Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
RATUSAN Orang Rimba yang populer dengan sebutan Suku Anak Dalam (SAD) di Provinsi Jambi, antusias mengikuti rangkaian kegiatan peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI ke-79.
Rangkaian acara tersebut diselenggarakan selama dua hari pada 17-18 Agustus.
Seperti yang terlihat di jalan utama Kota Sarolangun, Minggu (18/8) siang, puluhan perwakilan pemuka dan pemuda Orang Rimba dari kelompok
Temenggung Mustafa penuh semangat mengikuti acara Pawai Kemerdekaan yang digelar Pemerintah Kabupaten Sarolangun.
Baca juga : Anak Rimba Pun Kibarkan Merah Putih di Pinggiran Hutan Jambi
Barisan Orang Rimba menarik perhatian ribuan warga yang menonton pawai di tepi jalan utama yang dilintasi. Pasalnya, penampilan barisan Orang Rimba terbilang unik karena mereka tetap mempertahankan adat mereka yang tidak mengenakan busana lengkap.
Sebagian dari mereka tidak mengenakan baju serta memakai beragam kalung unik, seperti kalung Sebelit Sumpah. Mereka juga mengenakan penutup kepala sejenis lacak, serta berjalan mengikuti pawai dengan tertib.
Sebagian dari mereka membawa berbagai jenis peralatan yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari hasil kerajinan tangan untuk dipamerkan dalam pawai tersebut.
Baca juga : Konflik Orang Rimba-PT PKM Berakhir Damai
"Kehadiran saudara-saudara kita dari Orang Rimba, membuat suasana Pawai Kemerdekaan di Sarolangun kian meriah. Sebagai warga negara, mereka punya hak untuk ikut memeriahkan perayaan bersejarah ini," kata Kapolres Sarolangun Ajun Komisaris Besar Budi Prasetya.
Sementara itu, sehari sebelumnya, Sabtu (17/8), lebih dari 400 Orang Rimba yang bermukim di sekitar Taman Nasional Bukit Duabelas, mengikuti Upacara HUT ke-79 Kemerdekaan RI yang dipusatkan di Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun.
Mulai dari anak-anak, indok-indok (ibu-ibu), remaja, dan warga dewasa dengan khidmat mengikuti Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih, di Halaman Kantor Desa Bukit Suban, Sabtu pagi.
Mengenakan ikat kepala berupa pita warna merah putih. Ratusan Orang Rimba dengan gaya masing-masing mengangkat tangan untuk memberi hormat saat pengibaran Sang Saka Merah Putih. Termasuk dari barisan indok-indok sambil menggendong bayi, mereka ikut memberi hormat bendera.
"Alhamdulillah, warga kami yang ikut upacara bendera lebih ramai. Kami berharap, melalui perayaan hari kemerdekaan tahun ini, negara semakin hadir memberikan perhatian untuk kehidupan sanak-sanak (saudara) kami yang masih banyak kekurangan. Ajarkan kami banyak hal, ingatkan kami jika ada langkah kami yang salah," ungkap Temenggung Tarib, pemuka Orang Rimba yang kini sudah tinggal menetap di Desa Bukit Suban. (SL/J-3)
Tindak kekerasan yang juga melukai tiga Orang Rimba tersebut, terjadi Selasa, sekitar pukul 13.00 WIB, di sekitar kebun kelapa sawit PT Kahuripan, Kabupaten Tebo, Jambi.
Ke depannya calon kepala daerah diharapkan untuk lebih aktif mendekati masyarakat Orang Rimba.
PILKADA 2024 kali ini turut menjadi perhatian Orang Rimba. Salah satu kelompok masyarakat adat suku terasing yang juga populer dengan sebutan Suku Anak Dalam (SAD).
JIKA lulus nanti, Pauzan akan jadi generasi pertama Suku Anak Dalam yang bisa menyandang gelar sarjana.
PIHAK kepolisian didesak untuk mengusut tuntas kasus penembakan hyang menyebabkan tewasnya seorang warga Suku Anak Dalam atau yang dikenal dengan Orang Rimba.
Menurut kami, di bawah pimpinan Pak Iptu Made Yaso, pelayanan, pengayoman Polsek Air Hitam terhadap warga Suku Anak Dalam, maupun masyarakat desa di Air Hitam sudah sangat baik.
Kepolisian Daerah Jambi terus memberikan perhatian dan kepedulian kepada warga Suku Anak Dalam (SAD) yang masih hidup marginal di dekat kawasan hutan dan pinggiran desa di Jambi.
Kepolisian Daerah Jambi siap untuk mempererat jalinan kemitraan dengan komunitas masyarakat adat suku terasing yang tersebar di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, Provinsi Jambi.
POLDA Jambi bersama jajaran kepolisian resort berupaya untuk mengantisipasi bisnis pinjaman online (pinjol) ilegal menjerat masyarakat, termasuk warga Suku Anak Dalam (SAD).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved