Jumat 17 Maret 2023, 17:16 WIB

Pulang Rimba, Film Dokumenter tentang Mahasiswa Polbangtan Kementan

mediaindonesia.com | Humaniora
Pulang Rimba, Film Dokumenter tentang Mahasiswa Polbangtan Kementan

dok.ist
Kisah milenial Suku Anak Dalam kuliah di Polbangtan Kementan

 

POLITEKNIK Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor memiliki mahasiswa yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia. Salah satunya adalah Pauzan, pemuda dari keluarga Orang Rimba alias Suku Anak Dalam.

Pauzan yang kini duduk di Semester V, di Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan bertekad menyelesaikan kuliahnya, mengejar gelar Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.P)

Jika lulus nanti, Pauzan akan jadi generasi pertama Suku Anak Dalam yang bisa menyandang gelar sarjana.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo meyakini melalui pendidikan vokasi pada Polbangtan akan hadir para petani milenial yang berkualitas. "Dengan pendidikan vokasi, kami berharap hadir petani milenial yang mampu memberikan inovasi dalam pertanian, karena bagaimanapun, masa depan pertanian berada di pundak generasi milenial," katanya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menyampaikan bahwa petani milenial mempunyai peran penting dalam melanjutkan pembangunan di sektor pertanian.

"Sehingga, dibutuhkan dukungan dari SDM pertanian. Selain itu SDM pertanian adalah pengungkit terbesar produktivitas pertanian. Maka pendidikan vokasi menjadi salah satu kunci terhadap cikal bakal lahirnya petani milenial," kata Dedi.

Kisah menyentuh perjuangan Pauzan ini membuat Rahmat Triguna alias Mamato tertantang untuk mengangkat perjalanan hidup Pauzan menjadi film dokumenter.

Bersama dengan produser Noor Huda Ismail dan Annisa Triguna, Mamato menggandeng Kreasi Prasasti Perdamaian untuk memproduksi film dokumenter berjudul Pulang Rimba.

Sutradara film Pulang Rimba, Mamato menyebut pemilihan judul “Pulang Rimba” salah satunya melihat semangat Pauzan yang nantinya ingin kembali pulang ke sukunya mengembangkan pertanian di sana.

"Ini adalah sekuel pertama, ke depan akan ada sekuel film selanjutnya dari kisah Orang Rimba atau Suku Anak Dalam yang menempuh pendidikan tinggi," ujar Mamato.

Film berdurasi 15 menit ini mengisahkan beragam tantangan Pauzan menempuh pendidikan tinggi. Tantangan yang dihadapi mulai dari geografis wilayah hingga persoalan adat yang turun-temurun dipercaya.

Pauzan bercerita, pendidikan Suku Anak Dalam cukup ditakutkan para orangtua. Sebabnya, ada anggapan jika semakin tinggi pendidikan maka akan pergi jauh merantau. Data teranyar dari dinas sosial setempat, hingga Juli 2022 dari sekitar 4.000 Orang Rimba, hanya 117 yang bersekolah dan 4 di antaranya yang berkuliah.

"Orangtua jadi takut, jadi nanti gara-gara pendidikan nanti nggak pulang-pulang (tidak kembali ke komunitas sukunya)," kata Pauzan.

Persoalan lainnya, mulai dari mayoritas Orang Rimba di sana, seusia Pauzan sudah punya anak. Mereka tidak perlu menempuh pendidikan tinggi-tinggi, cukup sekedarnya dan bekerja kasar di hutan atau di kebun.

Soal tradisi, ada kebiasaan bernama melangun, yakni berpindah dari satu hutan ke hutan lain untuk mencari sumber penghidupan, entah itu dari tumbuh-tumbuhan atau berburu hewan liar. Melangun juga dilakukan pihak keluarga ketika ada anggotanya yang meninggal dunia.

Namun sekarang, kata Pauzan, hutan sudah mulai habis. "Jadi mau berpindah ke mana lagi?."

Pauzan tinggal di Desa Air Panas, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Dari pusat kota, lokasi itu ditempuh sekitar 7 jam perjalanan mobil ditambah 2 jam sepeda motor.  "Nantinya setelah lulus akan pulang ke kampung, mengembangkan pertanian,"  ucap Pauzan.

Film-film dokumenter lainnya karya KPP, sebut Mamato, mengangkat aneka fenomena. Mulai dari Pandemi Covid-19, LGBT hingga isu radikalisme terorisme. Film, disebutnya, sebagai media yang mudah untuk menyajikan suatu fenomena dan kemudian dibahas dengan diskusi bersama.

"Selalu berbasis empati. Menempatkan karakter yang kita filmkan sebagai credible voice, mereka punya suara yang kredibel untuk berbagi kisah," lanjut Mamato. (N-3)

Baca Juga: Cerita Lelaki Miskin Beli Selimut Mahal dari Pemilik Toko Mewah

Baca Juga

Ist

Pelajar SD di Jakarta Dapat Literasi Tentang Media Televisi dan Media Sosial 

👤mediaindonesia.com 🕔Rabu 22 Maret 2023, 23:25 WIB
Literasi yang diikuti pelajar sekolah dasar ini bertujuan untuk menanamkan kebiasaan membaca, dan edukasi tentang pemanfaatan konten di...
dok.ist

Masuki Ramadan, GGN Gelar Tata Cara Shalat Tarawih di Mojokerto

👤mediaindonesia.com 🕔Rabu 22 Maret 2023, 22:26 WIB
SUKARELAWAN Ganjar Pranowo yang tergabung dalam Gus-Gus Nusantara (GGN) Jawa Timur kembali melakukan kegiatan positif untuk...
Ist

Pyridam Farma Turut Edukasi Masyarakat tentang Obat Sirop yang Aman

👤mediaindonesia.com 🕔Rabu 22 Maret 2023, 22:14 WIB
BPOM telah menegaskan bahwa obat sirop sudah terbebas dari risiko tercemar dan aman untuk digunakan baik untuk anak-anak dan orang...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya