Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BELASAN ribu hektare lahan pertanian di sejumlah daerah di Pantura, Jawa Tengah masih terendam banjir. Ancaman gagal panen kembali membayangi petani hingga dikhawatirkan kembali melonjak harga pangan jelang lebaran mendatang.
Pemantauan Media Indonesia Rabu (20/3) sebagian besar dari sembilan daerah di Jawa Tengah yakni Kota/Kabupaten Pekalongan, Kendal, Kota Semarang, Demak, Kudus, Pati, Jepara, dan Grobogan masih terendam banjir dengan ketinggian 20-70 centimeter, bahkan di area persawahan ketinggian mencapai 100 centimeter dan belum ada tanda-tanda surut.
Dampak banjir melanda sejak Rabu (13/3) pukulan berat paling rasakan oleh para petani karena kegagalan panen sudah di depan mata.
Baca juga : Dampak Banjir, Jawa Tengah Kehilangan Puluhan Ribu Ton Gabah
"Kalau sudah begini kami hanya bisa pasrah, banjir pertengahan Februari lalu sudah membuat sebagian tanaman mati dan baru saja sepekan disulami kembali diterjang
banjir," kata Suprapto, 55, petani di Karanganyar, Demak.
Hal serupa juga diungkapkan Asnawi, 49, pertani di Undaan, Kudus mengaku sudah tidak punya harapan lagi karena 1,5 hektare tanaman padi di sawahnya dipastikan gagal panen karena sudah sepekan terendam banjir, sehingga kerugian ditanggung diperkirakan mencapai Rp20 juta.
"Tidak dapat dikejar lagi untuk bisa panen jelang lebaran," imbuhnya Rabu (20/3).
Baca juga : Dampak Banjir, Ribuan Ha Sawah di Demak dan Grobogan Terancam Gagal Panen
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Supriyanto mengatakan secara keseluruhan jumlah lahan pertanian terdampak banjir kali ini mencapai belasan ribu hektare tersebar di sejumlah daerah, seperti Demak, Kudus, Jepara, Pati, dan Grobogan, bahkan ribuan hektare tanaman di sawah dipastikan gagal panen.
Berdasarkan data hingga pertengahan Maret ini, ungkap Supriyanto, di Kabupaten Grobogan banjir setidaknya merendam ribuan hektare sawah terdiri dari 4.381 hektare tanaman padi, 152 hektare tanaman jagung dan 84 hektare tanaman bawang merah.
"Kita masih hitung dampak gagal panennya," imbuhnya.
Baca juga : Banjir Grobogan Rendam 2.662 Rumah dan 56 Hektare Sawah
Sedangkan di Kabupaten Demak, lanjut Supriyanto, jumlah lahan tanaman padi berusia 10-90 hari terendam banjir sebanyak 162 hektare dan tanaman bawang merah 765,76 hektare, di Kabupaten Kudus ada sebanyak 2.776 hektare lahan padi dan sejumlah komoditas lainnya, seperti melon dan cabai seluas 63 hektare.
Banjir di Jepara merendam lahan tanaman padi berusia 30-80 hari seluas 1.989 hektare, demikian Supriyanto, di Kabupaten Pati lahan tanaman padi terendam banjir seluas 6.961,4 hektare dan llahan jagung seluas 153,1 hektare.
"Banjir melanda di sejumlah daerah itu terjadi karena cuaca ekstrem hingga membuat sejumlah sungai meluber dan kondisi ini diperparah dengan jebolnya tanggul sungai seperti Sungai Wulan, Tuntang dan Lusi," ujar Supriyanto. (Z-3)
Perhitungan kerugian petani akibat serangan hama tikus mencapai Rp10 juta-Rp15 juta per hektare.
PEMERINTAH Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, mengimbau para petani agar menunda tanam padi guna mengantisipasi ancaman gagal panen (puso) akibat cuaca buruk dan bencana banjir.
SEKITAR 100 hektare (Ha) tanaman padi di sawah puso atau gagal panen akibat terendam banjir karena Sungai Bengawan Solo meluap di Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim).
Lokasi lahan sawah yang terendam banjir itu tersebar di kawasan Kecamatan Peukan Baro, Delima, Grong-Grong, Pidie, Mila, Sakti, Mutiara, Padang Tiji, dan Keumala.
Serangan berat hama tikus seluas 42 hektare dan tingkat serangan puso seluas 26 hektare.
“Ganti rugi tersebut untuk yang lahannya mengalami kerusakan 70% karena terendam banjir sehingga tidak bisa panen,”
HAMA tikus kembali merebak di beberapa wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Populasi tikus sawah cenderung menurun drastis setelah masa panen padi, yang mengakibatkan Tyto alba kehilangan sumber makanan utamanya.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengapresiasi Sumsel yang berhasil menyulap rawa tempat spesies buaya menjadi lahan sawah produktif.
Adapun ketersediaan air masih memadai dan lancar. Apalagi dalam dua pekan terakhir sering turun hujan dan debit air jaringan irigasi teknis masih tersedia.
Gubernur Kalsel Muhidin mengusulkan pemanfaatan dan pengambilalihan lahan tidur untuk ketahanan pangan.
Unit-unit tersebut akan didistribusikan ke berbagai area di Indonesia untuk mendukung pengembangan pertanian dan infrastruktur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved