Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KOMUNITAS masyarakat adat Desa Lewonama, Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), akhirnya bersyukur atas anugerah sukacita karena bisa menikmati air bersih. Setelah puluhan tahun hanya bisa merasakan air minum dari sumur yang rasanya asin, kini, mereka boleh bernapas lega.
Hal itu terjadi karena sumur bor yang diadakan pemerintah desa memanfaatkan dana Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) telah hadir di tengah kampung dan mengaliri setiap rumah warga.
Sebagai ucapan syukur karena sumber air sudah dekat, masyarakat adat Lewonama menggelar ritual adat Hode Kebarek (Terima Gadis) sebagai simbol kedatangan air di kampung pada Minggu (29/10).
Baca juga: Kejari Flotim Tetapkan 3 Tersangka Korupsi Proyek BNPB
Ritual ditandai dengan pengambilan air dari sumber air sumur bor oleh pemangku adat yang diwakili Suku Lio Lama Lingi Beta Lama Loa (Suku Lion) sebagai suku asli kampung Lewonama.
Air yang diambil tersebut diserahkan kepada suku Belang Bunu Matan Napo Keri Tego sebagai suku yang datang bersama-sama dengan suku Lion dari gunung untuk diantarkan ke kampung.
Sebagai tanda air boleh diarak ke kampung, suku Werang Lama Hodu Nua Lama Lerek membuka pintu gerbang dengan ritual gunting pita dari tali-temali hutan.
Baca juga: Permohonan Praperadilan Kasus Penyalahgunaan Narkoba PNS di Lembata Ditolak
Tampak ratusan masyarakat adat Lewonama menyambut kedatangan air di tengah kampung dalam sebuah perarakan panjang yang meriah.
Proses perarakan diwarnai dengan tarian hedung dan selen oleh segenap komunitas suku yang menghuni kampung tersebut. Air diarak menuju Lango Belen Suku Pulo Wun Lema (Rumah besar milik seluruh suku) yang berada di tengah kampung.
Setelah ditakhtakan dalam Lango Belen, air yang diarak kemudian dibagikan untuk dikecapi oleh para pemangku kepentingan di antaranya Kabelen Lewo, para kepala suku, pemerintah desa, perwakilan dari 8 suku yang mendiami komunitas adat Lewonama, dan Ribu Ratu atau masyarakat adat.
Tokoh adat kampung Lewonama Agustinus Penoli Lion menjelaskan, ritual adat Hode Kebarek dimaksudkan untuk mengakui sekaligus menghormati Sang Pemilik Air. Hal itu didasari pada keyakinan komunitas adat Lewonama kepada kekuatan alam yang mampu menghadirkan air.
"Ritual ini menggambarkan keyakinan terhadap kekuatan alam," ujarnya usai kegiatan, Minggu (29/10).
Agustinus menjelaskan, air bersih dari sumber sumur bor memang sudah melayani kebutuhan masyarakat Lewonama selama lebih kurang satu tahun. Akan tetapi dalam perjalanannya, air tersebut mengering tanpa sisa selama dua minggu.
Kesulitan air itu dikeluhkan segenap masyarakat adat Lewonama karena harus mengambil air secara manual dari sumur umum yang jaraknya cukup jauh dari pemukiman.
Menyikapi peristiwa itu, para pemangku adat di kampung Lewonama memandang perlu membuat sebuah ritual untuk memberi makan dan memanggil kembali air yang pergi menghilang.
Hasilnya, air kembali datang. Tidak tanggung-ganggung, debet air bahkan langsung naik mencapai 4 meter hanya dalam rentang satu hari.
"Ema pi lewo tukan di penesak pulo, bine pi tana lolon di pe'oer lema. Matan pito di ba hela, liwun lema di gere kuran. (Mama dan saudari di kampung mengeluh. Karena air tidak mengalir sampai ke kampung). Katena itu kami merasa perlu untuk mengungkapkan syukur dan terima kasih kepada kekuatan yang kami yakini sebagai pemilik air," kata Agustinus.
Menurut dia, maksud dari diadakannya ritual Hode Kebarek adalah meminta kepada Sang Pemilik Air untuk selalu memberikan petunjuk tidak hanya kepada para pemangku adat, tetapi juga kepada Ribu Ratu (masyarakat umum) yang mendiami komunitas adat Lewonama.
"Melalui ritual ini, kita meminta kepada pemilik air untuk selalu memberikan petunjuk kepada kita agar selalu menyerahkan persembahan karena telah memberikan air untuk hidup kita," pungkasnya. (Z-1)
Pulau Kera seluas 48 hektare berada di wilayah Kabupaten Kupang, tetapi hanya berjarak 5 mil dari Kota Kupang.
TIM Penyidik Tindak Pidana Khusus, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Nusa Tenggara Timur (NTT) menahan tiga tersangka dalam dua kasus dugaan tindak pidana korupsi dana rehabilitasi sekolah.
Motivasi diberikan kepada para peserta MPLS di sela-sela kunjungannya ke Flores Timur selama dua hari
Benda itu meliputi 40 kilogram artefak hasil ekskavasi yang terbagi menjadi 15 kategori, termasuk perhiasan, alat bantu, keramik, gerabah, serta sisa kerangka dari 3 individu leluhur
Warga yang direlokasi berasal 2.209 keluarga. Mereka akan menempati lahan seluas 130 hektare.
KOMUNITAS Bidara di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, melakukan kegiatan sosialisasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi para pemuda, pelajar, nelayan, petani, mahasiswa.
Direktur Badan Usaha SPAM BP Batam, Iyus Rusmana, mengatakan komitmen pihaknya untuk terus meningkatkan pelayanan air bersih di Kota Batam.
TERIK mulai menyengat. Seorang bocah laki-laki di Laimbaru, Desa Laindeha, Sumba Timur, masih berjibaku dengan jeriken lima liternya.
Selain pelayanan kesehatan, ratusan warga Desa Batas Batu Distrik Krepkuri, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan menikmati bantuan makan bergizi dan paket sembako serta air bersih
Dari sumber pendanaan yang selama ini terjadi untuk infrastruktur air, 90% masih dikeluarkan dari dana pemerintah, sementara partisipasi swasta baru sekitar 2%.
"Kami juga sudah mempersiapkan anggaran untuk operasional truk tangki penyuplai air bersih yang jumlahnya ada lima unit dengan kapasitas 5.000 liter dan 4.000 liter,"
LEMBAGA Pemantau Penyimpangan Aparatur Daerah (LP2AD) menilai Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan bisa menjadi sebagai standar nasional dalam pengelolaan sampah perkotaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved