperkirakan meninggal saat musibah tersebut. (MR/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya