Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
DALAM upaya meningkatkan produktivitas pertanian, peneliti dan juga dosen IPB University dari Program Studi Teknologi Rekayasa Komputer, Sekolah Vokasi Ridwan Siskandar dan tim telah berhasil mengembangkan sebuah robot cerdas berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dapat mendeteksi penyakit antraknosa pada tanaman cabai.
Penyakit antraknosa merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh petani cabai di Indonesia, yang dapat mengakibatkan kerugian signifikan jika tidak ditangani dengan cepat. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam menjaga kesehatan tanaman dan meningkatkan hasil panen.
Pada acara Launching Inovasi IPB 2025 di Kampus Dramaga, Rabu (14/5), Ridwan membeberkan, robot yang dikembangkannya dilengkapi dengan teknologi computer vision yang memungkinkan pemindaian visual terhadap tanaman cabai.
"Dengan menggunakan algoritma machine learning, robot dapat menganalisis gambar dan mengenali gejala awal penyakit antraknosa, seperti bercak hitam pada buah. Proses deteksi yang cepat dan akurat ini memungkinkan petani untuk segera mengambil tindakan pencegahan sebelum penyakit menyebar lebih luas," urainya.
Dalam tahap pengujian, Ridwan melanjutkan, robot ini menunjukkan tingkat akurasi yang tinggi dalam mendeteksi penyakit. Ia menyatakan bahwa robot ini dapat beroperasi di lahan pertanian melalui kendali remote control, sehingga mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manual.
Hal ini tidak hanya efisien, tetapi juga memungkinkan petani untuk lebih fokus pada aspek lain dari pengelolaan pertanian mereka. Dengan demikian, diharapkan produktivitas pertanian cabai dapat meningkat secara signifikan.
"Robot cerdas ini juga dilengkapi dengan model skid steering, yang memungkinkan manuver yang lebih fleksibel dan efisien di berbagai jenis medan pertanian," jelas Ridwan.
Sistem skid steering memungkinkan robot untuk berbelok dengan lebih tajam dan bergerak di ruang yang sempit, sehingga dapat menjangkau area yang sulit diakses oleh kendaraan besar.
Dengan kemampuan ini, robot dapat melakukan pemindaian dan deteksi penyakit antraknosa secara lebih efektif di seluruh kebun, tanpa merusak tanaman atau tanah.
Keunggulan model skid steering ini juga terletak pada kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai kondisi lahan, baik yang datar maupun berbukit. Hal ini membuat robot lebih andal dalam menjalankan tugasnya, terutama di lahan pertanian yang sering kali memiliki kontur yang bervariasi.
"Dengan desain ini, kami berharap robot dapat beroperasi secara optimal, meningkatkan efisiensi dalam deteksi penyakit dan mendukung keberlanjutan pertanian cabai di Indonesia," harapnya.
Selain itu, lanjut dia, pengembangan robot ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong adopsi teknologi dalam sektor pertanian.
Melalui program-program inovatif seperti ini, diharapkan para petani dapat lebih mudah mengakses teknologi yang dapat membantu mereka dalam mengatasi berbagai tantangan di lapangan.
Menurutnya, robot cerdas ini menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dapat berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Keberhasilan pengembangan robot deteksi penyakit ini diharapkan dapat membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut dalam bidang pertanian presisi.
"Kami berencana untuk melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk petani dan industri, untuk mengimplementasikan teknologi ini secara luas. Dengan mengedepankan inovasi, kami berharap dapat mengurangi dampak negatif dari penyakit tanaman dan meningkatkan kesejahteraan petani," ucap Ridwan.
Inovasi ini dihasilkan lewat pendanaan Hibah Penelitian Terapan Vokasi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada 2024. Dalam perjalanannya, ia menggandeng Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Cibitung Wetan, Kecamatan Pamijahan, Bogor dan CV Benih Dramaga sebagai mitra.
Melihat potensi yang dimiliki, robot cerdas ini tidak hanya memberikan manfaat bagi petani cabai, tetapi juga menjadi harapan baru bagi sektor pertanian Indonesia secara keseluruhan. Inovasi seperti ini membuktikan bahwa dengan kombinasi antara teknologi dan pengetahuan, ia dan tim berkeyakinan dapat menghadapi tantangan pertanian modern dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi para petani dan konsumen. (Z-1)
Tiongkok menggelar setengah maraton humanoid pertama di dunia yang diikuti lebih dari 20 robot berkaki dua, berlari berdampingan dengan 12.000 pelari manusia di distrik Yizhuang, Beijing.
Peniruan kesadaran tampaknya jadi obsesi tertinggi manusia dalam mengembangkan teknologi, terutama yang berbasis artificial intelligence (AI).
Lunar Trailblazer adalah salah satu misi revolusioner NASA yang dirancang untuk mempelajari distribusi air di permukaan Bulan.
Peneliti memperkenalkan platform "Cosmos," sebuah sistem simulasi multiverse baru yang dapat menghasilkan data besar untuk melatih robot otonom dan kendaraan cerdas.
Menggabungkan sensor dan sistem navigasi yang canggih, robot yang diberi nama BADAK V7 ini mampu memetik buah apel langsung dari pohon secara otomatis.
OJK mendorong adanya pembagian beban atau cost sharing antara perusahaan asuransi dengan peserta melalui skema copayment.
Buzzer dapat berperan sebagai information amplifier, yakni mempercepat penyebaran pesan penting ke masyarakat luas yang sulit dijangkau dengan metode konvensional.
Aqimos hadir sebagai solusi untuk mempercepat proses pemantauan kualitas udara. Alat ini mampu memangkas waktu pelaporan dari 24 jam menjadi hanya 1,6 menit.
Jika pembangunan hanya diartikan sebagai akumulasi kapital dan pertumbuhan ekonomi jangka pendek, kasus Raja Ampat menjadi cerminan kegagalan dalam memahami esensi keberlanjutan.
Berbeda dari cabai pada umumnya, cabai Palurah IPB tampil dengan bentuk unik menyerupai jambu air.
Program BPJS Hewan ini dirancang Pemprov DKI Jakarta untuk membantu pemilik hewan dari kalangan kurang mampu agar tetap dapat mengakses layanan kesehatan hewan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved