Musim Kemarau, Petani di Purbalingga Buat Pompa Bertenaga Surya

Lilik Darmawan
05/8/2024 14:49
Musim Kemarau, Petani di Purbalingga Buat Pompa Bertenaga Surya
Foto udara mahasiswa Politeknik Negeri Kupang bersama petani setempat melakukan perawatan instalasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk mesin pompa air (29/6/2024).(Antara)

PARA petani di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, memanfaatkan teriknya matahari di musim kemarau dengan membuat pompa air bertenaga surya untuk mengairi sawah mereka.

 

Pompa air bertenaga surya itu dibuat oleh para petani di Desa Senon, Kecamatan Kemangkon. Pompa bertenaga surya untuk mengairi sawah di musim kemarau tersebut diberi nama Botan Solar Pump.

Baca juga : Daerah Lereng Gunung Slamet Alami Krisis Air Bersih

 

Penemu Botan Solar Pump, Galih Satya Dharma, mengatakan pompa air tenaga surya itu mampu mengairi 10 hektare (ha) sawah dan mampu beroperasi selama tiga hari. Teknologi ini sudah dilengkapi dengan sistem keamanan yang lengkap.

 

Baca juga : Masuki Puncak Kemarau, 103 Desa di Purbalingga Terancam Krisis Air Bersih

"Harapan saya, teknologi ini bisa diaplikasikan di desa-desa lain di Kecamatan Kemangkon, Kalimanah, Bukateja, dan Padamara yang notabene kekurangan air. Di wilayah tersebut ada sumber air namun tidak bisa dimanfaatkan oleh petani untuk mengolah lahan persawahan karena kurangnya pompanisasi," jelasnya pada Senin (5/8).

 

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi sempat meninjau langsung keberadaan pompa tenaga surya di Desa Senon. Ia mengapresiasi inovasi di bidang pertanian hasil karya pemuda tani Purbalingga tersebut.

Baca juga : 6 Kabupaten di Jateng Siaga Kekeringan

 

"Saya melihat langsung pompa air ini tanpa harus menggunakan solar dan sambungan listrik, hanya menggunakan tenaga matahari sudah bisa mengairi petak-petak sawah di Desa Senon," kata Bupati.

 

Baca juga : Kekeringan Makin Meluas di Cilacap, 11.642 Jiwa Terdampak

Menurutnya, inovasi teknologi ini merupakan inisiasi yang luar biasa dari putra-putra daerah yang memiliki perhatian dan kepedulian yang luar biasa terhadap sektor pertanian.

 

"Ini harus bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk bisa meningkatkan produktivitas pertanian. Karena tidak hanya efektif untuk mencukupi kebutuhan air, inovasi teknologi ini juga sangat efisien dari sisi biaya. Untuk biaya maintenance juga tergolong murah," ujarnya.

 

Ia berharap pemerintah pusat bisa memberikan perhatian dengan menggandeng putra-putra daerah untuk mengembangkan dan mereplikasi teknologi pertanian ini di titik-titik areal persawahan yang memiliki potensi kekeringan. (LD/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya