Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Bank Digital Marak, Pakar IPB University Ingatkan Pentingnya Keamanan Siber

Basuki Eka Purnama
02/7/2025 16:55
Bank Digital Marak, Pakar IPB University Ingatkan Pentingnya Keamanan Siber
Ilustrasi(Freepik)

KEMUNCULAN bank-bank digital di Indonesia mendapat sorotan dari dosen Sekolah Sains Data, Matematika, dan Informatika (SSMI) IPB University Heru Sukoco. Ia menilai tren ini merupakan bagian dari transformasi digital di sektor ekonomi yang juga terjadi secara global.

"Bank digital hadir untuk meningkatkan inklusi keuangan, terutama dengan dukungan uang digital. Namun, keamanannya sangat bergantung pada teknologi siber yang diterapkan," ujar Heru, dikutip Rabu (2/7).

Sebagai akademisi, ia menekankan perlunya pengawasan ketat dari pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ia juga mendorong adanya standardisasi keamanan siber bagi seluruh bank digital di Indonesia.

Lebih lanjut, Heru menyarankan agar edukasi kepada masyarakat tentang literasi digital dan keamanan informasi dilakukan secara masif. 

"Masyarakat perlu memahami risiko serta praktik aman dalam menggunakan layanan digital," katanya.

Ia menambahkan, lembaga keuangan sebaiknya mulai berinvestasi dalam teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) dan blockchain untuk mendeteksi potensi fraud (resiko penipuan) secara lebih akurat dan efisien. 

Menurutnya, penting juga mengembangkan kerangka audit siber secara berkala serta mendorong transparansi terhadap insiden keamanan.

"Kolaborasi antara kampus, industri, dan regulator dibutuhkan untuk pengembangan keamanan perbankan digital ke depan," tuturnya.

Meski banyak bank digital telah mendapat izin dari OJK dan bekerja sama dengan lembaga keuangan besar, Heru mengingatkan bahwa bank digital tetap rentan terhadap serangan siber seperti data breach (kebocoran data) dan phishing.

Ia menegaskan, tidak ada jaminan 100% terhadap keamanan data di dunia maya. Karena itu, ia mendorong masyarakat untuk lebih berhati-hati, memastikan legalitas bank digital yang digunakan, serta memeriksa apakah bank tersebut telah menerapkan sistem keamanan seperti enkripsi end-to-end, otentikasi multifaktor, dan deteksi anomali berbasis AI.

Risiko lain yang perlu diwaspadai, kata Heru, meliputi kebocoran data pribadi dan finansial, akses ilegal ke rekening, penipuan digital melalui rekayasa sosial, hingga risiko likuiditas pada bank digital baru yang belum memiliki kekuatan permodalan yang cukup.

Sebagai bentuk mitigasi risiko, Heru merekomendasikan masyarakat untuk memilih bank digital yang juga memiliki bentuk fisik konvensional. 

"Saya lebih menyarankan bank digital yang punya organisasi dan aset fisik yang nyata, serta memiliki izin resmi dari OJK dan Bank Indonesia," tutupnya. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik