Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TEMPAT Pembuangan Akhir (TPA) Kopi Luhur yang berlokasi di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat, terbakar sejak Sabtu (9/9). Warga mengungsi karena asap tebal masih terlihat di TPA tersebut.
Laporan BPBD Kota Cirebon menyatakan, api di TPA Kopi Luhur berangsur-angsur padam namun masih ada bara api dan titik-titik api di beberapa lokasi.
Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis meminta agar petugas tetap waspada penuh dalam menangani kebakaran di TPA Kopi Luhur, bersama-sama instansi terkait. Pasalnya, kata Nashrudin, potensi kebakaran di TPA Kopi Luhur masih bisa terjadi
Baca juga : Status Darurat Kebakaran TPA Sarimukti Berakhir, Selanjutnya Diserahkan ke Pemprov Jabar
Nashrudin Azis menginstruksikan kepada kepala satuan kerja perangkat daerah terkait untuk saling bersinergi mengatasi kebakaran ini.
"Kebakaran ini tidak bisa diselesaikan oleh LH saja, oleh BPBD saja, Damkar saja. Tapi harus ada koordinasi lintas sektor," tegasnya saat meninjau kebakaran di TPA Kopi Luhur, Senin (11/9).
Baca juga : Sudah Empat Hari, Kebakaran TPA Gunung Sadai Belitung Belum Berhasil Dipadamkan
Hingga hari ini, petugas masih disiagakan di lokasi kebakaran. Satu alat berat juga masih disiagakan untuk membantu mengatasi terjadinya kebakaran.
Sementara itu Sekda Kota Cirebon, Agus Mulyadi, menjelaskan faktor cuaca masih dapat berpotensi menimbulkan kebakaran susulan. "Saat ini cuaca panas dan angin cukup kencang," tutur Agus. Untuk itu petugas tetap disiagakan.
Kepala Seksi Penyelamatan dan Evakuasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon, Arief Adhitya mengatakan kebakaran TPA itu menimbulkan asap yang begitu tebal dan masuk ke permukiman warga. Sebagian warga dari 1.500 KK terpaksa harus mengungsi karena asap menyusup ke dalam rumah mereka.
“Sampahnya ini kan menggunung di atas bukit. Ketika terbakar asapnya masuk ke dalam rumah. Sebagian warga dari kurang lebih 1.500 KK yang tinggal di situ mengungsi karena memang asap yang tebal ini masuk ke rumah mereka,” jelas Arief dikutip dari laman BNPB. (Z-4)
Kepulan asap masih terlihat di sejumlah titik yang ada di lokasi pembuangan sampah. Untuk itu, petugas di lapangan masih melakukan monitoring siang dan malam.
Kepulan asap berdampak pada gangguan kesehatan ratusan warga, karena mereka harus menghirup asap setiap hari.
Di TPA Pasirsembung hanya tersisa lahan sekitar 8.000 meter persegi untuk menampung sampah
Pengangkutan sampah sudah dilakukan sambil penanganan kebakaran di lokasi.
Volume sampah di TPA Sumur Batu memang sudah overload. Ditambah, teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang sudah dicanangkan sejak 2015 belum juga maksimal.
DUA bulan lalu, Pemerintah Kota Depok sudah mengirimkan surat layang ke Pemerintah Provinsi Jawa Ba
Warga menuding, armada sampah menjadi penyebab rusaknya jalan. Sementara itu, kompensasi yang dijanjikan pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk warga tidak juga terealisasi.
Kebakaran TPA Rawa Kucing di Jalan Iskandar Muda, Kelurahan Kedaung Wetan, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Banten, belum kunjung padam.
Lokasi TPA Rawa Kucing yang terbakr berada di antara dua landasan Bandara Soekarno-Hatta yang berimplikasi juga terhadap isu penerbangan internasional.
Evaluasi harus dilakukan untuk mengantisipasi terulangnya kembali kebakaran di area TPA Rawa Kucing.
Pemerintah Kota Depok untuk kesekian kali kembali gigit jari lantaran tak mampu meraih Adipura yang diselenggarakan oleh KLHK atau Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Timbunan sampah di Pasar Tugu, Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), tercatat mencapai lima meter. Ketinggian ini bakal terus bertambah jika tak segera dibersihkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved