Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Saat Hilang Kontak di Gunung Balease, Tiga Pendaki Temukan Jejak Suku Primitif

Kristiadi
02/12/2024 13:00
Saat Hilang Kontak di Gunung Balease, Tiga Pendaki Temukan Jejak Suku Primitif
Ketiga pendaki dari komunitas Jarambah QC Tasikmalaya, Jawa Barat, yang sempat hilang kontak di Gunung Balease, Sulawesi Selatan.(MI/ Kristiadi)

TIGA pendaki yang sempat hilang kontak Gunung Balease, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, telah kembali kota asal, Tasikmalaya, Jawa Barat. Dalam acara penyambutan, ketiga pendaki yang berasal dari komunitas Jarambah QC Tasikmalaya itu menceritakan menemukan jejak suku primitif di Gunung Balease.

 

Acara penyambutan berlangsung di Gedung Kesenian, Kecamatan Cihideung, Tasikmalaya. Komunitas Jarambah QC menggelar syukuran dengan pemotongan nasi tumpeng atas kembalinya ketiga pendaki, yang terdiri dari Tantan Trianasaputra alias Tantan Apem alias hujan bayu (56), Maman Permana alias Maman Leuneng, Barak Tua (44), dan Yudiana alias Yudi Rimba, Mindo, karang berang (44). Ketiganya membawa keluarga dan putra-putri mereka dalam acara tersebut.

 

Tantan mengungkapkan bahwa dalam ekspedisi bertajuk "Jarambah QC Ewako Koroue'24, Toelangi-Balease-Kabentonu itu mereka membutuhkan waktu 2 minggu untuk mencapai puncak Gunung Balease. Mereka tidak tersesat, namun memang kehilangan komunikasi (lost kontak) dalam pendakian di gunung yang memiliki salah satu jalur terpanjang di Indonesia itu.

 

"Jadi sebenarnya lost kontak yang pertama dan kemudian diasumsikan tersesat, padahal kami sedang menuju pulang dan sudah kami hitung akan terlambat. Karena, kami sudah memetakan jalur ekspedisi mempersiapkan segala kebutuhan logistik untuk perjalanan panjang, kami tidak merasa tersesat hanya hilang kontak kebetulan kami juga bertemu Tim SAR di jalan resminya," katanya, Senin (2/12/2024).

 

Keterlambatan yang mereka alami karena berbagai tantangan selama ekspedisi, mulai dari serangan lebah, lebah klanceng, ular, longsor, pohon tumbang, hingga mendapati sarang ular. Mereka juga sempat keluar jalur dan berputar-putar, seperti dialami Maman saat di pos 6 dan sempat berputar-putar di sekitar pos 4.

 

Di sisi lain, ekspedisi itu juga membawa mereka bertemu dengan jejak kaki suku primitif. Dengan berbagai kondisi, mereka pun baru bisa mencapai puncak di hari ke-14.

 

Namun mereka berhasil bertahan hidup dengan menerapkan banyak strategi, termasuk mengelola perbekalan, mengerahkan kemampuan navigasi, sampai. memecah tim. “Kalau bekal, sampai kami bertemu tim SAR masih ada. Rencana operasi perjalanan (ROP) kami bawa bekal untuk 10 hari hingga kami tambah safety factor 60 persen," jelas Tantan.

 

 

Tantan juga mengungkapkan bahwa dirinya sempat berpisah hingga sendirian di belakang sementara Yudiana dan Maman bergerak lebih dulu. Kedua rekannya yang merupakan pendaki tempur atau sniper ini meninggalkan jejak petunjuk menggunakan berbagai perlengkapan mereka, seperti topi dan klambu.

 

Langkah ini merupakan bagian dari strategi bertahan hidup meski pergerakan melambat karena Tantan mengalami cedera kaki. "Pendakian yang dilakukan di Gunung Balease kami membawa mesin senso lipat dan kami bertiga selama 21 hari sudah 20 kali pindah dan pasang tenda buat istirahat hingga semua mengandalkan teknik bertahan hidup," paparnya.

 

Yudiana dan Maman bertemu dengan SAR gabungan sekitar pukul 16.00 WIB. Sementara Tantan dapat ditemukan Tim SAR gabungan pada pagi berikutnya, pukul 08.00 WIB.

 

"Kami tidak menyangka pendakian yang telah dilakukan mendapat perhatian banyak pihak dan kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang sudah memberikan bantuan serta meminta maaf atas semua kesalahan meski tidak ada maksud menimbulkan keresahan. Namun, kami tidak kapok dan sekarang juga tengah merancang lagi ekspedisi pendakian ke wilayah Aceh," pungkasnya. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya