Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MASYARAKAT Bali mengalami kekhawatiran yang tinggi terhadap dampak perubahan iklim, terutama akan ketahanan pangan dan ketersediaan air. Data responden menunjukkan, 97,5% responden
mengungkapkan kecemasan yang tinggi terhadap perubahan iklim, 53% mengkhawatirkan dampak kesehatan dan 47% mengkhawatirkan ketersediaan makanan dan air.
Hal tersebut disampaikan Rodney Westerlaken, pendiri Yayasan Westerlaken Alliance Indonesia. Westerlaken mengutip data Inisiatif Matangi Bali tentang perubahan ikim di Bali sejak Oktober 2023 - Januari 2024 dan mendapatkan fakta 97,5% responden mengungkapkan kecemasan yang tinggi terhadap perubahan iklim, 53% mengkhawatirkan dampak kesehatan dan 47% mengkhawatirkan ketersediaan makanan dan air.
Baca juga : Petani Milenial Perempuan Tingkatkan Jejaring Dorong Produktivitas
“Dampak lokal yang terasa, menurunnya aliran sungai di Tigawasa, Buleleng, meningkatnya banjir sejak tahun 2010 di Jembrana, Ubud, Renon. Naiknya permukaan air laut di Kabupaten Klungkung,” kata Westerlaken.
Menurutnya, kekeringan mungkin merupakan kekhawatiran terbesar di antara semua bencana yang berhubungan dengan cuaca untuk produksi padi. Konversi lahan pertanian ke penggunaan non-pertanian diidentifikasi sebagai ancaman besar terhadap produksi padi. Data statistik menunjukkan menyusutnya penggunaan lahan untuk pertanian.
Direktur Pusat Penelitian Fungsi Pangan dan Kesehatan, Universitas Ehima, Jepang, Profesor Takuya Sugahara mengakui perubahan iklim juga telah mempengaruhi produksi jeruk di Jepang. Kawasan yang cocok untuk budidaya jeruk rata-rata memiliki suhu antara 15 hingga 18 derajat Celcius. Namun ke depan wilayah bersuhu tinggi yang tidak cocok untuk bercocok tanam juga diperkirakan akan semakin meluas.
Baca juga : WWF Bahas Dampak Perubahan Iklim bagi Pertanian
Takuya menjelaskan tantangan saat ini produksi limbah kulit jeruk cukup besar yang dihasilkan dari pabrik jus. Pemanfaatannya mesti dilakukan sebagai upaya mengurangi emisi dari limbah yang dihasilkan.
Kulit jeruk mengandung berbagai bahan yang bermanfaat bagi kesehatan, dan pemanfaatan kulit jeruk secara efektif tidak hanya mengurangi emisi limbah, namun juga mengarah pada pengembangan pangan fungsional,” paparnya.
Sementara itu Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Kemahasiswaan Universitas Warmadewa, I Nyoman Sujana dalam sambutannya mengatakan, perubahan iklim ini memiliki pengaruh besar dalam sektor pertanian. Situasi ini dikatakan berpengaruh terhadap ketidaktahanan pangan serta berdampak kepada kesejahteraan petani maupun masyarakat konsumen.
Sujana menambahkan bahwa peran pemerintah juga sangat penting dalam pengambilan keputusan dan penerapan kebijakan yang membantu pertanian berkelanjutan ini dapat terwujud. Ia juga menekankan peran pemerintah dalam pengembangan pertanian, distribusi, serta kesejahteraan masyarakat sangat penting dalam penerapan kebijakan yang berhubungan dengan hal ketahanan pangan ini.
(Z-9)
Studi ungkap letusan vulkanik Franklin dan pelapukan batuan cepat 720 juta tahun lalu memicu peristiwa Snowball Earth yang membekukan seluruh planet.
Tahun 2023 catat gelombang panas laut terbesar dan terlama. Fenomena ini rusak ekosistem, ganggu perikanan, dan jadi sinyal titik balik iklim.
Penelitian ungkap lahan gambut Amazon Peru berubah dari penyerap karbon menjadi netral karbon akibat cahaya berlebih dan penurunan muka air.
ICJ mengeluarkan putusan bagi negara-negara untuk saling menggugat terkait perubahan iklim.
Indonesia menghadapi ancaman krisis planetari, termasuk perubahan iklim, pencemaran lingkungan, dan hilangnya keanekaragaman hayati.
INDONESIA memperkuat posisinya menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 yang ditegaskan dalam Conference of the Parties (COP26) di Glasgow, Skotlandia.
BANTUAN kemanusiaan untuk warga Gaza, Palestina dari berbagai pihak di Tanah Air terus disalurkan di tengah kondisi di sana yang kembali terancam krisis pangan.
Perwakilan dari Indonesia Risni Julaeni Yuhan dari Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah menyoroti berbagai tantangan dan pencapaian dalam advokasi gizi.
Sayangnya, pasar pangan di Indonesia kian dibanjiri pangan impor yang harganya relatif lebih murah.
PBB mengungkapkan terdapat sepuluh negara di dunia yang menghadapi risiko tinggi dalam ketahanan pangan, dengan lebih dari setengahnya berada di kawasan Afrika.
Kementan tengah berencana melakukan perluasan areal pertanian melalui Program Cetak Sawah seluas 3 juta hektare tahun 2025-2027 untuk mendukung Kedaulatan Pangan.
Penampilan grup Lhee Sagoe memukau para penonton yang hadir di lokasi, Gedung AAC Universitas Syiah Kuala (USK) Kota Banda Aceh
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved