Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENGEMBANGAN Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) mencapai kemajuan signifikan.
Acuan utamanya, varietas padi tahan kondisi iklim dan hemat air hingga 20% terbukti mampu mengurangi pemakaian air irigasi di persawahan meski diintai El Nino tanpa mengurangi hasil panen.
Realisasinya tampak pada produktivitas 10,2 ton/ha gabah kering panen (GKP) dari hasil hitung ubinan atau setara 6,4 kg gabah kering giling (GKG) pada lahan Demplot Scalling Up yang dikelola Kelompok Tani (Poktan) Setia Budi di Desa Tumpatan, Kecamatan Beringin, Deli Serdang.
Baca juga: Penyuluh CSA Deli Serdang Lakukan Monitoring Gerakan Tani Pro Organik
Poktan Setia Budi merupakan salah satu penerima manfaat CSA dari Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) di Kabupaten Deli Serdang. Begitu pula Poktan yang menjadi Penerima Manfaat SIMURP di Kecamatan Galang dan Pagar Merbau.
Capaian tersebut, salah satu dari sejumlah bukti signifikan CSA SIMURP bagi pengembangan pertanian Deli Serdang, mengemuka kegiatan koordinasi Kementerian Pertanian (Kementan) dengan Dinas Pertanian (Distan) Pemkab Deli Serdang.
Hadir Pj SIMURP dari Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) BPPSDMP Kementan dan Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Jaharun, Rusianna Purba yang membawahi wilayah kerja di Kecamatan Galang dan Pagar Merbau, Deli Serdang serta pejabat terkait dari Pemprov Sumut.
Kegiatan koordinasi sejalan arahan Presiden Jokowi bahwa pembangunan sektor pertanian harus didukung partisipasi aktif penyuluh selaku pendamping dan pengawal petani meningkatkan produktivitas pertanian.
Baca juga: Stok Benih Padi Cukup, Kementan Petakan Kebutuhan
"Tidak bisa lagi kita biarkan petani ini berjalan sendiri. Harus ada yang mendampingi. Harus ada yang mengawal. Harus ada sebuah manajemen yang modern yang mendampingi mereka," kata Jokowi tiap kali jumpa petani dan penyuluh.
Perlu Pembenahan untuk Tingkatkan Produksi Pangan
Hal senada dikemukakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang melakukan pembenahan besar-besaran untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pangan Indonesia, sehingga dapat menjadi Lumbung Pangan Dunia pada 2033.
"Jika kita tidak bergerak cepat mencapai swasembada pangan, bisa saja kita mengalami krisis pangan. Untuk itu, kita harus berupaya terlepas dari ketergantungan pada negara lain dalam hal penyediaan pangan,” kata Mentan.
Sorotan serupa dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menegaskan tentang manfaat teknologi CSA dari SIMURP untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim global seperti fenomena El Nino, yang saat ini melanda Indonesia.
Baca juga: Kementan Usul Anggaran Belanja Tambahan Rp5,83 Triliun Tahun Ini
"Menghadapi musim kemarau panjang atau El Nino yang diprediksi mulai Juli hingga September 2023, Kementan mengimbau dinas pertanian provinsi serta kabupaten dan kota memanfaatkan sumber air yang ada," katanya.
Program SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi lintas kementerian dan lembaga yang melibatkan Kementan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional [Bappenas], Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [PUPR] dan Kementerian Dalam Negeri [Kemendagri] dengan target lokasi Daerah Aliran Sungai [DAS].
Sementara Kapusluh BPPSDMP Kementan, Bustanul Arifin Caya bahwa teknologi CSA berupaya Pendekatan CSA juga meminimalisir risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK), meningkatkan pendapatan petani, khususnya di daerah irigasi dan daerah rawa Proyek SIMURP.
"Dengan adanya SIMURP maka harus terjadi peningkatan ekonomi, peningkatkan penerapan inovasi dan adopsi teknologi yang efisien efektif, serta produksi telah dijamin oleh pasar," katanya. (S-4)
Urban farming juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perkotaan. Hasil panen tidak hanya dapat dijual tetapi juga dapat dikonsumsi sendiri.
dampak positif globalisasi terhadap berbagai aspek, mulai dari politik hingga hiburan yang dapat dirasakan oleh semua kalangan masyarakat
PPIU Program YESS memberikan fasilitas dan bimbingan kepada generasi muda di perdesaan untuk menjadi wirausahawan dan petani handal do Subang, Jawa Barat.
YESS menjadi salah satu solusi yang terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan dan memberdayakan petani di Indonesia.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Presiden Jokowi mengakui, saat ini stok yang ada di Bulog 1,7 juta ton masih harus ditambah lagi sampai akhir tahun, kira-kira 1,5 juta ton.
Di tengah krisis iklim dan krisis pangan, peran petani milenial dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Lapis Bogor Sangkuriang, sebagai pemain utama dalam bisnis olahan talas akan mendapatkan akses yang lebih baik terhadap bahan baku berkualitas tinggi dari para petani.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Kelompok Tani Tri Cipta menyerahkan sebanyak 500 kg bawang merah. Sebelumnya, telah diserahkan pula 230 kg cabai rawit merah kepada pedagang Pasar Cimindi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved