Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kasus ISPA di Kota Yogyakarta Meningkat

Ardi Teristi
22/9/2024 16:50
Kasus ISPA di Kota Yogyakarta Meningkat
Warga mengantri untuk diperiksa tenaga medis.(Antara)

MUSIM pancaroba saat ini dapat memicu peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu menyatakan, penyakit ISPA dapat cepat menyerang balita hingga ibu hamil.

Tercatat, balita penderita batuk dan kesukaran bernapas berjumlah sebanyak 6.374 kasus. 

"Balita maupun ibu hamil ini adalah kelompok yang rentan terhadap penyebaran penyakit. Di Kota Yogyakarta ISPA mayoritas diidap oleh golongan tersebut," terang dia dalam siaran pers dari Humas Pemkot Yogyakarta dikutip Media Indonesia pada Minggu (22/9).

Baca juga : Tangkal Stunting, Pemkot Tangsel Lakukan Pemeriksaan Gratis Ibu Hamil dan Balita

Endang menambahkan, saat pancaroba terjadi perubahan suhu serta kelembaban udara yang drastis. Itu dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat individu lebih rentan terhadap infeksi.

Gejala umum yang muncul adalah batuk, pilek, dan sesak napas serta  demam dalam jangka waktu yang lama. 

"Virus dan bakteri penyebab ISPA mudah menyebar pada cuaca yang tidak menentu. Sehingga, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan menjaga kesehatan, terutama di tengah fluktuasi cuaca," terang dia.

Baca juga : Obat OTC Dapat Menjadi Pilihan Redakan Gangguan Ringan Batuk

Ia mengatakan, langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah melalui Gerakan masyarakat Hidup Sehat (Germas), berolahraga, makan-makanan yang bergizi, tidak merokok, dan melakukan cek kesehatan secara berkala.

"Masyarakat diimbau untuk segera menghubungi fasilitas kesehatan jika mengalami gejala yang mencurigakan agar penanganan dapat dilakukan lebih awal. Hindari minuman dingin, merokok dan asap rokok," terang dia.

Kepala Puskesmas Mantrijeron, Eny Purdiyanti, mengatakan kasus kunjungan balita penderita batuk dan kesusahan bernapas atau ISPA mengalami peningkatan.

Baca juga : 5 Kelompok Rentan Cacar Monyet Harus Lebih Gencar Melakukan Pencegahan

Pada usia 0-10 tahun 2023 Puskesmas Mantrijeron mencatat ada sejumlah 1.856 kunjungan kasus ISPA. Sepanjang 2024 hingga 20 September 2024, anak berusia 0-10 tahun yang melakukan kunjungan penderita batuk dan kesusahan bernafas mencapai 989 kasus.

"Kami sudah menyiapkan tim medis dan obat-obatan untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang tepat. Selain itu, pasien yang mengalami gejala infeksi seperti susah bernafas, batuk dan lainnya kami pisahkan dengan pasien lain untuk menghindari adanya penularan," papar dia.

"Kasus ISPA ini merupakan yang paling banyak ditemukan sejak tahun kemarin. Kami berharap, terutama pada kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi dan balita dapat terus mengkonsumsi makan-makanan bergizi, menjaga kebersihan dan berolahraga," tutup dia. (AT/J-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya