Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Inflasi di Jawa Tengah Dipicu Kenaikan Harga Beras

Akhmad Safuan
02/9/2023 16:30
Inflasi di Jawa Tengah Dipicu Kenaikan Harga Beras
Warga membawa sembako yang dibeli pada acara gerakan pasar murah, Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis (31/8/2023).(Antara/Oky Lukmansyah.)

KENAIKAN harga beras menjadi pemicu inflasi hingga 0,003% di Jawa Tengah pada Agustus. Padahal beberapa jenis barang mampu menahan laju inflasi seperti turunnya harga telur, bawang, angkutan udara, daging ayam ras, dan tarif kendaraan roda empat daring.

"Betul pemicu inflasi selama Agustus lalu ialah kenaikan harga beras. Akibat kemarau, pasokan beras berkurang," kata Kepala BPS Jawa Tengah Dadang Hardiwan, Sabtu (2/9/2023).

Meskipun demikian, inflasi di masing-masing daerah berbeda. Kota Tegal, lanjutnya, merupakan pemasok inflasi tertinggi dengan 0,06%, Kota Cilacap 0,04%, Kota Surakarta 0,03%, Kota Kudus dan Kota Semarang masing-masing 0,02%, serta Kota Purwokerto 0,01%.

Baca juga: Kebakaran Hutan Gunung Sumbing Belum Berhasil Dipadamkan

Namun inflasi terjadi akibat dipicu kenaikan harga beras, ungkap Dadang Hardiwan, dapat tertahan karena turunnya beberapa jenis yakni telur, bawang, angkutan udara, daging ayam ras, dan tarif kendaraan roda empat daring.

Jika dibandingkan tahun sebelumnya, menurut Dadang Hardiwan, inflasi tahun kalender hingga Agustus 2023 di angka 1,57%. Padahal di Agustus 2022 mencapai 3,29%.

Kembali naik

Berdasarkan pantauan Media Indonesia kenaikan harga beras terus terjadi. Bahkan beras premium di beberapa pasar tradisional di pantura Jawa Tengah mencapai Rp15.000 per kilogram. Sedangkan rata-rata sejak akhir Agustus hingga awal September ini harga beras naik Rp500 hingga Rp1.500 per kilogram.

Baca juga: Puncak Perayaan Yaqowiyu Jatinom Sebar Kue Apem 8 Ton

"Harga beras terus naik. Sebenarnya stok di pedagang masih cukup hingga 2-3 bulan ke depan, tetapi pasokan dari petani turun akibat kemarau ini," kata Martani, pedagang di Pasar Grosir Beras Dargo, Kota Semarang.

Hal serupa juga diungkapkan Rahayu, 45, pedagang beras di Pasar Grogolan, Kota Pekalongan. Kenaikan harga harga beras terjadi sejak Juli lalu dan hampir setiap pekan naik, karena di beberapa daerah tidak ada panen serta petani memilih menyimpan gabahnya. "Di penggilingan padi harga juga sudah naik," imbuhnya.

Ketua Kelompok Tani Minteng, Demak Nur Chabib, mengaku anggotanya saat ini memilih menyimpan gabah untuk kebutuhan sendiri daripada menjual. Ini karena lama kemarau tidak dapat diprediksi. "Kami tidak dapat menanam karena sungai dan saluran air irigasi mengering," ujarnya. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya