Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
KEKERINGAN di Jawa Tengah kian parah, diperkirakan lebih satu juta warga di 625 desa di 220 kecamatan tersebar di 32 kabupaten dan kota di alami kekeringan dan membutuhkan bantuan air bersih. Pasalnya embung, waduk, sungai dan sumur warga telah surut bahkan mengering.
Kondisi memprihatinkan terjadi di beberapa desa cukup jauh dari jangkauan, karena telah berbulan-bulan kekeringan terpaksa mencari air bersih dengan menggali sawah dan dasar sungai telah mengering seperti dialami warga Dukuh Ketro Barat, Kecamatan Karangrayung, Grobogan, warga di Desa Kebonrejo, Kabupaten Blora dan warga Karangtengah, Demak .
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah hingga saat ini kekeringan di provinsi ini telah melanda 625 desa di 220 kecamatan. Tersebar di 32 kabupaten dan kota, sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih bantuan terus digelontorkan baik melalui pemerintah provinsi, daerah maupun instansi, lembaga serta organisasi.
Baca juga: Pemerintah Perlu Ambil Langkah Tanggap Darurat untuk Tangani Kekeringan
"Kita telah gelontorkan lebih dari 20,8 juta liter air bersih ke berbagai daerah dilanda kekeringan, dengan kondisi terparah di Blora, Groboga, Pati, dan Demak," kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Jawa Tengah Muhamad Chomsul.
Sementara itu berdasarkan catatan jumlah desa terlanda kekeringan di Blora hingga kini mencapai 188 desa tersebar di 16 kecamatan, Grobogan 90 desa di 17 kecamatan, Pati 60 desa di sembilan kecamatan dan Demak 38 desa di 12 kecamatan. "Sudah lebih dua juta liter air kita gelontorkan hingga saat ini," ungkap Kepala BPBD Blora Sri Widjanarsih.
Baca juga: El Nino bukan Penyebab Tunggal Kekeringan 2023
Secara keseluruhan jumlah warga di Blora alami kesulitan air bersih, ujar Sri, mencapai 424.831 jiwa, sehingga setiap hari puluhan truk tangki terus bergerak mendistribusikan bantuan air bersih hingga ke pelosok desa untuk memenuhi kebutuhan warga tersebut.
Kepala BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih secara terpisah mengatakan dari jumlah desa terlanda kekeringan di daerah ini terus digelontorkan bantuan air bersih, hingga saat ini sebanyak 1,7 juta liter air telah didistribusikan kepada lebih dari 200 ribu warga terlanda kekeringan. "Jumlah itu belum termasuk bantuan dari berbagai pihak termasuk swasta,"
imbuhny.
Sedangkan Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Pati Sutarno mengatakan dari puluhan desa terlanda kekeringan di daerah ini telah digelontorkan bantuan air bersih hingga 1,3 juta liter l, karena jumlah warga alami kekeringan terus meningkat dari sebelumnya 26.791 jiwa (5.206 keluarga) menjadi 37.114 jiwa (7.949 keluarga).
Kepala BPBD Demak Agus Nugroho Luhur Pambudi secara terpisah mengatakan dari 38 desa tersebar di 12 kecamatan terlanda kekeringan, saat ini sebanyak 36.571 jiwa membutuhkan bantuan air bersih. "Kita telah gelontorkan 1,3 juta liter air bersih untuk warga terlanda kekeringan itu," ujarnya. (Z-3)
Warga protes karena sulit mendapat distribusi air bersih yang sudah berlangsung selama tiga bulan terakhir.
Warga kerap mengonsumsi air yang sudah terkontaminasi dengan abu vulkanis.Meskipun sudah dimasak hingga mendidih, mereka masih sering mengalami sakit perut.
MASYARAKAT Kabupaten Bekasi meminta agar Pemerintah Kabupaten Bekasi menjadikan penuntasan krisis air bersih sebagai program prioritas dalam lima tahun ke depan
Kekurangan air bersih kembali menjadi sorotan utama di Kecamatan Kao Barat, Kabupaten Halmahera Utara, usai banjir besar yang melanda wilayah tersebut pada 24 April 2025
Menurut laporan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tahun 2020, beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami kelangkaan atau krisis air bersih pada 2045.
"Di Bangka ini kalau musim kemarau, di titik-titik tertentu warga kesulitan mencari air bersih, bahkan hingga membeli,"
(BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengintensifkan pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah Jabodetabek selama 24 jam sejak 7 Juli 2025
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) pada 7-11 Juli 2025 untuk percepatan penanganan darurat banjir di area Jakarta Raya.
Pemprov Riau mendapatkan bantuan berupa satu unit helikopter water bombing untuk membantu pemadaman Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau.
BNPB menyebut wilayah Indonesia masih akan dipengaruhi oleh dinamika atmosfer. Kondisi itu membuat ancaman bencana hidrometeorologi juga masih akan mengintai.
BNPB mencatat 18 kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (24/6) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (25/6) pukul 07.00 WIB.
Sebagai bentuk respons, BPBD Kabupaten Demak bersama sejumlah pihak melakukan penanganan darurat, termasuk penutupan tanggul, pompanisasi di titik kritis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved