Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KUASA hukum Pegi Setiawan, Yanti tidak khawatir bila Polda Jawa Barat (Jabar) membuka surat perintah penyidikan (sprindik) baru dalam kasus pembunuhan pembunuhan sejoli Vina Dewi Arsita dan Muhammad Rizky alias Eki. Sebab, Pegi bukan pelaku.
"Saya yakin Pegi bukan pelakunya, kalau misalnya polisi menemukan bukti baru untuk pelaku yang sebenarnya ya itu bisa saja terjadi, kalau untuk Pegi Setiawan saya yakin bukti apapun yang mengarah pada Vina dan Eky karena memang Pegi Setiawan bukan lah pelakunya," kata Yanti dalam Podcast Si Paling Kontroversi Metro TV dikutip Kamis (11/7).
Yanti menyebut Pegi tidak mengenal kedua korban juga para terpidana kasus pembunuhan yang terjadi 2016 lalu.
Baca juga : Polri Pastikan Pengusutan Kasus Pembunuhan Vina Transparan dan Diawasi Ketat
"Pegi Setiawan tidak mengenal mereka (korban) dan tidak mengenal orang-orang yang berada di dalam peristiwa ini. Termasuk Aep (saksi) pun tak kenal," ungkap Yanti.
Sejumlah pengamat menilai Polda Jabar bisa membuka sprindik baru bila menemukan alat bukti baru dalam kasus Pegi. Namun, penyidik diminta tidak terburu-buru.
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyarankan Polda Jabar melakukan evaluasi terlebih dahulu bila punya rencana membuat sprindik baru. Kemudian, meminta pendapat ahli hukum pidana dalam menganalisa dan evaluasi.
Baca juga : Kejagung Sebut Putusan Praperadilan Pegi Setiawan Jadi Fakta Hukum Baru yang Wajib Dilaksanakan Polri
"Nah terkait dengan rencana. Apabila sudah dianaliasa dan dievaluasi apa yang mau dilakukan. Itu tadi, mintakan pendapat ahli hukum pidana yang tersohor yang sudah pernah kami sarankan punya pengalaman menang dalam praperadilan," kata Komisioner Kompolnas Yusuf Warsyim saat dikonfirmasi, Selasa (9/7).
Pegi Setiawan ditangkap di Jalan Kopo, Bandung pada Selasa, 21 Mei 2024 sekitar pukul 18.23 WIB. Pegi yang merasa bukan pelaku melayangkan gugatan praperadilan atas penetapan tersangka dan penangkapan dirinya.
Hakim tunggal Pengadilan Negeri Bandung Eman Sulaeman mengabulkan permohonan gugatan praperadilan Pegi pada Senin (8/7). Penetapan tersangka Pegi dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky dinyatakan tidak sah.
Eman memerintahkan kepada Polda Jawa Barat (Jabar) untuk menghentikan penyidikan Pegi. Kemudian, memerintahkan Polda Jabar melepaskan Pegi dari tahanan dan memulihkan harkat martabatnya seperti semula. (P-5)
MAHKAMAH Agung (MA) menolak permohonan Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan tujuh terpidana dalam kasus kematian Vina dan Eki di Cirebon, Jawa Barat.
DALAM konteks penegakan hukum, kewenangan Jaksa Penuntut Umum (JPU) untuk melakukan upaya hukum luar biasa peninjauan kembali semakin mendapat sorotan.
PSIKOLOG forensik Reza Indragiri Amriel meminta anggota kepolisian dari Polres Cirebon dan Polda Jawa Barat (Jabar) mengakui telah menyiksa tujuh terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eky.
Mabes Porli diminta segera umumkan kerja hasil Timsus kasus Vina
Ketujuh terpidana itu ialah Jaya (JY), Supriyanto (SP), Eka Sandi (ES), Hadi Saputra (HS), Eko Ramadhani (ER), Sudirman (SD), dan Rivaldi Aditya Wardana (RA).
Abdul Fickar mengatakan keterangan saksi Adi Hariyadi bisa menjadi bukti baru bagi para terpidana.
Komnas HAM menemukan tiga pelanggaran HAM setelah menyelesaikan pemantauan atas kasus pembunuhan Vina di Cirebon, Jawa Barat.
Adi Hariyadi, warga Kudus, Jawa Tengah yang mengaku melihat peristiwa kecelakaan tunggal yang menewaskan Vina dan Eky di Cirebon, Jawa Barat pada 2016 silam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved