Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MEMASUKI musim kemarau, batuk dan sejumlah penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) mulai menyerang masyarakat. Di konten-konten kesehatan dr. Rudi Margono, dr. Luh Putu Swastiyani Purnami, SpPD, dan dr. Muslim Kasim, M.Sc, Sp.THT-K umumnya menyebutkan batuk bisa jadi lebih dari sekadar gangguan ringan jika tidak ditangani secara tepat.
Batuk yang sudah parah dan terjadi dalam kurun waktu lama dapat membuat tubuh merasa tidak nyaman, mengganggu pekerjaan dan interaksi sosial, mengganggu istirahat, bahkan menjadi gangguan kesehatan tertentu.
Melengkapi penjelasannya, dr. Rudi Margono, dokter umum sekaligus seorang content creator menjelaskan batuk fisik sebenarnya refleks bawaan yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh untuk melindungi diri dari benda asing.
Baca juga : Kenali Penyebab Batuk Fisik Akut
“Batuk bisa dikaitkan dengan berbagai macam kondisi klinis dan penyebab. Dengan demikian, batuk harus dievaluasi dan ditangani sebagai masalah penting hingga ditemukan penyebab yang tidak berbahaya. Sebagian besar kasus batuk fisik akut harus ditangani secara empiris dan fokus pada penghilang gejala. Ini termasuk tindakan pendukung seperti mengonsumsi obat batuk OTC yang bisa dibeli di apotek atau toko obat,” tutur dr. Rudi Margono.
Beberapa penyebab batuk fisik akut di antaranya infeksi saluran pernapasan atas yang bisa disebabkan virus, bakteri maupun bahan iritan lain. Umumnya kerap terjadi saat perubahan cuaca, terpapar asap rokok, polusi, dan faktor lain. Sebagian besar batuk akan mereda dalam jangka waktu satu sampai dua minggu, tergantung kondisi tubuh penderitanya.
“Jika Anda batuk, tindakan pertama yang bisa dilakukan adalah mengonsumsi obat batuk OTC yang dijual di apotek dan toko obat dengan mengikuti cara yang dicantumkan dalam kemasan," kata dr Rudi.
Baca juga : Perbedaan dan Cara Penanganan Batuk Akut vs Batuk Kronis
Konsumsi obat OTC dalam kemasan sachet yang mengandung bahan seperti guaifenesin, dextromethorphan, dan chlorpheniramine maleate dapat meredam batuk yang mengganggu. "Tetapi tetap waspadai batuk yang berkepanjangan, jika sudah berlangsung dua minggu dan belum sembuh juga, segera periksakan ke dokter,” ungkap dr. Rudi Margono melengkapi penjelasannya.
Pada kesempatan yang sama, dr. Elizabeth Angelina, dokter medis PT Bintang Toedjoe mengajak agar masyarakat bijak memilih obat batuk OTC yang mengandung bahan-bahan yang bisa meredakan batuk dengan efektif.
“Pilih obat batuk OTC dengan kandungan yang dapat meredakan batuk berdahak, batuk akibat alergi, maupun batuk kering, supaya penggunaan obat lebih efektif. Karena itu perhatian apakah obat batuk OTC yang Anda pilih mengandung Guaifenesin, yang bisa meredakan batuk berdahak, chlorpheniramine maleate sebagai antihistamin untuk batuk alergi, dan dekstrometorfan untuk mengatasi batuk kering," kata dia.
"Obat OTC bisa didapat tanpa resep dokter, tetapi jangan lalai untuk mengonsumsinya dengan dosis yang dianjurkan yakni 1 sampai 2 sachet saja, ketika batuk menyerang,” pungkas dr. Elizabeth Angelina. (H-2)
Batuk fisik merupakan refleks bawaan sistem kekebalan tubuh untuk melindungi diri dari benda asing
Batuk akut biasanya berlangsung tidak lebih dari tiga minggu dan sering kali sembuh dengan sendirinya. Sebaliknya, batuk kronis dapat berlangsung lebih dari delapan minggu.
"Kami mengamati banyak jemaah, terutama yang lansia atau memiliki riwayat penyakit, cenderung memaksakan diri dalam berbagai aktivitas di luar ibadah utama."
Tjandra Yoga menekankan pentingnya upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh para jemaah dan petugas kesehatan.
KETUA Tim Kerja Pemeriksaan Kesehatan Haji Mohammad Imran mengatakan bahwa jumlah lansia yang mengikuti ibadah haji dan umrah saat ini meningkat drastis yang rentan terserang ISPA
Pada Januari 2025 tercatat sebanyak 55.275 kasus ISPA di Balikpapan, dengan keluhan utama seperti batuk, pilek dan demam.
Ad beberapa gejala umum yang dapat menyebabkan ISPA, berikut penjelasannya
Dinkes Kabupaten Madiun secara aktif melakukan sosialisasi mengenai ISPA dan HMPV melalui berbagai Puskesmas di wilayah tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved