Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
HARGA beras di pasar pasar se-Solo Raya telah menyentuh rekor tertinggi melampaui harga Lebaran tahun lalu, mulai sepekan menjelang Pemilu 2024. Harga beras baik medium maupun premium mengalami kenaikan kisaran Rp1.000 - Rp2.000.
Sementara sejumlah ritel di enam kabupaten dan satu kota di Solo Raya juga mengalami kekurangan pasokan beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) dan telah meminta Bulog segera menambah, agar pasokan normal atau pulih kembali.
Seperti pengakuan sejumlah pedagang beras di Pasar Legi Solo, harga beras menggerus pembelian konsumen sejak beberapa hari terakhir.
"Semakin berkurang omzet dagangan beras saya. Tadinya volume 5 kg harga Rp60 ribu. Tetapi sejak awal Februari jadi Rp80 ribu," kata Ahmad, bakul beras di pasar hasil bumi terbesar di Jateng itu.
Hal sama diungkap pedagang beras di kabupaten di Boyolali. "Sekarang, saya kulakan kemasan 5 kg paling murah adalah Rp80.000, saya jual paling Rp85.000. Dan barusan ada kabar satu kilo peemium Rp 17 ribu," tutur Mbok Gik, pedagang beras Pasar Boyolali Kota, Senin (12/2).
Yang lebih gila lagi, beras premium merk Gajah, dalam zak ukuran 25 kg, yang saat kulakan tadinya dibandrol Rp350.000, kini telah meroket menjadi Rp392.500. Akhirnya banyak pedagang beras di Solo, Boyolali, Klaten dan Sragen menjual pada kisaran Rp 400 ribu.
Baca juga : Harga Beras Melambung, Gagal Panen dan Pemilu jadi Pemicunya
Saat ini masyarakat menengah ke atas menurut para pedagang telah mengurangi pembelian. Yang tadinya beli satu zak baik vokume 5 kg, 10 kg maupun 25 kg, jadi mengurangi. Banyak yang beli kiloan, sambil melihat perkembangan harga.
"Yang biasa beki di ritel sebenarny mengalir ke pasar, karena barang nggak ada. Tetapi tetap saja pembelian di kios saya tetap berkurang," sergah Srilestari, pedagang beras Pasar Nusukan Solo.
Sementara itu Kepala Bulog Surakarta, Andry Nugroho mengakui bahwa perayaan hari keagamaan, baik Isra' Mi'raj dan Imlek, juga menggerus stok beras SPHP.
"Ya ini sama dengan situasi yang terjadi di Jakarta, bahwa stok SPHP yang dimiliki ritel berkurang," kata dia ketika dikonfirmasi.
Baca juga : Bulog Kalsel Menerima 3.500 Ton Beras Impor
Bulog, lanjut Andry, harus menyikapi dengan menyiapkan stok SPHP dari beras importasi, karena beras lokal sudah kritis, menunggu penyerapan masa panen beras lokal dalam jumlah besar pada akhir Maret-April mendatang.
Terkait harga yang terus meroket, faktor utama karena masa panen raya belum terjadi, sehingga pasokan dari petani selaku produsen belum ada, atau masih minim sekali.
Namun dia yakinkan beras premium dari Bulog masih di bawah harga umum. "Ya beras premium Bulog dibandrol Rp 13.800. Dan untuk SPHP dengan harga Rp 10.900 per kilo," pungkas Andry. (Z-4)
Baca juga : Beras SPHP Bulog Diburu Warga
Beras SPHP disalurkan ke pedagang seharga Rp56.000 per 5 kilogram. Penyaluran beras medium harga murah ini untuk mengendalikan harga beras lokal di pasar yang melambung.
HARGA beras di pasaran Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) masih sekitar Rp83.500 per kilogram atau belum mengalami penurunan.
Terdapat 15 ritel modern yang menjadi sasaran distribusi beras SPHP.
Di gerai Bulog yang biasa banyak ditemukan stok beras SPHP juga mengalami kekosongan.
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bengkulu, Bengkulu, berharap masyarakat agar beralih konsumsi dari beras jenis premium dan medium ke beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) dari Bulog
BERAS premium di ritel pedagang pasar tradisional Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) kosong. Di Pasar Sukatani, Pasar Cisalak, Pasar Agung, Pasar Kemiri Muka,
Bulog Surakarta menyatakan sangat mencukupi, karena stok di gudang se-Solo Raya saat ini mencapai 82 ribu ton lebih.
STOK beras di gudang Bulog akhirnya menembus 4 juta ton yang berhasil tercapai pada 29 Mei 2025. Dari jumlah itu 2,4 juta ton di antaranya berasal dari serapan gabah/beras produksi domestik.
PERUM Bulog mencatat serapan gabah dan beras menembus lebih dari 2,1 juta ton per Mei 2025. Bulog memastikan kualitas beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tetap terjaga
petani merasa senang karena Bulog menerima GKP dengan harga baik, yakni Rp6.500 per kilogram.
PERUM Bulog telah menyerap 2.023.063 ton beras dari petani lokal. Serapan itu disebut merupakan angka tertinggi sepanjang Januari–Mei selama 58 tahun berdirinya Bulog.
Ia menjelaskan, gabah yang diserap diwujudkan untuk bantuan pangan pada masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved