Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
BERBAGAI cara dan banyak inovasi dalam rangka memperingati 20 tahun tsunami Aceh yang merenggut ratusan ribu korban jiwa serta merusakkan ribuan bangunan.
Ini merupakan refleksi untuk mengenang sambil berdoa terhadap mereka yang telah pergi kala itu dan mengharapkan rahmat berkepanjangan untuk generasi masa depan.
Pusat Riset Hukum, Islam, dan Adat (PR HIA) dari Universitas Syiah Kuala (USK) misalnya, dalam mewujudkan empati tragedi tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 itu, berkolaborasi dengan penerbit Bandar Publishing menggelar doa dan renungan bersama. Tujuannya antara lain guna mengenang dan menjadikan pelajaran penting tentang apa yang terjadi di Aceh 20 tahun silam.
Acara bertajuk Doa Bersama 20 Tahun Tsunami, Ceramah Mitigasi Bencana, dan Peluncuran Buku Diplomasi Bencana karya Dosen Hukum USK Sulaiman Tripa ini digelar di A&R Coffee, Lamgugob, Banda Aceh pada Kamis (26/12) atau bertepatan saat detik-detuk terjadi gempa bumi 9,3 pada Skala Richter (SR) 26 Desember 2004 silam.
Direktur Bandar Publishing Mukhlisuddin Ilyas, kepada Media Indonesia, Jumat (27/12) mengatakan kolaborasi ini terselenggara untuk menjadikan momen refleksi 20 tahun bencana dahsyat tsunami sebagai pengingat. Lalu juga untuk menjadikan manusia untuk meningkatkan kesabaran dan kesadaran tentang perlunya bersyukur.
"20 tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, kita semua merasakan dahsyatnya gempa dan tsunami. Sekarang kita berkolaborasi guna saling menyumbang ilmu pengetahuan dan berbagi buku karya Dr Sulaiman tripa sebagi bentuk refleksi selalu mengenang peristiwa tsunami" kata Mukhlisuddin Ilyas.
Menurut Mukhlis, semua orang Aceh memiliki memori tentang gempa tsunami Aceh. Dus, aemoga generasi muda Aceh memiliki memori yang sama untuk dapat mewaspadai segala bentuk risiko akibat gempa dan tsunami.
Puncak acara ditandai dengan peluncuran buku Diplomasi Bencana karya Sulaiman Tripa. Ini sebuah karya yang mengupas peran diplomasi dalam penanganan bencana, khususnya dalam konteks tsunami Aceh. Buku ini menjadi refleksi penting bagi upaya kolaboratif dalam membangun ketahanan masyarakat terhadap bencana. Ketua PR HIA Universitas Syiah Kuala, Azhari, mengatakan acara tersebut tidak hanya menjadi momen refleksi dan doa bersama. Tapi juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat untuk memahami pentingnya mitigasi bencana.
"Semoga dengan doa yang kita panjatkan, ceramah mitigasi bencana yang diberikan Dr Okta dan dengan peluncuran buku Diplomasi Bencana dapat menjadi kontribusi nyata dalam membangun kesadaran dan kesiapan kita semua,” tutur Azhari.
Budayawan Aceh, M Adli Abdullah mengatakan berbagai cara mengenang tsunami di Aceh sebagai upayanya untuk melawan lupa. Lalu mewarisi sejarah tragedi besar yang pernah terjadi.
"Ini hal positif yang perlu diteruskan agar menjadi bekal pengetahuan dan sumber penelitian generasi masa depan," tutur Adli yang juga Dosen Senior USK.
Acara doa bersama dan peluncuran buku Diplomasi Bencana ini juga menggarisbawahi komitmen bersama untuk mewujudkan Aceh yang lebih siap menghadapi bencana di masa depan itu mendapat sambutan positif berbagai kalangan.
Lalu dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, akademisi, pers dan praktisi kebencanaan. Apalagi dimulai dengan doa bersama untuk mengenang para korban tsunami. Agar tersampaikan ke banyak kalangan, refleksi atau mengenang 29 tahun bencana ini juga disiarkan secara langsung melalui sagoe.tv.
Doa bersama kepada arwah korban tsunami yang dimpin oleh Enzus Tinianus, dilanjutakan dengan sambutan Sulaiman Tripa seputar karyanya Diplomasi Bencana. Kemudian sambutan direktur Bandar Publishing Mukhlisuddin Ilyas. (MR/J-3)
Gajah-gajah jinak di sekolah tersebut ikut berjasa dalam pencarian dan evakuasi korban tsunami Aceh 2004.
MENTERI Transmigrasi (Mentrans) M. Iftitah Sulaiman Suryanagara menyampaikan bahwa bencana alam tsunami yang melanda Aceh pada 2004 menjadi momen penting dalam membangun Indonesia.
Bersamaan peringatan 20 tahun bencana dahsyat yang meluluhlantakkan Aceh ini, Pemerintah Aceh juga mengundang dan menobatkan penghargaan kepada perwakilan negara-negara donor.
Dikatakan Muttaqin, selain kehilangan ayah tercintanya yang meninggal terbawa arus tsunami, ada sekitar 200 anggota kerabat atau keluarga besar mereka juga berpulang saat itu. Lalu 15 orang di antaranya adalah kerabat dekat.
MARTUNIS menjadi simbol harapan saat Aceh hancur diterjang gempa dan tsunami 20 tahun silam. Bocah yang saat itu berusia 7 tahun dijadikan anak angkat oleh bintang sepak bola Cristiano Ronaldo
Kiprah lembaga riset mitigasi tsunami tersebut sudah mendunia. Banyak pakar atau peneliti dari berbagai belahan dunia pernah berkolaborasi dengan TDMRC
BANYAK peristiwa yang terjadi di Aceh sepanjang 2024. Mulai dari gelombang kedatangan pengungsi Rohingya, karut marut pergelaran PON XXI 2024, hingga peringatan 20 tahun tsunami Aceh.
Pembangunan hutan pesisir atau vegetasi alami seperti pandan laut dan mangrove juga menjadi solusi berbasis ekosistem untuk meredam energi gelombang tsunami.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved