Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
LEBIH dari 20 robot berkaki dua berpartisipasi dalam setengah maraton humanoid pertama di dunia yang digelar di Tiongkok, Sabtu (19/4). Meskipun secara teknologi mengesankan, mereka masih jauh dari mengalahkan manusia dalam jarak jauh.
Tim dari berbagai perusahaan dan universitas ikut ambil bagian dalam lomba ini. Kompetisi ini menjadi ajang unjuk kemampuan Tiongkok dalam teknologi humanoid saat negara itu berusaha mengejar ketertinggalannya dari Amerika Serikat, yang masih memiliki model yang lebih canggih.
Kepala tim pemenang mengatakan robot mereka mampu menyaingi model-model dari Barat, di tengah memanasnya persaingan global dalam menyempurnakan teknologi humanoid.
Dengan berbagai bentuk dan ukuran, robot-robot tersebut berlari di distrik Yizhuang, tenggara Beijing, yang merupakan rumah bagi banyak perusahaan teknologi ibu kota.
Dalam beberapa bulan terakhir, video-video robot humanoid asal Tiongkok yang mampu mengendarai sepeda, melakukan tendangan memutar, dan salto menyebar luas di internet, seringkali diperkuat oleh media pemerintah sebagai potensi kunci pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Dalam dokumen kebijakan tahun 2023, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Tiongkok menyebut industri robotika humanoid sebagai “wilayah baru dalam persaingan teknologi,” dengan target pada 2025 untuk memulai produksi massal dan membangun rantai pasokan yang aman untuk komponen inti.
Kekhawatiran tentang kecerdasan buatan, yang suatu saat akan melampaui kecerdasan manusia juga semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Meskipun model AI berkembang sangat cepat dan memicu kekhawatiran dari segi keamanan hingga masa depan pekerjaan, lomba pada hari Sabtu menunjukkan manusia masih unggul dalam urusan berlari.
Robot-robot itu bersaing dengan 12.000 pelari manusia, berlari berdampingan di jalur khusus yang dipagari.
Setelah berangkat dari sebuah taman pedesaan, para robot harus menghadapi tanjakan ringan dan lintasan berkelok sejauh 21 kilometer (13 mil) sebelum mencapai garis akhir, menurut media pemerintah Beijing Daily.
Sama seperti pelari manusia yang membutuhkan asupan air, robot juga diizinkan mengganti baterai selama lomba. Perusahaan bahkan boleh menukar robot mereka dengan cadangan, tetapi setiap pergantian dikenai hukuman waktu 10 menit.
Robot pertama yang mencapai garis akhir, bernama Tiangong Ultra — buatan Pusat Inovasi Robot Humanoid Beijing — menyelesaikan rute dalam waktu 2 jam 40 menit. Itu hampir dua jam lebih lambat dari rekor dunia manusia, yaitu 56 menit 42 detik milik pelari Uganda Jacob Kiplimo. Sementara pemenang lomba lari pria pada hari Sabtu menyelesaikannya dalam 1 jam 2 menit.
Robot setinggi 1,8 meter ini menghadapi sejumlah tantangan selama lomba, termasuk beberapa kali penggantian baterai. Ia juga memerlukan pendamping manusia yang berlari di sampingnya dengan tangan siap menahan dari belakang jika robot terjatuh.
Sebagian besar robot memerlukan dukungan seperti ini, beberapa bahkan diikat dengan tali. Ada juga yang dikendalikan dengan remote control.
Sementara itu, para pelari amatir manusia di jalur sebelah tidak kesulitan mengejar, bahkan banyak yang sempat mengeluarkan ponsel mereka untuk mengabadikan momen unik lomba bareng para robot itu. (CNN/Z-2)
Penyakit antraknosa merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh petani cabai di Indonesia, yang dapat mengakibatkan kerugian signifikan jika tidak ditangani.
Peniruan kesadaran tampaknya jadi obsesi tertinggi manusia dalam mengembangkan teknologi, terutama yang berbasis artificial intelligence (AI).
Lunar Trailblazer adalah salah satu misi revolusioner NASA yang dirancang untuk mempelajari distribusi air di permukaan Bulan.
Peneliti memperkenalkan platform "Cosmos," sebuah sistem simulasi multiverse baru yang dapat menghasilkan data besar untuk melatih robot otonom dan kendaraan cerdas.
Menggabungkan sensor dan sistem navigasi yang canggih, robot yang diberi nama BADAK V7 ini mampu memetik buah apel langsung dari pohon secara otomatis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved