Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
DUA perempuan, Irma Suryati dan Dewi Meisunlari tengah berada di depan laptop. Irma, di atas kursi roda, dua tangannya membawa keset hasil produksinya. Ia menggunakan kursi roda, karena kakinya kena polio saat kecil, sehingga tidak dapat berjalan seperti orang kebanyakan.
Sedangkan Dewi mengacungkan keset di depan kamera. Cara mengacungkannya dengan dengan kaki. Sebab, sejak lahir, Dewi tidak memiliki dua tangan, sehingga aktivitasnya dengan menggunakan dua kakinya. Meski demikian, kakinya terlihat lincah, bahkan dia sudah terbiasa untuk mengetik dan memakai komputer.
Dewi terlihat tidak canggung menawarkan produk keset dengan lantang di depan laptop. Begitulah protret aktivitas pemasaran digital di UMKM
Mutiara Handycraft di Desa Karangsari, Kecamatan Buayan, Kebumen, Jawa Tengah.
Mereka tengah membuat video sebagai konten dalam pemasaran digital. Irma sebagai pemilik usaha Mutiara Handycraft sengaja merekrut Dewi yang juga penyandang disabilitas untuk memasarkan produknya. Dewi sadar, ia kesulitan dalam membuat keset, maka perannya sebagai tenaga pemasaran.
"Saya mulai gabung di sini sekitar empat tahun lalu. Di Mutiara Handycraft, saya memasarkan produk melalui media sosial, terutama
TikTok. Meski saat sekarang tidak bisa transaksi langsung, namun TikTok masih tetap jadi andalan pemasaran bagi saya," ungkap Dewi, warga Sempor, Kebumen itu.
Mengapa dia bisa percaya diri di depan kamera untuk memasarkan produk? Bagi Dewi, meski sebagai penyandang disabilitas, namun sejak kecil telah terlatih mandiri.
Ia hidup bersama sembilan saudara kandungnya yang semuanya normal. Kemudian, dia belajar di sekolah umum, bahkan sampai di SMK dengan jurusan komputer jaringan. Makanya, kakinya cukup lincah untuk mengoperasikan laptop maupun komputer.
"Selain tenaga pemasar, saya juga penyiar radio. Jadi kalau siaran, saya sendiri yang memutar lagu-lagu. Sehingga sudah terbiasa untuk
mengoperasikan laptop. Makanya, begitu masuk ke sini bersama Bu Irma, saya sudah tidak canggung," ujarnya.
Meski demikian, ada saja warganet yang melakukan perundungan. Untuk itulah, mentalnya harus dipersiapkan dan kuat, karena di medsos
itu keras.
"Ada warganet yang mengatakan kalau saya hanya minta dikasihani. Kemudian saya jawab dengan tulisan, penyandang disabilitas tidak butuh dikasihani, mereka hanya perlu ruang untuk mengembangkan diri, tolong dipahami. Begitu saya jawab seperti itu, banyak netizen
lain yang akhirnya memberikan dukungan untuk saya," ungkap Dewi.
Sementara Irma juga mengakui bahwa Dewi sangat kuat mentalnya, sehingga tampil percaya diri saat di depan kamera, live untuk mempromosikan produk-produk Mutiara Handycraft.
"Mbak Dewi ini, memang ingin mandiri tidak mau dikasihani. Ada yang mau membantu saja, ditolak. Ya memang seperti ini, ingin mandiri dari hasil keringat sendiri," ujar Irma.
Dewi adalah salah satu difabel yang menjadi mitra usaha bagi Irma di Mutiara Handycraft. Produk utamanya adalah keset, tetapi sekarang juga
telah ada lainnya seperti tas, masker, sepatu dan lainnya. Usaha yang ditekuni Irma sejak tahun 2007 silam, secara konsisten melakukan
pelibatan penyandang disabilitas.
"Saat ini, Mutiara Handycraft memiliki 300 mitra difabel di Kebumen. Kalau di Jateng, sekitar 3 ribu difabel. Mereka tersebar di 17 kecamatan
di Jateng. Tentu saja juga ada non disabilitas. Jumlahnya sekitar 31 ribu yang rutin memproduksi," katanya.
Mengapa Irma memperhatikan difabel? Ia tahu betul bagaimana menjadi seorang penyandang disabilitas. Seperti perjuangannya saat awal sebagai seorang difabel tidaklah mudah.
"Mungkin ada orang yang tahu saya saat sekarang mengatakan enak ya, sudah sukses. Tetapi mereka tidak tahu bagaimana disingkirkan, disepelekan, tidak dianggap pada awal-awal usaha. Alhamdulillah, meski banyak rintangan, namun dengan semangat pantang menyerah, pelan-pelan usaha bisa berhasil, sampai seperti sekarang," ujarnya.
Irma mengaku bahwa usaha mengalami pasang surut, apalagi pada saat covid-19. Namun, dia bisa lolos melewati ujian tersebut berkat produksi masker ketika masa pandemi. Kini, usahanya kembali pada pembuatan keset, meski ada produk kreatif lainnya dengan bahan yang sama yakni kain perca dan karung goni.
"Setiap bulan, omset mencapai sekitar 50 ribu pieces. Harganya antara Rp5 ribu hingga Rp125 ribu per pieces. Jika dirupiahkan, omset bernilai
antara Rp400 juta hingga Rp600 juta setiap bulannya," katanya.
Produk yang dihasilkan didominasi keset dan dijual di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Untuk pasar luar negeri, terutama ke Australia dan kadang ke negara lain seperti Singapura sekitar 20 persen.
Kemudian untuk pasar online dengan pemasaran lewat market place atau langsung pesan sekitar 20 persen dan 20 persen lainnya pasar nasional. Sedangkan pasar lokal kisaran 40 persen. Pasar Australia masih terbuka, karena kita tidak hanya dapat mempertahankan kualitas, melainkan ada cerita di balik produksi yang melibatkan para penyandang disabilitas," lanjutnya.
baca juga: Eagle Awards 2023: Indonesia Terang untuk Disabilitas
Dalam menjalankan usahanya, Irma mempraktikkan kewirausahaan sosial. Artinya, tidak hanya mengejar keuntungan semata, tetapi juga ada aspek pemberdayaan yang dilakukan.
Irma berkeliling sebagai provokator yang baik. Dia telah berkeliling hampir seluruh Indonesia, kecuali Papua. Tujuannya adalah memberikan motivasi kepada para penyandang disabilitas. Irma tidak hanya omong, karena telah mempraktikkan dan membawa bukti nyata. Makanya, banyak difabel yang begitu semangat pada saat mengikuti pelatihan.
"Sejak awal usaha, saya tidak hanya fokus untuk pribadi, tetapi memberdayakan penyandang disabilitas seperti saya. Difabel yang bermitra
dengan Mutiara Handycraft memiliki pemasukan setiap bulan. Memang tidak sama, kisaran pendapatan antara Rp900 ribu hingga maksimal Rp5 juta," jelas irma.
Bagaimana dengan disabilitas dengan kondisi fisiknya tidak memungkinan bekerja menjahit? "Saya menyisihkan 20 persen keuntungan untuk para difabel yang sudah tidak bisa apa-apa. Karena memang kondisi fisik tidak memungkinkan. Saya lakukan supaya tidak menjadi beban
keluarga juga. Biasanya, ada sembako yang saya siapkan untuk mereka," kata perempuan penerima Satyalancana Kebaktian Sosial dari
Presiden RI.
Irma masih terus berjuang untuk para penyandang disabilitas agar makin berdaya. Maka, dirinya mengajak pihak lain untuk bersama-sama
memberdayakan difabel. Salah satunya ketika dirinya mengajukan kerja sama dengan Pertamina Foundation. Gayung bersambut, Pertamina Foundation menerima proposal yang diajukan Irma.
"Dengan begitu, maka saya bisa menyelenggarakan pelatihan-pelatihan. Produk-produk dari Mutiara Handycraft juga ikut pameran-pameran di
mana-mana. Bahkan, pekan lalu juga baru saja pameran di BSD Tangerang. Di setiap pameran pasti ada buyer baru. Misalnya, kemarin ada pembeli orang Nigeria yang order tas goni," ujar Irma yang tahun ini menyabet penghargaan Juragan Jaman Now Season 2 Metro TV.
Dia mengaku beruntung menjadi mitra Pertamina Foundation karena difasilitasi ke mana-mana. Dengan begitu, maka usaha bisa terus
berkembang.
"Saya masih ada obsesi untuk membuat usaha besar. Tetapi tidak membangun gedung, kemudian menampung para difabel. Mereka tetap
bekerja di rumah seperti sekarang, tetapi di kantornya akan ada tim profesional yang mengelola, mulai dari manajemen yang modern sampai
pemasaran digital yang mumpuni," tandasnya.
Terpisah, Media Communication Officer Pertamina Foundation Gregorius Giovani Yudha Baskara mengatakan setelah menjadi binaan Pertamina Foundation, maka ada program bersama yang dilaksanakan.
"Pertamina Foundation memilih Bu Irma sebagai salah satu binaannya, karena memiliki misi yang sama. Ia tidak hanya berbisnis untuk kepentingan pribadinya, tetapi ada unsur pemberdayaannya. Khususnya, para difabel. Bu irma melakukan itu karena dia juga seorang penyandang disabilitas," kata Giovani.
Menurutnya, Pertamina Foundation sebagai penyalur dana CSR perusahaan tentu memiliki misi seperti yang telah dilakukan Irma dan UMKM Mutiara Handycraft.
"Kebetulan Pertamina Foundation mempunyai program PFpreneur. Targetnya adalah UMKM perempuan. Sehingga pemilihan Mutiara Handycraft sesuai dengan program. Kami membantu pembiayaan terutama untuk pembelian mesin jahit guna memproduksi keset dan produk industri kreatif lainnya. Selain itu, kami mengajak Bu Irma untuk menjadi pembicara serta membawa produk-produknya pameran di event-event Pertamina," ujarnya.
Pada Selasa (31/10) nanti, Pertamina Foundation juga mengajak untuk pameran sekaligus menjadi pembicara Pertamina SMEXPO 2023. Karena kebetulan, tema yang diangkat mengenai inklusivitas. Irma akan memberikan paparan mengenai pemberdayaan yang dilakoninya kepada penyandang disabilitas meski dirinya seorang difabel. (N-1)
Masih banyak orang yang tidak mengerti apa itu disabilitas. Contohnya, di fasilitas umum seperti bandara, rumah sakit, atau bank, kebutuhan disabilitas sering tidak terpenuhi.
Psikolog anak Feka Angge Pramita menekankan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap kebutuhan khusus individu disabilitas untuk menciptakan lingkungan suportif dan memberdayakan.
Di Sekolah Khusus Anak Mandiri, anak-anak berkebutuhan khusus tidak hanya mendapat pendidikan akademik, tetapi juga dilatih keterampilan hidup.
Selain pameran lebih dari 300 karya-karya individu penyandang autisme, Spekix 2024 juga mencakup kegiatan seminar dan konsultasi, serta dilengkapi ruang bermain, dan beragam kuliner.
Bukan perempuan tidak bisa berdaya, melainkan memang kesempatan untuk berdaya sangat kurang karena stigma dan perempuan kerap terpapar multiperan.
Tingkatkan kesadaran gender: Pelajari cara efektif mengedukasi, mengubah perspektif, dan menciptakan masyarakat inklusif. Baca tips & strategi praktisnya!
Tingkatkan kesadaran gender siswa! Tips praktis dan strategi efektif membangun lingkungan belajar inklusif dan adil. Baca selengkapnya di sini!
Tingkatkan kesadaran gender siswa! Pelajari cara efektif membangun kesetaraan, melawan stereotip, & ciptakan lingkungan inklusif di sekolah. Klik sekarang!
Tingkatkan kesadaran gender di masyarakat! Pelajari cara efektif mengedukasi, mengubah perspektif, dan menciptakan lingkungan inklusif. Baca selengkapnya!
PROGRAM Remaja Bernegara yang digelar Partai NasDem ke dalam tujuh sesi sejak pertengahan Februari 2025 sampai hari ini, Sabtu (26/4),
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved