Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DAMPAK perubahan iklim kian nyata dialami Povinsi Sumatra Utara hingga mengalami peningkatan suhu hampir 1 derajat celsius hanya dalam kurun waktu 70 tahun terakhir. Hal itu pun mengancam sektor pertanian dan perkebunan.
"Ada peningkatan suhu rata-rata di Sumut sebesar 0,13 derajat celsius per 10 tahun," ungkap Penjabat Gubernut Sumut, Agus Fatoni, Selasa (27/8).
Peningkatan suhu rata-rata itu, jelasnya, berdasarkan hasil pengamatan historis BMKG selama kurun waktu 1951 hingga 2021. Itu artinya, Sumut
mengalami peningkatan suhu hampir satu derajat, persisnya 0,91 derajat celsius selama 70 tahun.
Baca juga : Fenomena La Nina Ancam Produksi Pertanian Indonesia Tahun Depan
Agus memastikan perubahan iklim tersebut merupakan tanda-tanda pemanasan global yang sudah menerpa wilayahnya. Ini menjadi tantangan besar yang dihadapi, khususnya di sektor pertanian dan perkebunan.
Perubahan iklim ini akan berdampak pada ketidakpastian ketersediaan air yang pasti akan memengaruhi kebutuhan manusia, flora, fauna, pertanian, dan perkebunan serta ekosistem alam secara keseluruhan.
Khusus sektor pertanian dan perkebunan, dampaknya juga akan mengakibatkan kerusakan pada tanaman dan infrastruktur perkebunan serta meningkatnya serangan hama dan penyakit.
Baca juga : Perubahan Iklim Munculkan Ancaman Krisis di Sektor Pertanian
Padahal bagi Sumut, perkebunan merupakan sektor yang sangat penting karena menjadi salah satu tulang punggung perekonomian. Terutama perkebunan kelapa sawit, karet, kopi, coklat, dan teh.
Sampai dengan 2023, luas tanaman komoditas kelapa sawit di Sumut mencapai sekitar 1.353.515 hektare. Luasan tanaman itu mampu menghasilkan 5.453.030 ton sawit per tahun.
Karena itu, menurutnya sangat penting untuk meningkatkan kesadaran berbagai pihak terkait dalam mengelola pembangunan yang adaptif terhadap perubahan iklim dan pemanasan global.
Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir merupakan periode tahun terpanas sepanjang sejarah. Yang mana selama kurun waktu itu, 2023 menjadi tahun yang terpanas.
BMKG juga memastikan perubahan distribusi curah hujan berpotensi mengganggu ketersediaan air bagi tanaman pertanian dan perkebunan. Untuk itu, saat ini BMKG gencar mendorong kerja sama dengan seluruh entitas pertanian dan perkebunan dalam pengembangan layanan informasi iklim, termasuk di Sumut. (YP/J-3)
Suhu yang sering kali melampaui 40 derajat Celsius menambah tantangan bagi para jemaah untuk tetap menjaga kebugaran tubuh, mengingat aktivitas fisik mereka yang padat.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Sebuah penelitian terbaru memperkirakan suhu berbahaya akibat pemanasan global dapat menyebabkan peningkatan kematian yang signifikan di Eropa pada akhir abad ini.
TIM penyelamat yang dikerahkan oleh Pemerintah Tiongkok menghadapi kondisi suhu yang membeku saat mereka mencari korban selamat di antara reruntuhan.
Permukaan bulan mengalami fluktuasi suhu yang dramatis, dari sangat panas hingga sangat dingin, tergantung pada paparan sinar matahari.
BMKG memprakirakan sebagian besar wilayah administrasi Jakarta diguyur hujan dengan intensitas ringan dan sedang pada Jumat (4/10/2024) sore
Studi ungkap letusan vulkanik Franklin dan pelapukan batuan cepat 720 juta tahun lalu memicu peristiwa Snowball Earth yang membekukan seluruh planet.
Tahun 2023 catat gelombang panas laut terbesar dan terlama. Fenomena ini rusak ekosistem, ganggu perikanan, dan jadi sinyal titik balik iklim.
Penelitian ungkap lahan gambut Amazon Peru berubah dari penyerap karbon menjadi netral karbon akibat cahaya berlebih dan penurunan muka air.
ICJ mengeluarkan putusan bagi negara-negara untuk saling menggugat terkait perubahan iklim.
Indonesia menghadapi ancaman krisis planetari, termasuk perubahan iklim, pencemaran lingkungan, dan hilangnya keanekaragaman hayati.
INDONESIA memperkuat posisinya menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 yang ditegaskan dalam Conference of the Parties (COP26) di Glasgow, Skotlandia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved