Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KENAIKAN harga beras menjadi pemicu inflasi hingga 0,003% di Jawa Tengah pada Agustus. Padahal beberapa jenis barang mampu menahan laju inflasi seperti turunnya harga telur, bawang, angkutan udara, daging ayam ras, dan tarif kendaraan roda empat daring.
"Betul pemicu inflasi selama Agustus lalu ialah kenaikan harga beras. Akibat kemarau, pasokan beras berkurang," kata Kepala BPS Jawa Tengah Dadang Hardiwan, Sabtu (2/9/2023).
Meskipun demikian, inflasi di masing-masing daerah berbeda. Kota Tegal, lanjutnya, merupakan pemasok inflasi tertinggi dengan 0,06%, Kota Cilacap 0,04%, Kota Surakarta 0,03%, Kota Kudus dan Kota Semarang masing-masing 0,02%, serta Kota Purwokerto 0,01%.
Baca juga: Kebakaran Hutan Gunung Sumbing Belum Berhasil Dipadamkan
Namun inflasi terjadi akibat dipicu kenaikan harga beras, ungkap Dadang Hardiwan, dapat tertahan karena turunnya beberapa jenis yakni telur, bawang, angkutan udara, daging ayam ras, dan tarif kendaraan roda empat daring.
Jika dibandingkan tahun sebelumnya, menurut Dadang Hardiwan, inflasi tahun kalender hingga Agustus 2023 di angka 1,57%. Padahal di Agustus 2022 mencapai 3,29%.
Berdasarkan pantauan Media Indonesia kenaikan harga beras terus terjadi. Bahkan beras premium di beberapa pasar tradisional di pantura Jawa Tengah mencapai Rp15.000 per kilogram. Sedangkan rata-rata sejak akhir Agustus hingga awal September ini harga beras naik Rp500 hingga Rp1.500 per kilogram.
Baca juga: Puncak Perayaan Yaqowiyu Jatinom Sebar Kue Apem 8 Ton
"Harga beras terus naik. Sebenarnya stok di pedagang masih cukup hingga 2-3 bulan ke depan, tetapi pasokan dari petani turun akibat kemarau ini," kata Martani, pedagang di Pasar Grosir Beras Dargo, Kota Semarang.
Hal serupa juga diungkapkan Rahayu, 45, pedagang beras di Pasar Grogolan, Kota Pekalongan. Kenaikan harga harga beras terjadi sejak Juli lalu dan hampir setiap pekan naik, karena di beberapa daerah tidak ada panen serta petani memilih menyimpan gabahnya. "Di penggilingan padi harga juga sudah naik," imbuhnya.
Ketua Kelompok Tani Minteng, Demak Nur Chabib, mengaku anggotanya saat ini memilih menyimpan gabah untuk kebutuhan sendiri daripada menjual. Ini karena lama kemarau tidak dapat diprediksi. "Kami tidak dapat menanam karena sungai dan saluran air irigasi mengering," ujarnya. (Z-2)
rumah adat Jawa Tengah yang dikelompokkan menjadi lima macam, termasuk joglo yang paling terkenal karena keunikan arsitekturnya
senjata tradisional Jawa Tengah sebagai warisan perjuangan bernilai filosofi tinggi dan kini masih bisa ditemukan di kalangan masyarakat Jawa
tarian Jawa Tengah yang merepresentasikan tentang berbagai macam kisah yang dibalut dalam pertunjukan seni menarik
pakaian adat Jawa Tengah yang terdiri dari berbagai jenis pakaian dan aksesoris, sering digunakan dalam upacara resmi dan mengandung filosofi mendalam
Di Jawa Tengah terdapat banyak makanan khas yang selalu menjadi favorit wisatawan. Bahkan, makanan khas Jawa Tengah ini juga sudah banyak di jual di luar wilayahnya.
Letak geografis yang beragam menjadi salah satu penentu keragaman bahan pangan yang lantas dioleh menjadi panganan khas wilayah setempat.
Cabai rawit hijau mengalami kenaikan harga dari sebelumnya Rp40 ribu per kilogram kini dijual Rp50 ribu per kilogram.
Harga sayuran, di antaranya seluruh jenis cabai, harganya turun.
Harga beras sudah cukup stabil. Tapi dengan memasukinya musim panen padi yang diperkirakan bulan ini, kami harapkan harganya bisa kembali normal.
Beras kualitas premium kini dijual Rp15 ribu/kg dari sebelumnya Rp13 ribu. Sementara beras medium, kini dijual Rp13 ribu dari sebelumnya Rp11 ribu.
Tingginya harga beras mengakibatkan masyarakat mengurangi pembelian karena mereka lebih tertarik membeli beras yang harganya murah
DUA hari menjelang Pemilu 2024, harga beras di Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) mengalami kenaikan yang signifikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved