Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Dampak Banjir, Ribuan Ha Pertanian di Grobogan dan Demak Dipastikan Gagal Panen

Akhmad Safuan
10/2/2024 13:45
Dampak Banjir, Ribuan Ha Pertanian di Grobogan dan Demak Dipastikan Gagal Panen
4.194 hektare lahan persawahan di tersebar di 56 desa di 15 kecamatan di Grobogan dan Demak mengalami gagal panen akibat banjir.(MI/Safuan)

RIBUAN hektare lahan pertanian di Kabupaten Grobogan dan Demak, Jawa Tengah yang terkena banjir terancam gagal panen (puso). Akibat kondisi itu, harga gabah melonjak mendorong terus meningkatnya harga beras di pasaran.

Berdasarkan pantauan Media Indonesia, Sabtu (10/2), banjir masih merendam kawasan itu. Jumlah pengungsi terus meningkat karena tempat tinggalnya terendam banjir hingga ketinggian tiga meter, bahkan sejumlah keluarga masih terisolir karena lokasi sulit ditembus.

Tidak hanya itu, dampak banjir melanda kedua daerah tersebut juga mengakibatkan ribuan hektare sawah terendam dan terancam gagal panen akibat tanaman mati dan hanyut dibawa banjir. 

Baca juga : Dampak Banjir, Ribuan Ha Sawah di Demak dan Grobogan Terancam Gagal Panen

"Tanaman padi saya baru berusia 15 hari, terendam banjir hingga satu meter pasti rusak dan mati, karena belum ada tanda-tanda air surut," kata Wiji, 40, petani di Gubug, Grobogan.

Hal serupa juga diungkapkan Warsono, 50, petani di Karanganyar, Kabupaten Demak bahwa gagal panen sudah di depan mata karena tanaman padi yang berusia 10-25 hari tidak hanya terendam, tetapi rusak berat dan hanyut saat banjir melanda kawasan ini. "Kalau terendam lebih dari sepekan busuk dan mati, terapi ini hanyut," imbuhnya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan Sunanto secara terpisah membenarkan ancaman gagal panen berbafai jenis tanaman pertanian seperti padi, jagung, bayam, kacang panjang, pare, terong, kedelai, hortikultura, dan bawang merah sebagai dampak banjir sudah di depan mata, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk dapat menyelamatkan.

Baca juga : Banjir Demak Meluas, Ratusan Keluarga Mengungsi ke Kudus

"Ada 4.194 hektare lahan persawahan di tersebar di 56 desa di 15 kecamatan di daerah ini yang terendam banjir akibat meluap dan jebolnya sejumlah sungai pada Senin (5/2) lalu, bahkan hingga kini banjir juga masih merendam persawahan dengan ketinggian air 50-200 centimeter," ujar Sunanto.

Dengan semakin lamanya tanaman pertanian terendam, lanjut Sunanto, dipastikan banyak tanaman berusia 10-25 hari mati akibat membusuk, selain itu juga sebagian tanaman juga rusak dan hanyut saat banjir melanda. Namun hingga kini pendataan secara pasti sawah alami gagal panen masih dilakukan meskipun diperkirakan lebih dari 50%.

Secara terpisah Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak Agus Herawan mengungkapkan hal serupa, berdasarkan pendataan pertanian dampak banjir melanda 30 desa di tujuh kecamatan di Demak sebanyak 1.400 hektare sawah terendam banjir sehingga terancam gagal panen.

Baca juga : Tanggul Sungai Jebol, Banjir di Demak Meluas

Selain tanaman padi rusak dan hanyut, lanjut Agus Herawan, juga mati membusuk apalagi sebagian tanaman masih muda dan terendam banjir cukup lama. "Sebagian besar dari jumlah lahan terendam dipastikan gagal panen," imbuhnya. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya