Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ratusan Hektare Lahan Cabai di Tasikmalaya Kekeringan

Kristiadi
27/10/2023 15:46
Ratusan Hektare Lahan Cabai di Tasikmalaya Kekeringan
Lahan cabai di Tasikmalaya dilanda kekeringan(MI/Amir MR)

SELUAS 135 hektare lahan cabai yang tersebar di beberapa wilayah di Tasikmalaya selama musim kemarau panjang mengalami gagal panen hingga menyebabkan harga di pasaran naik. Kekeringan tersebut, terjadi di Kecamatan Cisayong, Sukaratu, Rajapolah, Taraju, Pancatengah, Sodonghilir, Karangjaya.

"Kekeringan lahan pertanian cabai selama ini banyak dialami para petani di berbagai daerah dan mengakibatkan ratusan petani tidak bisa berbuat banyak dan mereka beralih menanam sayuran berupa kentang, ubi-ubian, singkong dan palawija yang tidak memerlukan air," kata seorang petani cabai, Mansur, 50, warga Kampung Singabarong, Kecamatan Cisayong, Jumat (27/10).

Mansur mengatakan, kekeringan yang terjadi di beberapa kecamatan telah mengakibatkan banyak petani mengalami kerugian sangat besar dan rata-rata yang memiliki lahan antara 20 bata, 50 bata, 100 bata hingga 2 hektare. Untuk lahan cabai yang ditanam para petani di beberapa Kecamatan seperti Cisayong sekitar 3 hektare, Rajapolah, Ciawi, Sukaratu, Taraju 50 hektare dan kondisi sekarang mengering.

Baca juga: Minim Penumpang, Bandara Wiriadinata Tasikmalaya Berhenti Beroperasi

"Untuk harga cabai rawit di pasaran selama ini dijual seharga Rp 65 ribu perkg, cabai merah Rp 70 ribu perkg tapi harga dari petani sendiri pada masa panen harganya itu berada angka Rp33 ribu perkg. Penjualan itu, memang yang diuntungkan tengkulak hingga petani kesulitan untuk menjual karena selama ini untuk harga pupuk merangkak naik dan tidak ada jaminan atas kerugian tersebut," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Gapoktan Raksa Tani, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Ena Karyana mengatakan, kekeringan yang terjadi sekarang ini banyak para petani cabai mengalami kerugian sangat besar. Karena, hasil produksi menurun dari luas lahan 45 hektare dan keuntungan mereka sangat kecil dibandingkan para bandar yang menjualnya ke pasar tradisional di wilayah Tasikmalaya.

Baca juga: Kejari Tasikmalaya Tetapkan Lima Tersangka Korupsi Pemeliharaan Jalan

"Petani telah mengalami kerugian besar atas kekeringan yang terjadi sekarang ini dan ada juga mereka beralih ke tanaman palawija yang tidak membutuhkan air agar bisa menghidupi keluarganya. Namun, untuk kerugian yang dikeluarkan petani terutamanya biaya produksi sebesar Rp60 juta per hektare dan saat panen hasilnya menurun hingga mereka hanya mendapatkan Rp30 juta," paparnya. (Z-10)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya